TOKO 0SCAR CLASSER

Kamis, 13 Maret 2014

Sejarah Tanaman Teh


2.1. Sejarah Tanaman Teh (Camellia sinensis)
            Dalam bahasa latin, sinensis berarti Cina, sedangkan camellia diambil dari nama Latin Pendeta George Kamel, S.J. yang hidup pada tahun 1661-1706. Kamel adalah seorang pendeta kelahiran Ceko yang menjadi seorang pakar botani dan misionaris. Meskipun Kamel tidak menemukan maupun menamai tumbuhan ini, namun Carolus Linnaeus, pencipta system taksonomi yang masih dipakai hingga sekarang, memilih namanya sebagai penghargaan atas kontribusi Kamel terhadap sains. Nama lama untuk tumbuhan the ini adalah Thea bohea, Thea sinensis, dan Thea viridis.

            Tanaman ini mulanya tanaman Asia Timur yang tumbuh sebagai batang rimbun. Saat ini tanaman tersebut telah ditemukan di seluruh bagian Asia, Timur Tengah, dan sebagian Afrika. Bukti-bukti arkeologis menunjukan bahwa manusi atelah menggunakan rebusan daun teh sejak ribuan tahun yang lalu.

2.2. Jenis Teh dan Karakteristiknya
            Ada tiga jenis teh yang umum dikenal, yaitu green (hijau), hitam, putih, herbal dan oolong. Green tea dibuat dari daun the yang belum diragikan dan mengandung antioksidan kuat dengan konsentrasi tertinggi yang dinamakan polifenol. Oolong tea dibuat dari daun yang sebagian diragikan sedangkan black tea dibuat dari daun yang diragikan penuh.
1. Teh Hitam
  • Disebut juga sebagai teh merah oleh bangsa Cina, Jepang dan Korea. Merupakan jenis teh yang paling populer dan sering dikonsumsi di Asia, termasuk Indonesia. Teh hitam lebih lama mengalami proses oksidasi dibanding the-teh lainnya. Jenis teh ini memiliki aroma kuat dan bisa bertahan lama jk disimpan dg baik
  • Katekin lebih sedikit
  • Tiga cangkir teh hitam setiap hari dipercaya dapat menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler seperti penyakit jantung, menurunkan kadar kolesterol, hipertensi, dan stroke. Karena zat flavonoid quercetin, kaempfrol, dan myricetin dalam teh yang dapat mencegah kerusakan pembuluh darah akibat oksidasi kolesterol, mempengaruhi kadar hormon stress
  • Masa seduh : 3 – 5 menit, 100 ‘C
2.  Teh Hijau
  • Jenis teh ini adalah yang paling populer di Cina dan Jepang. Juga dianggap sebagai teh yang paling bermanfaat bagi kesehatan, terutama karena khasiatnya melawan kanker. Teh ini diperoleh dari pucuk daun teh segar yang mengalami pemanasan dengan uap air pada suhu tinggi
  • Manfaat : melangsingkan tubuh
  • Masa seduh : 1 – 3 menit, 70 ‘C
3. Teh Putih
  • Dibuat dari pucuk daun teh paling muda yang masih dipenuhi bulu halus. Teh putih tidak mengalami proses fermentasi, hanya diuapkan dan dikeringkan.Daun teh putih setelah dikeringkan tidak berwarna hijau tapi berwarna putih keperakan dan jika diseduh berwarna lebih pucat dengan aroma lembut dan segar
  • Katekin dalam jumlah tinggi
  • Proses produksi teh putih ini terdiri atas dua tahap, yakni penguapan dan pengeringan. Terkadang teh putih juga difermentasi dengan sangat ringan. Tanpa adanya pelayuan, penggilingan dan fermentasi ini membuat penampilannya nyaris tak berubah. Teh yang dihasilkan pun berwarna putih keperakan. Ketika dihidangkan, teh putih memiliki warna kuning pucat dan aroma yang lembut dan segar. Teh ini merupakan yang paling lembut di antara semua jenis teh. Untuk memproduksi teh hijau juga tidak bisa dilakukan sembarangan
  • Diklaim mempunyai manfaat terbaik dari semua jenis teh
  • Manfaat : menekan sel kanker, mencegah obesitas, menangkal radikal bebas lebih baik dari jenis teh lain, mencegah penuaan, mencegah masalah kulit, melangsingkan tubuh
  • Masa seduh : 5 – 7 menit, 60 ‘C
4. Teh Oolong
  • Teh tradisional cina yang mengalami proses oksidasi atau fermentasi sebagian. Karena hanya setengah difermentasi, bagian tepi daunnya berwarna kemerahan sedang bagian tengah daunnya tetap hijau. Rasa seduhan teh oolong lebih mirip dengan teh hijau, namun warna dan aromanya kurang kuat dibandingkan teh hitam
  • Masa seduh : 5 – 7 menit
5. Teh Herbal
  • Jenis teh yang disebut tisane atau herbal tea ini bukan dibuat dari daun teh (Camelia Sinensis). Namun dibuat dari daun, bunga, akar dan biji tumbuhan, contoh Tisane yang terkenal adalah Chamomile, Hibiscuss atau Rosela dan Bunga Krisant
  • Masa seduh : 5 – 7 menit


2.3. Taksonomi Teh  (Camellia sinensis)
Tanaman (daun) teh (Camellia sinensis) adalah spesies tanaman yang daun dan pucuk daunya digunakan untuk membuat teh. Tumbuhan ini termasuk ke dalam family Theaceae. Teh putih , teh hijau, oolong dan teh hitam semuanya didapat dari spesies ini (Camellia sinensis), tetapi diproses secara berbeda untuk memperoleh tingkat oksidasi yang berbeda.
Sebelum membahas lebih jauh mari kita pahami tentang bagaimana klasifikasi dan morfologi tanaman teh (Camellia sinensis).
Klasifikasi Tanaman Teh (Camellia sinensis) :
1.      Divisi                : Spermathophyta (Tumbuhan biji)
2.      Sub divisi         : Angiospermae (Tumbuhan biji terbuka)
3.      Kelas                : Dicotyledoneae
4.      Sub Kelas         : Dialypetalae
5.      Ordo (bangsa)            : Guttiferales (Clusiales)
6.      Familia (suku)            : Camelliaceae (Theaceae)
7.      Genus (marga)           : Camellia
8.      Spesies (jenis) : Camellia sinensis


2.4. Morfologi Teh


Bunga tunggal dan ada yang tersusun dalam rangkaian kecil. Bunga muncul dari ketiak daun. Warnanya putih bersih dan berbau wangi lembut. Namun, ada bunga yang berwarna semu merah jambu. Mahkota bunga berjumlah 5 – 6 helai. Putik dengan tangkai yang panjang atau pendek dan pada kepalanya terdapat tiga buah sirip. Jumlah benang sari 100 – 200.
Helai daun teh cukup tebal, kaku berbentuk sudip melebar sampai sudip memanjang, panjangnya tidak lebih dari 5 cm, bertangkai panjang. Permukaan daun bagian atas mengkilat, pada daun muda permukaan bawahnya berambut sedang telah tua menjadi licin. Tepi daun bergerigi, agak tergulung ke bawah, berkelenjar yang khas dan terbenam. Di perkebunan-perkebunan tanaman teh dipertahankan hanya sampai sekitar 1 m tinggi dengan pemengkaan secara berkala. Ini dilakukan untuk memudahkan pemetikan daun dan agar diperoleh tunas-tunas dau teh yang cukup banyak.Buah teh berupa buah kotak berwarna hijau kecokelatan. Dalam satu buah berisi satu sampai enam biji, rata – rata tiga biji. Buah yang masak dan kering akan pecah dengan sendirinya serta bijinya ikut keluar. Bijinya berbentuk bulat atau gepeng pada satu sisinya, berwarna putih sewaktu masih muda dan berubah menjadi cokelat setelah tua.
Akar teh berupa akar tunggang dan mempunyai banyak akar cabang. Apabila akar tunggangnya putus, akar – akar cabang akan menggantikan fungsinya dengan arah tumbuh yang semula melintang (horisontal) menjadi ke bawah (vertikal). Akar bisa tumbuh besar dan cukup dalam.Tanaman teh mengalami pertumbuhan tunas yang silih berganti. Tunas tumbuh pada ketiak atau bekas ketiak daun. Tunas yang tumbuh kemudian diikuti dengan pembentukan daun. Tunas baru pada teh memiliki daun kuncup yang menutupi titik tumbuh serta daunnya.
2.5. Habitat dan Penyebaran Tanaman Teh
Tanaman teh merupakan tanaman perdu subtropis yang selalu berdaun hijau yang dapat tumbuh antara 15 sampai 30 kaki (Spillane, 1992). Secara umum, lingkungan fisik yang paling berpengaruh terhadap petumbuhan teh adalah keadaan iklim dan tanah. Faktor iklim yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman teh adalah curah hujan, suhu udara tinggi tempat, sinar matahari dan angin. Tanah yang baik dan sesuai dengan kebutuhan tanaman teh adalah tanah yang cukup subur dengan bahan kandungan bahan organik cukup, tidak bercadas, serta tanaman teh menghendaki tanah yang asam dengan pH antara 4,5-6,0 (Setyamidjaja, 2000).
Penanaman teh dapat dilaksanakan sebagai penanaman baru (new planting), penanaman ulang (replanting), konversi ataupun rehabilitasi. Tanaman teh dapat ditanam dengan berbagai jarak tanam. Jarak tanam yang optimal dipengaruhi beberapa faktor, jarak tanam antar barisan tanaman 120 cm dan jarak tanam dalam barisan antara 60 cm - 90 cm. Hasil teh diperoleh dari daun-daun pucuk tanaman teh yang dipetik dengan 7-14 hari, tergantung dari keadaan tanaman dimasing-masing daerah. Tanaman teh dapat tumbuh sampai sekitar 6-9 m tingginya. Di perkebunan-perkebunan, tanaman teh dipertahankan hanya sekitar 1m tingginya dengan pemangkasan secara berkala. Tanaman teh umumnya dapat dipetik secara terus-menerus setelah umur 5 tahun dan dapat memberi hasil daun teh yang cukup besar selam 40 tahun, kemudian diadakan peremajaan (Spillane, 1992).
2.6. Efek Farmakologi Tanaman Teh
Daun berbau aromatik dan sedikit pahit. Teh hijau merupakan tumbuhan obat yang mempunyai efek farmakologis antara lain menurunkan berat badan, menurunkan kolesterol, trigliserida, serta glukosa, dapat mencegah karies pada gigi, antimutagenik, antioksidan, dan antibakteri (Brunetton, 1999; Muraseet al, 2000, Sueoka et al., 2001).
Penelitian-penelitian terkini menyebutkan bahwa teh hijau juga memiliki efek yang cukup positif pada masalah traktus gastrointestinal, contohnya InflammatoryBowel Disease (IBD).
Polifenol di dalam teh meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin. Efek teh hijau terhadap insulin ini pernah diteliti oleh Hiroshi Tsuneki dkk dan diterbitkan dalam jumal BMC Pharmacology edisi 2004.
Peluruh kencing (diuretic), stimulansia jantung (kardiotonik), menstimulir susunan saraf, penyegar badan, berkhasiat sebagi astringen pada saluran cerna itulah sebagian khasiat dari teh.

2.7 Kandungan Kimia atau Zat Aktif Teh
            Polifenol dalam the hijau digolongkan sebagai catechins. Ada enam senyawa catechin yaitu catechin, gallaogacatechin, epicatechin, epigallocatechin, epicatechin gallate dan epigallocatechin gallate (EGCG). EGCG adalah senyawa paling aktif.
            Daun mengandung kafein (2-3%), theobromin, theofilin, tannin, xanthine, adenine, mintak atsiri, kuersetin, naringenin, dan natural fluoride. Tanin mengandung zat epigallocatechin galat, yang mampu mencegah kanker lambung dan kerongkongan. Setiap 100g daun teh mempunyai kalori 17kJ dan mengandung 75-80% air, polifenol 25%, protein 20%, karbohidrat 4%, kafein 2,5-4,5%, serat 27% dan pectin 6%.
            Biji mengandung saponin yang beracun dan mengandung minyak. Kafein mempercepat pernafasan, perangsang kuat pada susunan saraf pusat dan aktivitas jantung. Theofilin mempunyai efek diuretik kuat, menstimulir kerja jantung dan melebarkan pembuluh koroner. Theobromin terutama mempengaruhi otot.
Dari hasil penelitian, flavonoid yang merupakan antioksidan polifenol pada the mampu memperkuat dinding sel darah merah dan mengatur permeabilitasnya, mengurangi kecendurrangan thrombosis dan menghambat oksidasi LDL sehingga men gurangi terjadinya proses atherosclerosis di pembuluh darah yang selanjutnya akan mengurangi resiko kematian akibat penyakit jantung koroner.
2.8 Cara Pemakaian Teh
Daun teh kering sebanyak 4-7 g diseduh dengan air panas, minum sewaktu hangat atau setelah dingin. Pemakaian luar, daun segar dicuci bersih lalu digiling halus. Diturapkan pada luka berdarah, lalu dibalut.
Contoh cara pemakaian :
1.      Diare
 Daun teh yang masih muda dan segar sebanyak 20 g dicuci  bersih lalu direbus dengan 3 gelas air bersih selama 15 menit. Setelah dingin disaring dan minum sekaligus.
2.       Penyubur Rambut
Air teh kental sebanyak 1 cangkir diembunkan semalaman. Keesokan paginya air teh ini siap dipakai untuk membasahi kulit kepala dan rambut sambil dipijat-pijat. Lakukan 1 kali setiap hari,
sampai kelihatan hasilnya.
3.      Sakit Kepala
Air teh kental ¾ cangkir, diberi air jeruk nipis sebanyak 1 sendok the dan madu 1 sendok makan. Aduk sampai merata, lalu diminum sekaligus. Lakukan 2-3 kali sehari.
4.      Mengurangi pembentukan karang gigi
Kumur-kumur dengan air teh setelah makan.
5.      Infeksi saluran cerna, kolesterol darah tinggi
Daun teh kering (teh hijau) sebanyak 7g diseduh dengan air panas. Biarkan selama 10 menit. Minum selagi hangat.
2.9  Kandungan Gizi Teh
Kandungan Gizi Teh :
Banyaknya Teh yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Teh yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Energi Teh = 132 kkal
Jumlah Kandungan Protein Teh = 19,5 gr
Jumlah Kandungan Lemak Teh = 0,7 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Teh = 67,8 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Teh = 717 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Teh = 265 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Teh = 12 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Teh = 2095 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Teh = 0,01 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Teh = 0 mg

2.10 Hama dan Penyakit pada Tanaman Teh
A.                   HAMA
2.   Setora nitens
 Gejala Serangan : Serangan terjadi pada daun teh muda mapun tua sehingga tanaman teh tampak seperti gundul.
Cara Hidup : Telur diletakkan secara berkelompok dilindungi oleh lapisan seperti lilin, Larva merupakan larva gatal, berwarna merah atau hijau kekuning-kuningan, pada bagian dorsal terdapat garis berwarna biru dengan bercak-bercak cokelat. Panjang tubuh kurang lebih 35 mm. stadium pupa 19-23 hari.
Kupu kupu berwarna coklat, pada sayap bagian depan terdapat gambar seperti palang berwarna coklat, sedang saya baigan belakang berwarna agak pucat.
daur hidup kurang lebih 7-10 minggu, kadang kadang mencapai 14-15 minggu, bahkan pada daerah dingin dpat mencapai 4-4.5 bulan. tanaman inang lain : kelapa
Pengendalian :
  • Pemanfaatan musuh alami : parasitoid berupa lalat yang menyerang larva, seperti Chaetexorista javana, Lalat sering keluar dari kokon-kokonnya, daya paritisasi mencapai 90%. Selain lalat, musuh alami adalah kepik buas Canthecona sp.
  • Penggunaan insektisida.
2.Tungau Jingga / Tenuipelpus obovatus (Acarina: Tentranychidae)
tungau jingga
Gejala serangan :
Kebun teh tampak merata kecokelat-cokelatan, apabila di dekati tampak tanamn teh tidak mempunyai pucuk sama sekali karena habis dimakan tungau. DAun muda yang terserang tampak berguguran, sedang daun yang agak tua yang tetap berada pada tangkai berubah menjadi kecokelat-cokelatan. serangan tungau terjadi pada musim kemarau
Cara Hidup :
Telur berbentuk lonjong, kecil-kecil, berwarna merah. Larva hidup berkelompok, setelah 14 hari larva berubah menjadi dewasa, Tungau yang telah dewasa memiliki warna yang khas, yaitu jingga. Tungau bersifat polifag.
Pengendalian :
  • menggunakan tanaman pelindung, untuk mengurangi perkembangbiakan tungau. Namun, harus diperhatikan bahwa tanaman teh tersebut tidak sedang terserang cacar daun teh karena penggunaan tanaman pelindung justru akan menyebabkan serangan cacar daun teh meningkat.
  • penggunaan insektisida.
3.Ulat Penggulung Daun Teh / Cydia leucostoma (Lepidoptera : Olehthreoutidae)
Gejala Serangan :
Pucuk daun teh menggulung dalam jumlah besar, pada baigna yang menggulung tersebut dalamnya rusak, akibatnya, pertumbuhan daun teh menjadi tidak normal, sehingga secara ekonomi nilainya akan turun
Cara Hidup :
Telur diletakkan pada pucuk daun teh, Telur yang menetas menjadi larva dengan keistimewaan mempunyai daya lekat yang bersa dari benang liur pada tepi pucuk daun yang ditempatinya, karena benang liur ditempatkan secara melintang, pucuk daun tersebtu seakan akan terikat, sehingga sulit sekali membuka, larva berada dalampucuk tanaman teh.
Penggerakan pada daun muda dilakukan dari bagian dalam. Terkadang lebih dari satu daun muda yang digerek. setelah melakukan penggulungan dan penggerekan pada daun muda, larva keluar dari gulungan daun muda tesebtu berpindah ke daun tua. Pada daun tua juga melakukan penggulungan seperti pada daun muda. hanya pada daun tua setelah berhasi digulung bagian dalam dilapisi dengan benang liurnya. pembentukan pupa berlangsung pada daun tua. DAur hidup 50-60 hari. Panjang Larva instar akhir mencapai 11mm, berwarna kehijau-hijauan, kupu berukuran kecil, panjang tubuh 8=10 mm, saya depan berwarna kelabu agak kelam
Pengendalian
Secara mekanis, dengan pemetikan daun-daun teh yang menggulung atau mengadakan sortasi pada saat melakukan penimbangan daun–daun. semua daun teh yang menggulung dipisahkan kemudian dibakar.
B.        PENYAKIT
1.Cacar daun teh
Penyebab penyakit : Jamur Exobasidium vexans
Gejala serangan :
Pada daun muda mula mula terdapat becar kecil hijau pucat dan tembuh cahaya. dalam waktu 5-6 hari bercak meluas, cekung, sehingga pada sisi bawah daun tampak cembung yang mirip dengan cacar. permukaan cacar tampak seperti diselimuti debu putih kelaubyang terdiri atas basidiospora. Permukaan atas cekung, tanpak licin, mengkilat dan biasanya berwarna lebih pucat dari pada bakgian yang sehat. Cacar mengering dan berlubang.
selain daun, serangan akhirnya terjadi pada ranting-ranting yang masih hijau, menyebabkan pembengkokan dan patahnya ranting serta matinya tunas.
Daur Hidup :
cacar daun teh hanya disebarkan oleh basidiospora atau pengantuktan bgian tanan yang hidup. jamur bertahan dari musim ke musim dengan hidup pada daun teh. Pada perdu di tempat yang lembab, selalu terdapat daun yang bercacar.
pada permulaan musim penhujan, cacar membentuk basidiospora yang disabarkan oleh angin ke perdu-perdu sekitarnya
Faktor yang berpengaruh
  • Musim hujan dan kelembapan udara
  • Spora dapat berkecambah dengan baik dalam lapisan embun.
  • Cahaya matahari mengurangi kelembapan udara dalam kebun, sehingga menghambat perkembangan penyakit.
  • Angin mempengaruhi kelembapan udara
  • Pemupukan kalium dapat menekan intensitas penyakit
Pengendalian
  • Mengurangi pohon pelindung, untuk mengurangi kelembapan.
  • Pemangkasan sejajar dengan kemiringan tanah
  • Menggunakan varietas tahan
  • Menambah pupuk kalium
  • Penggunaan fungisida
  • Penggunaan herbisida, untuk mengendalikan gulma
2.AKAR MERAH
Penyebab Penyakit : Jamur Ganoderma Philippii
Gejala Serangan :
Daun daun mengungin, layu, rontok, akhirnya tanaman mati. jika akar tanaman sedikit digali, pada permuakaan akar tampak benang-benang jamur berwarna merah yang meluas membentuk selaput-selaput
Benang-benang dan selaput mempunya permukaan yang halus dan tidak mengikat butir-butir tanah, berwarna merah muda, jika kering berwarna putih kotor, tetapi akan menjadi merah kembali kalu dibasahi. Pada umur lebih tua berubah warna menjadi merah kecokelatan. Jika akar busuk, warna berubah menjadi lembayung. Kayu pada akar yang sakit menjadi lunak dan mengeluarkan air jika sedikit ditekan dengan jari
Daur Hidup
Jamur berasal dari pohon-pohon tua yang terdapat sebelum lahan ditanami teh. Sebagian besar infeksi berasal dari tunggul perdu teh atau pohon pelindung yang lama. Penularan penyakit karena adanya kontak antara akar yang sakit dengna yang sehat.
Faktor yang berpengaruh
  • Kelembapan tanah yang tinggi
  • Pohon pelindung yang rentan dapat membantu penularan
Pengendalian
  • Tidak menggunakan pohon pelindung yang rentan.
  • Tanaman yang sakit dibongkar dan dibakar
  • dibuar saluran isolasi sedalam 60-100cm.
  • pemanfaatn organisme antagonis, yaitu Thricoderma Sp.
  • Peremajaan, tanaman teh tua dibongkar beserta akar akarnya
  • Pembuakan leher akar dari dua baris perdu yang masih nampak sehat
3.AKAR HITAM
Penyebab Penyakit : Jamur Rosellinia Arcuata
Daun daun menguning, layu, rontok akhirnya mati. Jika tanaman yang sakit dibongkar, pada permukaan akr terdapat jaringan benang-benang jamur berwarna hitam. Pada saat masih muda, warna benang-benang tersebut putih, lalu menjadi kelabu, akhirnya kelabu kehitaman.
Daur Hidup
Jamur dapat menulra melalu kontak antara akar yang sehat dengan akar yang sakit. Jamur juga dapat menular melalui rhizomorf (hifa yang memiliki bentuk dan fungsi sama dengan akar) di dalam. miselium yang berkembang diatas tanah sebagai sprofit pada sampah-sampah yang terdapat dibawah perdu-perdu teh
2.11 Hasil Penelitian Tanaman Teh
1. Pemberian sari seduhan daun teh hijau dosis 10 x dosis manusia (0,54 g 1200 gbb) pada tikus putih jantan yang diberi kuning telur (1,25 g/200 g bb/hari) dan sukrosa (1,25 g / 200 g bb / hari), memperlihatkan efek penurunan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida dan berat badan yang ben-nakna dibandingkan dengan kontrol perlauan (p<0,05), namun tidak menunjukkan perbedaan kadar kolesterol HDL yang bermakna (Edwin Dirghantara, Jurusan Farmasi FMIPA Ul, 1994).
 2. Pemberian sari seduhan daun teh hijau dosis 25 x dosis manusia (1,35 g/200 g bb) yang diberikan per oral pada tikus normal yang diberi diet glukosa memperlihatkan efek hipoglikemik pada 1/2 jam dan 1 jam setelah perlakuan.

Sebagai pembanding dipakai tolbutamid (Aji Sutarmaji, Jurusan Fan-nasi FMIPA Ul, 1994). 3. Pemberian infus daun teh 2,5% - l ml dan 5% - l ml pada usus halus kelinci terpisah ada perbedaan frekuensi dan amplitude secara bermakna dibanding kontrol. Konsentrasi yang rneningkat, perbedaan semakin bermakna (Endyah Liestyartic, Jurusan Biologi FMIPA UNAIR, 1986).
4. Teh Hitam Untuk Jantung, Teh Hijau Untuk Sehatkan Otak
Sumber: [Kompas, 29 April 2006 ], Reported by Istadi, (Sabtu, 29 April 2006)

Menurut legenda kuno China, teh ditemukan secara kebetulan oleh Kaisar China Shen-Nung --bukan Shennong, sebagaimana ditulis Kompas (21/3)-- pada tahun 2737 SM. Konon, pada suatu perjalanan tugas luar, ketika anggota rombongannya sedang memasak air untuk minum, daun-daun dari semak-semak teh liar secara tak sengaja jatuh ke dalam air itu. Shen-Nung mendapati bahwa minuman tersebut nikmat rasanya. Kemudian, ia menganjurkan teh untuk obat gangguan ginjal, demam, infeksi dada, dan tumor, khususnya yang terjadi di seputar kepala. Anjuran Shen-Nung itu mungkin berlebihan, tetapi penelitian membuktikan, minuman yang paling digemari di dunia sesudah air minum ini dapat mencegah penyakit-penyakit kronis, antara lain batu ginjal, penyakit jantung dan pikun. Segera setelah dipetik, daun-daun teh diangkut ke tempat pengolahan untuk diproses dengan cara yang berbeda-beda. Perbedaan dari proses pengolahan yang dilaluinya menghasilkan perbedaan nyata dalam warna dan cita rasa dari teh yang siap diseduh. Namun, ada tiga produk dasar teh yang biasa dikonsumsi di dunia; teh hitam, teh oolong, dan the hijau lewat proses fermentasi. Adapun teh hijau ialah teh berwarna hijau yang dihasilkan melalui proses pengukusan cepat untuk menghambat terjadinya perubahan warna daun dan terjadinya fermentasi. Adapun teh oolong adalah teh yang agak menyerupai teh hitam dan teh hijau, yakni teh yang setengah difermentasi atau fermentasi dihentikan sebelum proses berlangsung
sempurna.

2.12 Bahaya Minum Teh
            Teh memang dapat memberikan manfaat bagi para peminumnya, tetapi ada juga beberapa orang tertentu yang dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi teh terlalu banyak karena bisa menjadi bumerang bagi kesehatannya Orang-orang tersebut adalah:

1. Pasien yang fungsi ginjalnya tidak baik dan tak dapat menahan kencing atau inkontinensia karena teh berfungsi melancarkan pembuangan air kemih. Banyak minum teh mengganggu fungsi ginjal, sehingga akan semakin memberatkan penyakit pasien tersebut.
2. Wanita hamil
  Wanita yang sedang hamil membutuhkan berbagi macam gizi untuk menyuplai kebutuhan metabolisme tubuhnya dan juga janin dalam kandungannya. Kalau ia terlalu banyak minum teh, maka zat tanin atau samak dalam teh dapat bersenyawa dengan zat besi dalam makanan yang dikonsumsinya menjadi semacam kompon yang tidak diserap oleh tubuh. Ini selain dapat mengakibatkan anemia dan kekurangan zat besi pada wanita hamil, juga dapat mengakibatkan janin dalam kandungan menjadi kekurangan zat besi bawaan. Sehingga setelah lahir bayi juga akan menderita anemia dan kekurangan zat besi.

3. Wanita yang sedang menyusui
  Wanita yang sedang menyusui sebaiknya tidak minum teh kental. Hal ini karena salah satu dari racun dalam teh (kafein) bisa mempengaruhi pengeluaran air susu, sehingga ASI menjadi berkurang, selain itu kafein juga bisa masuk kedalam tubuh bayi melalui air susu yang dapat mengakibatkan usus bayi menjadi kejang, sehingga bayi akan menangis tak henti-henti nya.

4. Orang yang sedang demam
  Untuk orang yang sedang menderita demam, minum teh bukannya dapat menurunkan suhu badannya tetapi justru akan meningkatkan suhu panas tubuhnya. Hal ini dikarenakan theophyline yang terkandung dalam teh dapat meninggikan suhu badan, bahkan membuat fungsi obat penurun suhu badan menjadi hilang atau berkurang.

5. Orang yang lemah saraf dan mengalami insomnia
  Para penderita penyakit ini sebaiknya tidak minum teh karena hanya akan semakin memperparah penyakitnya. Hal ini disebabkan kandungan kafein dalam teh dapat mengakibatkan bergairahnya sistem saraf dan menaikkan metabolisme dasar, sehingga akan membuat semakin sulit tidur dan merasa gelisah.

6. Orang yang kurang darah
  Zat besi dalam makanan memasuki saluran pencernaan dalam bentuk feros hidrosida koloid. Zat besi dalam bentuk koloid ini tidak dapat diserap tubuh secara langsung. Ia harus melalui peran getah lambung barulah dapat diserap melalui tubuh. Asam tanat dalam teh sangat mudah bersenyawa dengan zat besi dan membentuk asam tanat feros larut yang merintangi penyerapan zat besi. Bila tubuh orang yang kurang darah kekurangan zat besi, hemoglobin sintetis dalam tubuh bisa berkurang, dan penyakitnya bisa bertambah parah.

7. Orang yang mengalami sembelit
  Mereka pantang minum teh kental karena asam tanat dalam teh mempunyai peran astringen, yaitu melemahkan penggeliangan saluran usus. Bila mereka nekat minum teh kental maka penyakitnya akan semakin bertambah parah.

8. Anak-anak
  Minum teh tidak terlalu baik untuk anak2, hal ini dikarenakan setelah minum teh anak2 akan mudah terangsang semangatnya, nafsu makannya menurun, selaput lendir saluran pencernaan menyusut sehingga mempengaruhi pencernaan makanan dan penyerapannya. Asam tanat dalam teh juga dapat mempengaruhi penyerapan vitamin B dan zat besi dalam makanan sehingga mengakibatkan menurunnya hemoglobin dan menuyustnya volume eritrosit, yang akan berakibat mudah terserang anemia atau kurang darah.

9. Orang yang mempunyai tekanan darah tinggi dan mengidap jantung teh memang dapat membantu melindungi jantung tapi bagi yang telah terlanjur menderita penyakit jantung merek harus menghindari minum teh kental, karena kadar kafein dalam teh bisa merangsang orang dan menaikkan tekanan darahnya. Bila mereka tetap minum teh maka jantungnya akan berdetak cepat,merasa sangat gelisah bahkan mengalami arrhythmia atau tidak adanya irama jantung.
  Setelah mengetahui beberapa sebab mereka pantang minum teh tentunya akan menjadi perhatian bagi kita. Walaupun teh juga mempunyai manfaat bagi kesehatan tapi efek kesehatan teh lebih bersifat sebagai preventif(mencegah). Dan itupun akan berarti jika teh diminum secara teratur dan dengan takaran yang tepat
Kandungan dalam teh yang dapat membahayakan bagi manusia :
1.  Zat tannin
2.  Kafein
3.  Theophyline
4.  Asam tanat





PENUTUP
1.1    Kesimpulan
Kandungan Teh :
1. Flouride
2. Asam amino L-theanine (memperkuat imune tubuh)
3. Antik oksidan (Polifenol – 10 kali lipat dibanding sayuran, flavonoid)
4. Quercetin, kaempfrol, dan myricetin (mencegah pengapuran pembuluh darah)
5. Cafein
 Teh sangan berguna untuk kesehatan manusia, karna terkandung banyak zat aktif yang dapat meningkatkan kesehatan maupun penyembuhan penyakit, akan tetapi bila Teh dikonsumsi begitu banyak atau berlebihan maka akan menyebabkan keracunan dan ada pula kandunga the yang berbahaya seperti Cafein yang bila dikonsumsi berlebih akan berefek fatal untuk kesehatan.

1.1    Saran
Dengan adanya pembahasan-pembahasan diatas, semoga dapat menambah pengetahuan tentang Tanaman Teh (Camellia sinensis). Dan pada akhirnya apabila dalam pembahasan tersebut masih ada kekurangan, diharapkan adanya kritik yang sifatnya membangun, guna memperbaiki pembahasan-pembahasan selanjutnya.



DAFTAR PUSTAKA
 Joko. S. Dan Indriyati wibisono. 2007. Hama Dan Penyakit Tanaman Perkebunan. PT. Citra Aji Parma. Jakarta.
Soetedjo. M. 1989. Hama Tanaman Keras Dan Alat Pemberantasannya. Bina aksara. Jakarta.
Sudarmo. S. 1991. Tanaman Perkebuan Pengendalian Hama Dan Penyakit. Kanisius. Ygyakarta.
Matnawy. H. 1991. Perlindungan Tanaman. Kanisius. Yogyakarta.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar