BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada
hakekatnya seluruh umat manusia dilahirkan kemuka bumi ini adalah untuk
mendapatkan pendidikan. Apalagi yang paling penting pendidikan agama. Didalam
ilmu agama, ada salah satu ilmu yang mempelajari tentang B. arab yaitu bahasa
yang dipakai dalam Al-qur’an. Oleh karena itu , menurut kaidah agama islam
mengerti akan tata bahasa arab bagi mereka yang ingin memahami Al-qur’an
hukumnya pardu ain . begitu juga di Institut agama Islam Cipasung .
1.2 Maksud dan Tujuan
a. Mampu memahami pengertian fiqhullughah .
b. Mengetahui sejarah perkembangan bahasa arab .
c. Mampu memahami lahjah atau dialek.
d. Mampu memahami isytiqoq.
e. Mamapu memahami pengertian I’rob dan contoh-
contohnya .
f. Mampu memahami tentang majaz.
g. Mampu memahami tentang nahtun atau singkatan dalam
bahasa arab .
h. Mampu memahami ta’rib .
i.
Mampu
memahami perbedaan fusha dan ‘amiyah .
j.
Mampu
memahami tentang dakhil .
1.3 Rumusan masalah
a. Bagaimana pengertian dari fiqhullughah menurut bahasa dan istilah ?
b. Bagaimanakah sejarah tentang perkembangan bahasa
arab ?
c. Bagaimana dialek dalam bahasa arab ?
d. Bagaimana pemahaman anda tentangisytiqoq dalam bahasa arab ?
e. Berikan contoh dari I’rob !
f. Bagaimana pengertian tentang majaz ?
g. Bagaimana pengertian tentang nahtun ?
h. Bagaimana pengertian fusha dan ‘amiyah ?
i.
Bagaimana
pengertian dakhil ?
1.4 Sistematika
a. Cover
b. Kata pengantar
c. Daftar isi
d. Bab I Pendahuluan
e. Latar belakang
f. Maksud dan tujuan
g. Rumusan masalah
h. Sistematika
i.
Bab
II Pembahasan
j.
Bab
III Penutup
k. Daftar Pustaka
BAB
II
PEMBAHASAN
A
. PENGERTIAN TENTANG FIQHULLUGHAH
Fiqih lughah (فقه اللغة) secara
etimologis (لغة)
adalah : Memahami bahasa serta
hakikatnya (فهم اللغة وإدراك كنهها).
Fiqih lughah (فقه
اللغة) secara terminologis (اصطلاحا) adalah : Ilmu
yang mengkaji problematika bahasa, dari aspek bunyi, kosa kata, struktur,
karakteristik fonologis, morfologis, sintaksis dan semantik. Ilmu ini juga
mengkaji tentang dialek serta problem-problem yang muncul sekitar bahasa.
(العلم
الذي يعنى بدراسة قضايا اللغة, من حيث أصواتها ومفرداتها وتراكيبها وفى خصائصها
الصوتية والصرفية والنحوية والدلالة, وما يطرأ عليها من تغيرات وماينشأ من لهجات
ومايثار حول العربية من قضايا وما تواجه من مشكلات إلى غير ذلك مما يجري ويدور فى
فلكه )Fiqih lughah (فقه اللغة):هو العلم يعنى بفهم اللغة ودراسة قضاياها
وموضوعاتها (Ilmu yang mengkaji bahasa; objek-objek
serta problematikanya).
B
. SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA ARAB
Orang
Arab sangat mencintai bahasa Arab hingga tingkat mensakralkan. Mereka memandang
otoritas yang ada dalam bahasa Arab tidak hanya mengekspresikan kekuatan
bahasa, tetapi juga kekuatan mereka. Mengapa demikian? sebab hanya orang Arab
yang mampu menguasai bahasa ini dan menaikkannya sampai tingkat ekspresi Bayani
yang membedakan mereka dari yang lain. Dari sebab ini tidaklah heran kalau
bahasa Arab kaya akan kosakata terutama pada konsep-konsep yang berkenaan
dengan kebudayaan dan kehidupan mereka sehari-hari. Kata Unta, Kuda, Pasir,
Kurma dan Tenda, misalnya, memiliki puluhan bahkan ratusan kosakata untuk
mengungkapkan jenis, kualitas, kondisi dan jumlahnya. Kecintaan orang Arab akan
bahasanya ini, membuat bahasa Arab begitu cepat berkembang. Namun ada banyak
faktor lainnya yang mempengaruhi bahasa Arab berkembang sedemikian cepat, yang
terpenting di antaranya adalah datangnya Islam.
Para
pembahas dan ahli linguistik sependapat bahwa peristiwa terpenting dalam
sejarah perkembangan bahasa Arab adalah datangnya Islam dan tersebarnya agama
Rahmatan LilAlamin ini sampai meluas ke berbagai daerah dari Asia Tengah sampai
Afrika Barat. Didorong oleh jiwa dan semangat keagamaan yang tinggi, para
pemeluk Islam mempunyai kecintaan untuk selalu membaca dan mempelajari
al-Quran, baik dalam konteks Taabbud (ibadah) atau sekedar Tilawah (membaca)
semata-mata. Bahasa Arab adalah "bahasa statis" dan terkungkung oleh
batas-batas kesukuan. Ia tidak lain hanya merupakan bahasa orang-orang badui
yang bermukim di bagian utara semenanjung Arabia, dan sebagian tersebar di
sebagian daerah Syam dan Irak, serta menjadi bahasa bagi penduduk kota-kota di
daerah utara semenanjung Arabia. Namun setelah itu, Islam berkembang dan meluas
ke berbagai daerah di semenanjung Arabia, bahkan hingga benua yang berbeda.
Pada zaman pemerintahan Umar bin Khattab (13-73 H), orang-orang Arab yang
mendatangi berbagai negeri baru itu, dilarang untuk memiliki hak kepemilikan
tanah di daerah-daerah yang mereka tempati. Sebaliknya mereka diharuskan untuk
tinggal dan menetap di perkemahan-perkemahan yang letaknya jauh dari kota.
Perkemahan-perkemahan inilah yang kelak menjadi kota baru yang bercorak Islam
seperti Basrah, Kufah, dan Fustat. Dan inilah yang menjadi sebab menguatnya
kesatuan bahasa Arab sejalan dengan semakin berkurangnya kebiasaan berbahasa
yang semula dibawa dari masing-masing kabilah.
C.
PENGERTIAN TENTANG LAHJAH ( DIALEK )
Bahasa
Arab adalah salah satu bahasa Semitik Tengah, yang termasuk dalam rumpun
bahasa Semitik dan berkerabat dengan bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa
Neo Arami. Bahasa Arab memiliki lebih banyak penutur daripada bahasa-bahasa
lainnya dalam rumpun bahasa Semitik. Ia dituturkan oleh lebih dari 280
juta orang sebagai bahasa pertama, yang mana sebagian besar tinggal di Timur
Tengah dan Afrika Utara. Bahasa ini adalah bahasa resmi dari 25 negara, dan
merupakan bahasa peribadatan dalam agama Islam karena merupakan bahasa yang
dipakai oleh Al-Qur’an.
III.
Dialek
"Arab
Umum" atau "Al-'Arabiyyah Al-'Ammiyah" adalah bahasa Arab yang
dipakai dalam percakapan sehari-hari di dunia Arab, dan amat berbeda dengan
Bahasa Arab tulisan. Perbedaan dialek paling utama ialah antara Afrika Utara (Arab
Maghrib) dan bagian Timur Tengah (Hijaz). Faktor yang menyebabkan
perbedaan dialek bahasa Arab ialah pengaruh substrat (bahasa yang digunakan
sebelum bahasa Arab datang). Seperti misalnya pada kata yakūn (artinya
"itu"), di Irak disebut aku, di Palestina fih, dan di Magribi disebut
kayən.
3.1
Daftar dialek utama di Arab adalah sebagai berikut:
* Dialek Mesir مصري : Dipakai oleh sekitar 76 juta rakyat
Mesir.
* Dialek Maghribi مغربي : Dipakai oleh sekitar 20 juta rakyat Afrika Utara.
* Dialek Levantine : Disebut juga Dialek Syam. Dipakai di Syria, Palestina, Lebanon dan Gereja Maronit Siprus.
* Dialek Iraq عراقي : Mempunyai perbedaan khusus, yaitu perbedaan dialek di utara dan selatan Iraq
* Dialek Arab Timur بحريني : Dipakai di Oman, di Arab Saudi dan di Irak bagian Barat.
* Dialek Teluk خليجي : Dipakai di daerah Teluk, yaitu di Qatar, Uni Emirat Arab dan Saudi Arabia.
* Dialek Maghribi مغربي : Dipakai oleh sekitar 20 juta rakyat Afrika Utara.
* Dialek Levantine : Disebut juga Dialek Syam. Dipakai di Syria, Palestina, Lebanon dan Gereja Maronit Siprus.
* Dialek Iraq عراقي : Mempunyai perbedaan khusus, yaitu perbedaan dialek di utara dan selatan Iraq
* Dialek Arab Timur بحريني : Dipakai di Oman, di Arab Saudi dan di Irak bagian Barat.
* Dialek Teluk خليجي : Dipakai di daerah Teluk, yaitu di Qatar, Uni Emirat Arab dan Saudi Arabia.
3.2 Sementara beberapa
dialek lainnya adalah:
* Dialek Hassānīya حساني : Dipakai di Mauritania dan Sahara Barat
* Dialek Sudan سوداني : Dipakai di Sudan dan Chad
* Dialek Hijazi حجازي : Dipakai di daerah barat dan utara Arab Saudi dan timur Yordania
* Dialek Najd نجدي : Dipakai di Najd, Arab Saudi
* Dialek Yamani يمني : Dipakai di Yaman
* Dialek Andalus أندلسي : Dipakai di Andalus sampai abad ke-17
* Dialek Sisilia سقلي : Dipakai di Sisilia
* Dialek Sudan سوداني : Dipakai di Sudan dan Chad
* Dialek Hijazi حجازي : Dipakai di daerah barat dan utara Arab Saudi dan timur Yordania
* Dialek Najd نجدي : Dipakai di Najd, Arab Saudi
* Dialek Yamani يمني : Dipakai di Yaman
* Dialek Andalus أندلسي : Dipakai di Andalus sampai abad ke-17
* Dialek Sisilia سقلي : Dipakai di Sisilia
D. PEMBAHASAN TENTANG
ISYTIQOQ
لفظ عربي => الأشتقاق
=> تعريف : أحد كلمةمن كلمة مع مناسبة
بينهما لفظ و معن وتعبيرا
Mengambil
satu kata kedalam kata yang lain serta ada keserasian antara lapad dan dalam
ungkapan lapadnya .
=>اقسام
لأشتقاق => اشتقاق صغير : ان يكون بين
اللفظين تناسب فى المعنى والحروف والترتيب
Mengubah
dua lapad dengan tetap memperhatikan keserasian lapad , ma’na, urutan . istilah
lain Isytiqoq shogir adalah tashrif .
=>
اشتقاق كبير : ان يكون بين اللفظين تناسب فى المعنى والحروف ولا فى
الترتيب
Mengubah
satu kata pada kata yang lain dengan tetap memperhatikan ma’na , huruf, kecuali
dalam urutan . contoh : حمد - مدح
=>
اشتقاق اكبر : ان يكون بين اللفظين تناسب فى الجنس المعنى فى الخا رج الحروف .
˚◦♥◦˚الأشتقق˚◦♥◦˚
Isytiqâq
artinya derivasi atau turunan. Misalnya, kata i‘tashimû/ اعْتَصِمُوا dalam ayat wa-‘-tashimû bi hablillâhi
jamî‘an walâ tafarraqû/ وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ
اللهِ جَمِيعاً وَلاَ تَفَرَّقُوا (QS Ali Imran [3]: 103) itu musytaqq/
مُشْتَقّ (yakni merupakan turunan atau derivan,
atau terambil dari) kata ‘ashama (عَصَمَ).
Kata rahmân/ رَحْمن dan rahîm/ رَحِيم kedua-duanya musytaqq (derivan,
terambil dari kata) rahima/ رحم.
Dan seterusnya.
Di
dalam Ilmu Bahasa Arab (Linguistik Arab) ada cabang linguistik yang disebut ‘ilm
al-isytiqâq/ علم الاشتقاق, yakni cabang
linguistik yang secara khusus mencari/ atau menemukan adanya keterkaitan antara
dua lafal (dua kata) dalam hal makna dan strukturnya, untuk kemudian diketahui
mana kata yang berasal dari kata yang lain dan mana yang turunannya. Dalam
bahasan Ilmu Bahasa Arab klasik, cabang ini lebih dikenal dengan istilah maqâyîs
al-lughah/ مقاييس اللغة. Oleh karena itu, Ibn
Fâris menamakan kamus yagn dia susunan dengan nama Maqâyîs al-Lughah
karena dia sangat memperhatikan keterkaitan makna antara satu kata dengan kata
lainnya yang mempunyai akar yang sama. Untuk diketahui, Bahasa Arab adalah
salah satu bahasa dunia yang bersifat sangat derivatif. Artinya, dari satu kata
dapat dibentuk sekian banyak kata baru dengan makna baru tetapi masih memiliki
keterkaitan erat. Berbeda dengan Bahasa Indonesia.
Sedangkan
Semantik merupakan cabang linguistik yang mempelajari makna yang terkandung
dalam suatu bahasa. Dalam bahasa Arab, semantik disebut ‘ilm ad-dilâlah/
علم الدلالة. Obyek yang menjadi pembahasan Semantik
adalah kata dan [perkembangan] maknanya. Misalnya kata shahâbah/ صَحَابَة. Kata yang berasal dari akar shahiba/
صَحِبَ (ص ح ب) ini berart ‘teman’,
‘sahabat’ secara umum. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya, kata shahâbah/
صحابة lebih dikenal dengan makna
‘sahabat-sahabat Nabi saw.’ saja. Ini artinya telah terjadi penyempitan makna
pada kata itu. Pergeseran makna ini menjadi salah satu bidang bahasan Semantik.
Selain itu, Semantik juga membahas perluasan makna suatu kata.
B. Jenis-Jenis
Isytiqaq (Derivasi)
1.
Minor (Asgar)
2.
Menengah (Kabir)
3.
Mayor (Akbar)
C. Beberapa
Pandangan Mengenai Isytiqaq
1.
Menurut Tamam Hasan isytiqâq adalah kata-kata yang mempunyai bentuk yang
berbeda tetapi mempunyai keterkaitan dalam tiga huruf asli pada fa’, ‘ain dan
lam fi`ilnya. Ibrahim Anis berpendapat isytiqâq adalah proses pengeluaran lafal
dari lafal atau bentuk (sighah) dari bentuk yang lain. Selain itu Anis juga mengutip
sebuah definisi mengenai isytiqâq dengan “mengeluarkan lafal dari yang lain
yang sama dalam segi makna dan huruf aslinya.
Dalam Mu’jam Maqâyis al-Lughah dinyatakan bahwa setiap kata yang mempunyai bentuk dasar dari Syin dan Qaf maka ia mempunyai arti pergumulan dalam sesuatu. Termasuk dalam hal isytiqâq yang mempunyai arti perubahan dalam kalam dari sisi kanan dan kiri dengan meninggalkan tujuan.
Dalam Mu’jam Maqâyis al-Lughah dinyatakan bahwa setiap kata yang mempunyai bentuk dasar dari Syin dan Qaf maka ia mempunyai arti pergumulan dalam sesuatu. Termasuk dalam hal isytiqâq yang mempunyai arti perubahan dalam kalam dari sisi kanan dan kiri dengan meninggalkan tujuan.
2.
Al-Jurjâni dalam karyanya, al-Ta’rifat, mendefinisikan Isytiqâq dengan
membentuk suatu lafal dari yang lain dengan syarat ada keterkaitan antara makna
dan urutan dan berubah dalam syighatnya. Ia juga menyebutkan secara langsung
mengenai isytiqâq shaghîr, isytiqâq kabîr dan isytiqâq akbar. Isytiqâq shaghir
yaitu antara dua lafal berkaitan dalam huruf dan urutannya. Isytiqâq kabîr
yaitu antara dua lafal berkaitan dalam lafal dan makna bukan urutannya.
Isytiqâq akbar yaitu antara lafal berkaitan dalam makhrajnya.
D.
Bentuk-Bentuk Kata yang Musytaq dari kata asalnya
Isim
Musytaq yaitu isim yang
digunakan untuk menyebut suatu nama tertentu, dan diambil dari perubahan bentuk
dalam tashrifan. Misalnyaكتاب كاتب مكتوب مكتب yang digunakan untuk menyebut
tulisan, penulis, yang ditulis, tempat menulis yang terambil dari perubahan
dalam tashrifan كتب يكتب كتاب كاتب مكتوب
مكتب. Inilah yang disebutIsim Musytaq.
Ciri
– ciri Isim Musytaq adalah :
v
Terdiri dari kata benda yang diambil dari fi'il
v
menunjukkan sifat dan pelaku
v
Pembagian Isim Musytaq
Isim
Musytaq memiliki bagian sebagai
berikut :
- Isim Fa'il فَاعِل اِسْم atau Pelaku (yang melakukan
pekerjaan).
Isim
Fa'il ada dua wazan (pola
pembentukan) yaitu:
فَاع bila berasal dari Fi'il Tsulatsi (Fi'il yang
terdiri dari tiga huruf)
مُفْعِلٌ bila berasal dari Fi'il yang lebih dari
tiga huruf
Fi'il
|
Isim
Fa'il
|
يَعْلَمُ - عَلِمَ =
mengetahui
|
عَالِمٌ = yang mengetahui
|
يَنَامُ - نَامَ =
tidur
|
نَائِمٌ = yang tidur
|
أَسْلَمَ - يُسْلِمُ =
menyerah
|
مُسْلِمٌ = yang menyerah
|
أَنْفَقَ - يُنْفِقُ =
berinfak
|
مُنْفِقٌ = yang berinfak
|
Disamping
itu dikenal pula istilah bentuk Mubalaghah مُبَالَغَة dari Isim Fa'il yang
berfungsi untuk menguatkan artinya. Contoh:
Fi'il
|
Isim Fa'il
|
Isim Mubalaghah
|
عَلِمَ-يَعْلَمُ
|
عَالِمٌ
|
عَلِيْمٌ / عَلاَّمٌ =
yang sangat mengetahui
|
غَفَرَ-يَغْفِرُ
|
غَافِرٌ
|
غَفُوْرٌ / غَفَّارٌ =
yang suka mengampuni
|
- Sifat Musyabbahah مُشَبَّهَة صِفَة ialah Isim yang
menyerupai Isim Fa'il tetapi lebih condong pada arti sifatnya
yang tetap. Misalnya:
Fi'il
|
Isim Fa'il
|
Sifat Musyabbahah
|
فَرِحَ-يَفْرَحُ = senang
|
فَارِحٌ
|
فَرِحٌ = orang senang
|
عَمِيَ-يَعْمَى = buta
|
عَامِيٌ
|
أَعْمَى = orang buta
|
جَاعَ-يَجُوْعُ = lapar
|
جَائِعٌ
|
جَوْعَانٌ = orang kelaparan
|
E.
Karya-Karya Ulama dalam Masalah Istytiqaq
Diantara
Karya-Karya Para Ulama mengenai Isytiqaq yaitu:
1.
Ibn Dahiyah dalam kitabnya al-Tanwir sebagaimana dikutip oleh al-Suyuthi,
isytiqâq kalam Arab yang langka,dan isytiqaq ini langsung dari Allah swt.
2.
Al-Suyuthi menyatakan bahwa orang yang berpendapat bahwa bahasa tidak ada
isytiqaqnya adalah syadz, Jalâl al-Dîn al-Suyuthi, al-Muzhir, jilid I., h. 345
Shubhi al-Shaleh, Dirâsah fi Fiqh al-Lughah (Beirut: Dâr al-‘ilm lil Malayîn, 1979), h. 175
Shubhi al-Shaleh, Dirâsah fi Fiqh al-Lughah (Beirut: Dâr al-‘ilm lil Malayîn, 1979), h. 175
.E. PEMBAHASAN TENTANG
I”ROB
Yang
dimaksud dengan I’rob adalah :
الأعراب هو تغيير اواخر الكلم
لاختلافالعوامل الداخلة عليها لفظ او تقديرا
I’rob
ialah perubahan akhir kalimat karena perbedaan amil yang memasukinya , baik
secara lafaz ataupun secara perkiraan.
Contoh
perubahan secara lafaz :
=
zaed telah datang
= aku telah melihat Zaed .
=
aku telah berpapasan dengan Zaed .
Contoh perubahan secara diperkirakan
:
= dia merasa takut .
= dia tidak akan merasa takut .
= telah datang seorang pemuda .
علم
البلاغة : تعريف : قواعد حسن فهم لأسلوب
وافهامه .
شروط البلاغة : =>االفصاحة = > فصاحة
الكلمة
فصاحةالكلام
=>مطابقة الكلام => لمقتض الحال : علم المعنى
=> تحسين : البديع
فصاحة
الكلمة : (تنا فرالحروف ) ذوق لغوي
( غرابة ) قاموس
( مخالفة القياس ) علم الصرف
فصاحة
الكلام : (تنا فرالحروف ) ذوق لغوي
( تعقيدالمعنوى ) علم البيان
(
ضعف تأ ليف وتعقيد اللفظى => علم انحوى
مجاز
=> تعريف :لفظ مستعمل فى غير لعلاقة وقرينة حائقة من ارادة لمعنى الاصلي .
Satu lapad yang
dipergunakan bagi selain makna hakikinya karena ada alaqoh , dan tanfa yang
menghalangi penggunaan makna asli , m’na asal , makna yang sesungguhnya .
أركان => *
معنى اصلي
ma’na asal / ma’na yang sesungguhnya :
* معنى
فرعي
ma’na kaisan :
* قرينة
indikasi / tanda :
* علاقة hubungan antara
ma’na asli dan ma’na far’i < = مشابهة
( مجاز استعارق)
=> غير مشابهة ( مجاز مرسل )
Contoh
analisa : هذا حجر يتكلم عن حياتى
حجر : مجاز قرينة
: يتكلم عن حياتى
معن اصلى :
batu علاقة : مجاز استعارق
G. PEMBAHASAN TENTANG NAHTUN ( SINGKATAN BAHASA ARAB)
نحت => نسبي => أصلي : - عبدالشمس - عبدالدار - بنى العنبر
=> منحوت : - عبشمى - عبدري - بلعنبر ر
=> فعلي => أصلي : - بسم الله - الحمدلله - لاحول ولاقوة
= > منحوت : - بسمل - حمدل - حولق
=> اسمي => أصلي : حب ووقر
=> منحوت : حبقر
=> وصفي => أصلي : ضبط – وضبر
=> منحوت : ضطبر
H. PEMBAHASAN TENTANG TA’RIB
Yang dimaksud dengan ta’rib adalah
penyerapan unsur – unsur asing baik berupa kata maupun istilah . dari
penelitian yang dilakukan, diketahui nahwa ta’rib kata dan istilah asing
dilakukan dengan tiga cara : yakni penyerapan, penerjemahan, dan pembentukan
istilah baru . penanganan pengembangan bahasa arab meliputi ta’rib dan
terjemahan ini dikerjakan oleh ahli bahasa , atau leksiografi .
Ta’rib dapat dibagi menjadi dua
macam :
1 . ta’rib makna adalah membuat isim ‘arabi
menjadi isim a’jami , ini ta‘rib yang mashur yang mudah dipahami dan dilakukan
oleh kamus dan lembaga- lembaga bahasa . misalnya windows jika diarabkan
menjadi : النوافد
dan Microsoft
menjadi : الديق
اللطيف
2 . ta’rib isti’mal adalah
penggunaan isim ‘ajam dalam pola bahasa arab , yakni memproses menurut cara
bahasa arab ,membentuknya dan memperlakukannya menurut wajan, binyah, dan kaidah – kaidahnya .
hingga bertabia’at arab yang fasih , sekalipun berasal dari ajam . ta’rib ini
banyak dalam bahasa arab Aal- qur’an yang mempunyai asal usulnya sendiri dalam
bahasa ajam nya seperti istabroq .seperti istilah االحاسوب
dan الأنترات baik berupa isim alam seperti : situs ,
program, dan bahasa pemograman .
I
. PEMBAHASAN TENTANG FUSHA DAN ‘ AMIYAH
Arobiyah fusha adalah bahasa arab resmi. Artinya, bahasa
arab yang yang digunakan oleh Allah dalam al qur'an, hadits rasulullah, para
akademisi, pemberitaan internasional, diskusi resmi, serta bahasa arab yang
disepakati oleh seluruh negara arab. Selainnya, ada bahasa arab 'amiyah. Bahasa
arab harian yang dipakai sehari-hari oleh masyarakat arab hari ini. Atau,
dikenal juga dengan istilah bahasa arab pasaran.
Nah, bahasa arab fusha adalah bahasa arab kualitas nomor
satu. Bahasa yang
disepakati oleh seluruh Negara arab, juga bahasa komunikasi even internsional.
Bahasa yang mengenal keteraturan, sastra, dan pilihan kata yang baik.
Sebaliknya, bahasa amiyah atau
bahasa arab pasaran, negara arab yang satu dengan yang lain berbeda-beda.
Sama-sama bahasa arab, tapi berbeda. Banyak kata-kata yang tidak sama. Meskipun
secara umum masyarakat arab saling memahami antara amiyah satu daerah dengan daerah yang lain, namun ada
juga amiyah yang benar-benar orang arab tidak banyak yang faham.
# perbedaan bahasa arab
fushah dengan bahasa arab Amiyah
Bahasa
Arab fusha (ragam standar). Menurut Emil Badi’ Ya’qub, bahasa Arab fusha adalah
bahasa yang digunakan dalam al Qur-an, situasi-situasi resmi, penggubahan
puisi, penulisan prosa dan juga ungkapan-ungkapan pemikiran (tulisan-tulisan
ilmiah). Secara umum bahasa ini dapat diklasifikasikan dalam dua tingkatan,
yaitu Bahasa Arab Klasik yang digunakan dalam bahasa al Qur-an dan Bahasa Arab
Standar Modern yang digunakan dalam bahasa ilmiah.
Bahasa Arab ‘amiyyah Menurut Emil Badi’ Ya’qub, bahasa ‘amiyyah atau yang sering dikenal dengan al-Lahjah adalah bahasa yang digunakan dalam urusan-urusan biasa (tidak resmi), dan yang diterapkan dalam keseharian (istilah familiarnya bahasa gaul; yarab,,). Bahasa ini tidak lain adalah bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Ada beberapa istilah tentang istilah variasi bahasa, yaitu idiolek, dialek dan ragam. Idiolek adalah variasi atau ragam bahasa yang bersifat perseorangan. Dialek adalah bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat pada suatu tempat (dialek regional/area/geografi) atau suatu waktu (dialek temporal/kronolek). Adapun ragam adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi, keadaan, atau untuk keperluan tertentu.Hubungan antara bahasa Arab ‘amiyyah dengan bahasa Arab fusha seharusnya dapat dijelaskan secara gamblang. Oleh karena itu, secara garis besar kita mungkin dapat membedakannya sebagai berikut :
1. Bahasa Arab Klasik atau Bahasa Arab Al Qur-an lebih mengacu secara spesifik pada grammar dan penggunaan Al Qur-an hingga sampai pada masa kekhalifahan.
2. Bahasa Arab Formal Kontemporer lebih mengacu secara spesifik pada grammar bahasa Arab dan penggunaannya pada abad ke-20. Termasuk dalam kategori ini, kita mungkin saja menekankan penulisan bahasa Arab secara formal sekalipun terkadang menimbulkan sebuah kesalahan besar dengan mengabaikan penulisan secara informal atau spoken Arabic.
3. Bahasa Arab ‘Amiyyah atau Spoken Arabic mengacu pada bentuk bahasa Arab yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Perlu dicatat bahwa bagaimanapun juga orang-orang Arab yang tak berpendidikan jarang sekali menggunakan bahasa formal dan klasik dalam percakapan mereka contoh perbedaan yang sakral antara Bahasa Fusha dengan Bahasa Amiyah
1 . Kucing = Bahasa Fushanya => هرة tapi bahasa Amiyahnya قطة dan dibacanya (ittoh)
2. Apa = Bahasa Fushanya ماذا Bahasa Amiyahnya أيه dibacanya (Eeh), E nya E tempe…
3. Ya = Bahasa Fusha nya نعم Bahasa Amiyahnya أيوه dibacanya (Aiwah)
J . PEMBAHASAN TENTANG DAKHIL
Bahasa Arab ‘amiyyah Menurut Emil Badi’ Ya’qub, bahasa ‘amiyyah atau yang sering dikenal dengan al-Lahjah adalah bahasa yang digunakan dalam urusan-urusan biasa (tidak resmi), dan yang diterapkan dalam keseharian (istilah familiarnya bahasa gaul; yarab,,). Bahasa ini tidak lain adalah bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Ada beberapa istilah tentang istilah variasi bahasa, yaitu idiolek, dialek dan ragam. Idiolek adalah variasi atau ragam bahasa yang bersifat perseorangan. Dialek adalah bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat pada suatu tempat (dialek regional/area/geografi) atau suatu waktu (dialek temporal/kronolek). Adapun ragam adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi, keadaan, atau untuk keperluan tertentu.Hubungan antara bahasa Arab ‘amiyyah dengan bahasa Arab fusha seharusnya dapat dijelaskan secara gamblang. Oleh karena itu, secara garis besar kita mungkin dapat membedakannya sebagai berikut :
1. Bahasa Arab Klasik atau Bahasa Arab Al Qur-an lebih mengacu secara spesifik pada grammar dan penggunaan Al Qur-an hingga sampai pada masa kekhalifahan.
2. Bahasa Arab Formal Kontemporer lebih mengacu secara spesifik pada grammar bahasa Arab dan penggunaannya pada abad ke-20. Termasuk dalam kategori ini, kita mungkin saja menekankan penulisan bahasa Arab secara formal sekalipun terkadang menimbulkan sebuah kesalahan besar dengan mengabaikan penulisan secara informal atau spoken Arabic.
3. Bahasa Arab ‘Amiyyah atau Spoken Arabic mengacu pada bentuk bahasa Arab yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Perlu dicatat bahwa bagaimanapun juga orang-orang Arab yang tak berpendidikan jarang sekali menggunakan bahasa formal dan klasik dalam percakapan mereka contoh perbedaan yang sakral antara Bahasa Fusha dengan Bahasa Amiyah
1 . Kucing = Bahasa Fushanya => هرة tapi bahasa Amiyahnya قطة dan dibacanya (ittoh)
2. Apa = Bahasa Fushanya ماذا Bahasa Amiyahnya أيه dibacanya (Eeh), E nya E tempe…
3. Ya = Bahasa Fusha nya نعم Bahasa Amiyahnya أيوه dibacanya (Aiwah)
J . PEMBAHASAN TENTANG DAKHIL
I.
Pengertian Dakhil
a.
Menurut Bahasa Dalam bahasa Arab kata Ad-Dakhîl adalah antonim dari kalimat
al-Ashîl. Penulis kitab Lisânu al-Arab berkata: Ro'yun Ashîlun Lahû Ashlun
(pendapat yang ashîl adalah pendapat yang memiliki landasan). Fulânun Dakhîlun
Fî Banî Fulân (si fulan adalah orang asing di lingkungan [bani] fulan). Semua
kitab yang membahas tentang bahasa Arab menjelaskan bahwa makna Ad-Dakhîl tidak
keluar dari, “Utusan atau sesuatu yang masuk dan menyelinap dari luar yang
tidak memiliki asal sedikitpun dalam objek yang dimasukinya”.
b. Menurut Istilah Para ulama tafsir sepakat bahwa makna ad-Dakhîl menurut istilah adalah:
b. Menurut Istilah Para ulama tafsir sepakat bahwa makna ad-Dakhîl menurut istilah adalah:
Tafsir atau penafsiran
yang tidak memiliki dasar sedikitpun dalam agama yang dilakukan dengan tujuan
merusak makna dan kandungan Al-Quran. Hal itu akan terjadi disaat orang-orang
lengah darinya. Dakhîl ini masuk ke dalam kategori tafsir yang muncul setelah
wafatnya Nabi Muhammad.
II . Sebab-Sebab Munculnya Ad-Dakhîl.
II . Sebab-Sebab Munculnya Ad-Dakhîl.
Secara global
penyebabnya adalah :
1.kepentingan
politik politik.
2. Banyaknya para ahli bid'ah seperti: Khowarij, Qodariah, dan lain sebagainya.
3. Kuatnya fanatisme terhadap Ras, Kabilah, Bahasa dan Negara tertentu.
4. Jahilnya dalam agama dengan tujuan yang baik.
2. Banyaknya para ahli bid'ah seperti: Khowarij, Qodariah, dan lain sebagainya.
3. Kuatnya fanatisme terhadap Ras, Kabilah, Bahasa dan Negara tertentu.
4. Jahilnya dalam agama dengan tujuan yang baik.
III. Macam-Macam
Dakhîl
Dakhîl ada dua macam:
Pertama, Dakhîl Al-Manqûl, antara lain :
a. Dakhîl dalam penafsiran Al-Quran dengan Maudhu'.
b. Dakhîl dalam penafsiran Al-Quran dengan Isroiliyyat.
Kedua, Dakhîl Al-'Aqlî, antara lain :
a. Dakhîl Bahasa, yaitu penggunaan bahasa tidak pada tempatnya yang semestinya dalam menafsirkan Al-Quran.
b. Dakhîl Ar-Ro'yi, yaitu menafsirkan Al-Quran dengan pendapat yang tercela baik disengaja maupun tidak.
Pertama, Dakhîl Al-Manqûl, antara lain :
a. Dakhîl dalam penafsiran Al-Quran dengan Maudhu'.
b. Dakhîl dalam penafsiran Al-Quran dengan Isroiliyyat.
Kedua, Dakhîl Al-'Aqlî, antara lain :
a. Dakhîl Bahasa, yaitu penggunaan bahasa tidak pada tempatnya yang semestinya dalam menafsirkan Al-Quran.
b. Dakhîl Ar-Ro'yi, yaitu menafsirkan Al-Quran dengan pendapat yang tercela baik disengaja maupun tidak.
BAB
III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
2.
Fiqih
lughah (فقه اللغة) secara etimologis (لغة) adalah :
Memahami bahasa serta hakikatnya (فهم اللغة
وإدراك كنهها).
Fiqih
lughah (فقه اللغة) secara terminologis
(اصطلاحا) adalah : Ilmu yang mengkaji problematika
bahasa, dari aspek bunyi, kosa kata.
3. SARAN
Jadilah
manusia yang memahami Al-qur’an , karena setiap hurup yang ada dalam kitab suci
Al-qur’an menggunakan bahasa arab.
BAB
IV
DAFTAR
PUSTAKA
Buku
catatan mata kuliah fiqhullughah .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar