2.1. Sejarah Tanaman Teh (Camellia sinensis)
Dalam
bahasa latin, sinensis berarti Cina, sedangkan camellia diambil dari nama Latin
Pendeta George Kamel, S.J. yang hidup pada tahun 1661-1706. Kamel adalah
seorang pendeta kelahiran Ceko yang menjadi seorang pakar botani dan
misionaris. Meskipun Kamel tidak menemukan maupun menamai tumbuhan ini, namun
Carolus Linnaeus, pencipta system taksonomi yang masih dipakai hingga sekarang,
memilih namanya sebagai penghargaan atas kontribusi Kamel terhadap sains. Nama
lama untuk tumbuhan the ini adalah Thea bohea, Thea sinensis, dan Thea viridis.
Tanaman
ini mulanya tanaman Asia Timur yang tumbuh sebagai batang rimbun. Saat ini
tanaman tersebut telah ditemukan di seluruh bagian Asia, Timur Tengah, dan
sebagian Afrika. Bukti-bukti arkeologis menunjukan bahwa manusi atelah
menggunakan rebusan daun teh sejak ribuan tahun yang lalu.
2.2. Jenis Teh dan
Karakteristiknya
Ada
tiga jenis teh yang umum dikenal, yaitu green (hijau), hitam, putih, herbal dan
oolong. Green tea dibuat dari daun the yang belum diragikan dan mengandung
antioksidan kuat dengan konsentrasi tertinggi yang dinamakan polifenol. Oolong
tea dibuat dari daun yang sebagian diragikan sedangkan black tea dibuat dari
daun yang diragikan penuh.
1. Teh Hitam
- Disebut juga sebagai teh merah oleh bangsa Cina, Jepang dan Korea. Merupakan jenis teh yang paling populer dan sering dikonsumsi di Asia, termasuk Indonesia. Teh hitam lebih lama mengalami proses oksidasi dibanding the-teh lainnya. Jenis teh ini memiliki aroma kuat dan bisa bertahan lama jk disimpan dg baik
- Katekin lebih sedikit
- Tiga cangkir teh hitam setiap hari dipercaya dapat menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler seperti penyakit jantung, menurunkan kadar kolesterol, hipertensi, dan stroke. Karena zat flavonoid quercetin, kaempfrol, dan myricetin dalam teh yang dapat mencegah kerusakan pembuluh darah akibat oksidasi kolesterol, mempengaruhi kadar hormon stress
- Masa seduh : 3 – 5 menit, 100 ‘C
2. Teh Hijau
- Jenis teh ini adalah yang paling populer di Cina dan Jepang. Juga dianggap sebagai teh yang paling bermanfaat bagi kesehatan, terutama karena khasiatnya melawan kanker. Teh ini diperoleh dari pucuk daun teh segar yang mengalami pemanasan dengan uap air pada suhu tinggi
- Manfaat : melangsingkan tubuh
- Masa seduh : 1 – 3 menit, 70 ‘C
3. Teh Putih
- Dibuat dari pucuk daun teh paling muda yang masih dipenuhi bulu halus. Teh putih tidak mengalami proses fermentasi, hanya diuapkan dan dikeringkan.Daun teh putih setelah dikeringkan tidak berwarna hijau tapi berwarna putih keperakan dan jika diseduh berwarna lebih pucat dengan aroma lembut dan segar
- Katekin dalam jumlah tinggi
- Proses produksi teh putih ini terdiri atas dua tahap, yakni penguapan dan pengeringan. Terkadang teh putih juga difermentasi dengan sangat ringan. Tanpa adanya pelayuan, penggilingan dan fermentasi ini membuat penampilannya nyaris tak berubah. Teh yang dihasilkan pun berwarna putih keperakan. Ketika dihidangkan, teh putih memiliki warna kuning pucat dan aroma yang lembut dan segar. Teh ini merupakan yang paling lembut di antara semua jenis teh. Untuk memproduksi teh hijau juga tidak bisa dilakukan sembarangan
- Diklaim mempunyai manfaat terbaik dari semua jenis teh
- Manfaat : menekan sel kanker, mencegah obesitas, menangkal radikal bebas lebih baik dari jenis teh lain, mencegah penuaan, mencegah masalah kulit, melangsingkan tubuh
- Masa seduh : 5 – 7 menit, 60 ‘C
4. Teh Oolong
- Teh tradisional cina yang mengalami proses oksidasi atau fermentasi sebagian. Karena hanya setengah difermentasi, bagian tepi daunnya berwarna kemerahan sedang bagian tengah daunnya tetap hijau. Rasa seduhan teh oolong lebih mirip dengan teh hijau, namun warna dan aromanya kurang kuat dibandingkan teh hitam
- Masa seduh : 5 – 7 menit
5. Teh Herbal
- Jenis teh yang disebut tisane atau herbal tea ini bukan dibuat dari daun teh (Camelia Sinensis). Namun dibuat dari daun, bunga, akar dan biji tumbuhan, contoh Tisane yang terkenal adalah Chamomile, Hibiscuss atau Rosela dan Bunga Krisant
- Masa seduh : 5 – 7 menit
2.3. Taksonomi Teh (Camellia sinensis)
Tanaman (daun) teh (Camellia sinensis) adalah spesies tanaman yang daun
dan pucuk daunya digunakan untuk membuat teh. Tumbuhan ini termasuk ke dalam
family Theaceae. Teh putih , teh hijau, oolong dan teh hitam semuanya didapat
dari spesies ini (Camellia sinensis), tetapi diproses secara berbeda untuk
memperoleh tingkat oksidasi yang berbeda.
Sebelum membahas lebih jauh mari kita pahami tentang bagaimana
klasifikasi dan morfologi tanaman teh (Camellia sinensis).
Klasifikasi
Tanaman Teh (Camellia sinensis) :
1. Divisi :
Spermathophyta (Tumbuhan biji)
2. Sub divisi :
Angiospermae (Tumbuhan biji terbuka)
3. Kelas :
Dicotyledoneae
4. Sub Kelas :
Dialypetalae
5. Ordo (bangsa) :
Guttiferales (Clusiales)
6. Familia (suku) :
Camelliaceae (Theaceae)
7. Genus (marga) :
Camellia
8. Spesies (jenis) :
Camellia sinensis
2.4. Morfologi Teh
Bunga tunggal dan
ada yang tersusun dalam rangkaian kecil. Bunga muncul dari ketiak daun.
Warnanya putih bersih dan berbau wangi lembut. Namun, ada bunga yang berwarna
semu merah jambu. Mahkota bunga berjumlah 5 – 6 helai. Putik dengan tangkai
yang panjang atau pendek dan pada kepalanya terdapat tiga buah sirip. Jumlah
benang sari 100 – 200.
Helai
daun teh cukup tebal, kaku berbentuk sudip melebar sampai sudip memanjang,
panjangnya tidak lebih dari 5 cm, bertangkai panjang. Permukaan daun bagian
atas mengkilat, pada daun muda permukaan bawahnya berambut sedang telah tua
menjadi licin. Tepi daun bergerigi, agak tergulung ke bawah, berkelenjar yang
khas dan terbenam. Di perkebunan-perkebunan tanaman teh dipertahankan hanya
sampai sekitar 1 m tinggi dengan pemengkaan secara berkala. Ini dilakukan untuk
memudahkan pemetikan daun dan agar diperoleh tunas-tunas dau teh yang cukup
banyak.Buah teh berupa buah kotak berwarna hijau kecokelatan. Dalam satu buah
berisi satu sampai enam biji, rata – rata tiga biji. Buah yang masak dan kering
akan pecah dengan sendirinya serta bijinya ikut keluar. Bijinya berbentuk bulat
atau gepeng pada satu sisinya, berwarna putih sewaktu masih muda dan berubah
menjadi cokelat setelah tua.
Akar teh berupa
akar tunggang dan mempunyai banyak akar cabang. Apabila akar tunggangnya putus,
akar – akar cabang akan menggantikan fungsinya dengan arah tumbuh yang semula
melintang (horisontal) menjadi ke bawah (vertikal). Akar bisa tumbuh besar dan
cukup dalam.Tanaman teh mengalami pertumbuhan tunas yang silih berganti. Tunas
tumbuh pada ketiak atau bekas ketiak daun. Tunas yang tumbuh kemudian diikuti
dengan pembentukan daun. Tunas baru pada teh memiliki daun kuncup yang menutupi
titik tumbuh serta daunnya.
2.5. Habitat
dan Penyebaran Tanaman Teh
Tanaman
teh merupakan tanaman perdu subtropis yang selalu berdaun hijau yang dapat
tumbuh antara 15 sampai 30 kaki (Spillane, 1992). Secara umum, lingkungan fisik
yang paling berpengaruh terhadap petumbuhan teh adalah keadaan iklim dan tanah.
Faktor iklim yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman teh adalah curah
hujan, suhu udara tinggi tempat, sinar matahari dan angin. Tanah yang baik dan
sesuai dengan kebutuhan tanaman teh adalah tanah yang cukup subur dengan bahan
kandungan bahan organik cukup, tidak bercadas, serta tanaman teh menghendaki
tanah yang asam dengan pH antara 4,5-6,0 (Setyamidjaja, 2000).
Penanaman
teh dapat dilaksanakan sebagai penanaman baru (new planting), penanaman ulang
(replanting), konversi ataupun rehabilitasi. Tanaman teh dapat ditanam dengan
berbagai jarak tanam. Jarak tanam yang optimal dipengaruhi beberapa faktor,
jarak tanam antar barisan tanaman 120 cm dan jarak tanam dalam barisan antara
60 cm - 90 cm. Hasil teh diperoleh dari daun-daun pucuk tanaman teh yang
dipetik dengan 7-14 hari, tergantung dari keadaan tanaman dimasing-masing
daerah. Tanaman teh dapat tumbuh sampai sekitar 6-9 m tingginya. Di
perkebunan-perkebunan, tanaman teh dipertahankan hanya sekitar 1m tingginya
dengan pemangkasan secara berkala. Tanaman teh umumnya dapat dipetik secara
terus-menerus setelah umur 5 tahun dan dapat memberi hasil daun teh yang cukup
besar selam 40 tahun, kemudian diadakan peremajaan (Spillane, 1992).
2.6. Efek
Farmakologi Tanaman Teh
Daun
berbau aromatik dan sedikit pahit. Teh hijau merupakan tumbuhan obat
yang mempunyai efek farmakologis antara lain menurunkan berat badan, menurunkan
kolesterol, trigliserida, serta glukosa, dapat mencegah karies pada gigi,
antimutagenik, antioksidan, dan antibakteri (Brunetton, 1999; Muraseet al,
2000, Sueoka et al., 2001).
Penelitian-penelitian terkini menyebutkan bahwa teh
hijau juga memiliki efek yang cukup positif pada masalah traktus
gastrointestinal, contohnya InflammatoryBowel Disease (IBD).
Polifenol di dalam teh meningkatkan sensitivitas sel terhadap
insulin. Efek teh hijau terhadap insulin ini pernah diteliti oleh Hiroshi
Tsuneki dkk dan diterbitkan dalam jumal BMC Pharmacology edisi 2004.
Peluruh kencing (diuretic), stimulansia jantung
(kardiotonik), menstimulir susunan saraf, penyegar badan, berkhasiat sebagi
astringen pada saluran cerna itulah sebagian khasiat dari teh.
2.7
Kandungan Kimia atau Zat Aktif Teh
Polifenol dalam the hijau
digolongkan sebagai catechins. Ada enam senyawa catechin yaitu catechin,
gallaogacatechin, epicatechin, epigallocatechin, epicatechin gallate dan
epigallocatechin gallate (EGCG). EGCG adalah senyawa paling aktif.
Daun mengandung kafein (2-3%),
theobromin, theofilin, tannin, xanthine, adenine, mintak atsiri, kuersetin,
naringenin, dan natural fluoride. Tanin mengandung zat epigallocatechin galat,
yang mampu mencegah kanker lambung dan kerongkongan. Setiap 100g daun teh
mempunyai kalori 17kJ dan mengandung 75-80% air, polifenol 25%, protein 20%,
karbohidrat 4%, kafein 2,5-4,5%, serat 27% dan pectin 6%.
Biji mengandung saponin yang beracun
dan mengandung minyak. Kafein mempercepat pernafasan, perangsang kuat pada
susunan saraf pusat dan aktivitas jantung. Theofilin mempunyai efek diuretik
kuat, menstimulir kerja jantung dan melebarkan pembuluh koroner. Theobromin
terutama mempengaruhi otot.
Dari hasil penelitian, flavonoid yang merupakan antioksidan polifenol
pada the mampu memperkuat dinding sel darah merah dan mengatur
permeabilitasnya, mengurangi kecendurrangan thrombosis dan menghambat oksidasi
LDL sehingga men gurangi terjadinya proses atherosclerosis di pembuluh darah
yang selanjutnya akan mengurangi resiko kematian akibat penyakit jantung
koroner.
2.8 Cara
Pemakaian Teh
Daun teh kering sebanyak 4-7 g diseduh dengan air panas,
minum sewaktu hangat atau setelah dingin. Pemakaian luar, daun segar dicuci
bersih lalu digiling halus. Diturapkan pada luka berdarah,
lalu dibalut.
Contoh cara pemakaian :
1.
Diare
Daun teh yang masih muda dan segar sebanyak 20
g dicuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas air bersih selama 15 menit.
Setelah dingin disaring dan minum sekaligus.
2.
Penyubur
Rambut
Air teh kental sebanyak 1 cangkir diembunkan semalaman. Keesokan paginya air teh ini siap dipakai untuk membasahi kulit kepala dan rambut sambil dipijat-pijat. Lakukan 1 kali setiap hari, sampai kelihatan hasilnya.
Air teh kental sebanyak 1 cangkir diembunkan semalaman. Keesokan paginya air teh ini siap dipakai untuk membasahi kulit kepala dan rambut sambil dipijat-pijat. Lakukan 1 kali setiap hari, sampai kelihatan hasilnya.
3.
Sakit
Kepala
Air teh
kental ¾ cangkir, diberi air jeruk nipis sebanyak 1 sendok the dan madu 1
sendok makan. Aduk sampai merata, lalu diminum sekaligus. Lakukan 2-3 kali
sehari.
4.
Mengurangi
pembentukan karang gigi
Kumur-kumur
dengan air teh setelah makan.
5.
Infeksi
saluran cerna, kolesterol darah tinggi
Daun teh
kering (teh hijau) sebanyak 7g diseduh dengan air panas. Biarkan selama 10
menit. Minum selagi hangat.
2.9 Kandungan Gizi Teh
Kandungan Gizi Teh :
Banyaknya Teh yang diteliti (Food
Weight) = 100 gr
Bagian Teh yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Energi Teh = 132 kkal
Jumlah Kandungan Protein Teh = 19,5 gr
Jumlah Kandungan Lemak Teh = 0,7 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Teh = 67,8 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Teh = 717 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Teh = 265 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Teh = 12 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Teh = 2095 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Teh = 0,01 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Teh = 0 mg
Bagian Teh yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Energi Teh = 132 kkal
Jumlah Kandungan Protein Teh = 19,5 gr
Jumlah Kandungan Lemak Teh = 0,7 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Teh = 67,8 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Teh = 717 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Teh = 265 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Teh = 12 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Teh = 2095 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Teh = 0,01 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Teh = 0 mg
2.10 Hama dan Penyakit pada Tanaman Teh
A.
HAMA
2.
Setora
nitens
Gejala Serangan : Serangan terjadi pada daun teh muda
mapun tua sehingga tanaman teh tampak seperti gundul.
Cara
Hidup : Telur diletakkan secara berkelompok dilindungi oleh lapisan
seperti lilin, Larva merupakan larva gatal, berwarna merah atau hijau
kekuning-kuningan, pada bagian dorsal terdapat garis berwarna biru dengan
bercak-bercak cokelat. Panjang tubuh kurang lebih 35 mm. stadium pupa 19-23
hari.
Kupu kupu berwarna
coklat, pada sayap bagian depan terdapat gambar seperti palang berwarna coklat,
sedang saya baigan belakang berwarna agak pucat.
daur hidup kurang
lebih 7-10 minggu, kadang kadang mencapai 14-15 minggu, bahkan pada daerah
dingin dpat mencapai 4-4.5 bulan. tanaman inang lain : kelapa
Pengendalian
:
- Pemanfaatan musuh alami : parasitoid berupa lalat yang menyerang larva, seperti Chaetexorista javana, Lalat sering keluar dari kokon-kokonnya, daya paritisasi mencapai 90%. Selain lalat, musuh alami adalah kepik buas Canthecona sp.
- Penggunaan insektisida.
2.Tungau Jingga /
Tenuipelpus obovatus (Acarina: Tentranychidae)
tungau
jingga
Gejala
serangan :
Kebun teh tampak
merata kecokelat-cokelatan, apabila di dekati tampak tanamn teh tidak mempunyai
pucuk sama sekali karena habis dimakan tungau. DAun muda yang terserang tampak
berguguran, sedang daun yang agak tua yang tetap berada pada tangkai berubah
menjadi kecokelat-cokelatan. serangan tungau terjadi pada musim kemarau
Cara
Hidup :
Telur berbentuk
lonjong, kecil-kecil, berwarna merah. Larva hidup berkelompok, setelah 14 hari
larva berubah menjadi dewasa, Tungau yang telah dewasa memiliki warna yang
khas, yaitu jingga. Tungau bersifat polifag.
Pengendalian
:
- menggunakan tanaman pelindung, untuk mengurangi perkembangbiakan tungau. Namun, harus diperhatikan bahwa tanaman teh tersebut tidak sedang terserang cacar daun teh karena penggunaan tanaman pelindung justru akan menyebabkan serangan cacar daun teh meningkat.
- penggunaan insektisida.
3.Ulat Penggulung Daun Teh / Cydia
leucostoma (Lepidoptera : Olehthreoutidae)
Gejala
Serangan :
Pucuk daun teh
menggulung dalam jumlah besar, pada baigna yang menggulung tersebut dalamnya
rusak, akibatnya, pertumbuhan daun teh menjadi tidak normal, sehingga secara
ekonomi nilainya akan turun
Cara
Hidup :
Telur diletakkan pada
pucuk daun teh, Telur yang menetas menjadi larva dengan keistimewaan mempunyai
daya lekat yang bersa dari benang liur pada tepi pucuk daun yang ditempatinya,
karena benang liur ditempatkan secara melintang, pucuk daun tersebtu seakan akan
terikat, sehingga sulit sekali membuka, larva berada dalampucuk tanaman teh.
Penggerakan pada daun
muda dilakukan dari bagian dalam. Terkadang lebih dari satu daun muda yang
digerek. setelah melakukan penggulungan dan penggerekan pada daun muda, larva
keluar dari gulungan daun muda tesebtu berpindah ke daun tua. Pada daun tua
juga melakukan penggulungan seperti pada daun muda. hanya pada daun tua setelah
berhasi digulung bagian dalam dilapisi dengan benang liurnya. pembentukan pupa
berlangsung pada daun tua. DAur hidup 50-60 hari. Panjang Larva instar akhir
mencapai 11mm, berwarna kehijau-hijauan, kupu berukuran kecil, panjang tubuh
8=10 mm, saya depan berwarna kelabu agak kelam
Pengendalian
Secara mekanis,
dengan pemetikan daun-daun teh yang menggulung atau mengadakan sortasi pada
saat melakukan penimbangan daun–daun. semua daun teh yang menggulung dipisahkan
kemudian dibakar.
B. PENYAKIT
1.Cacar daun teh
Penyebab
penyakit : Jamur Exobasidium vexans
Gejala
serangan :
Pada daun muda mula
mula terdapat becar kecil hijau pucat dan tembuh cahaya. dalam waktu 5-6 hari
bercak meluas, cekung, sehingga pada sisi bawah daun tampak cembung yang mirip
dengan cacar. permukaan cacar tampak seperti diselimuti debu putih kelaubyang
terdiri atas basidiospora. Permukaan atas cekung, tanpak licin, mengkilat dan
biasanya berwarna lebih pucat dari pada bakgian yang sehat. Cacar mengering dan
berlubang.
selain daun, serangan
akhirnya terjadi pada ranting-ranting yang masih hijau, menyebabkan
pembengkokan dan patahnya ranting serta matinya tunas.
Daur Hidup :
cacar daun teh hanya
disebarkan oleh basidiospora atau pengantuktan bgian tanan yang hidup. jamur
bertahan dari musim ke musim dengan hidup pada daun teh. Pada perdu di tempat
yang lembab, selalu terdapat daun yang bercacar.
pada permulaan musim
penhujan, cacar membentuk basidiospora yang disabarkan oleh angin ke
perdu-perdu sekitarnya
Faktor
yang berpengaruh
- Musim hujan dan kelembapan udara
- Spora dapat berkecambah dengan baik dalam lapisan embun.
- Cahaya matahari mengurangi kelembapan udara dalam kebun, sehingga menghambat perkembangan penyakit.
- Angin mempengaruhi kelembapan udara
- Pemupukan kalium dapat menekan intensitas penyakit
Pengendalian
- Mengurangi pohon pelindung, untuk mengurangi kelembapan.
- Pemangkasan sejajar dengan kemiringan tanah
- Menggunakan varietas tahan
- Menambah pupuk kalium
- Penggunaan fungisida
- Penggunaan herbisida, untuk mengendalikan gulma
2.AKAR MERAH
Penyebab
Penyakit : Jamur Ganoderma Philippii
Gejala
Serangan :
Daun daun mengungin,
layu, rontok, akhirnya tanaman mati. jika akar tanaman sedikit digali, pada
permuakaan akar tampak benang-benang jamur berwarna merah yang meluas membentuk
selaput-selaput
Benang-benang dan
selaput mempunya permukaan yang halus dan tidak mengikat butir-butir tanah,
berwarna merah muda, jika kering berwarna putih kotor, tetapi akan menjadi
merah kembali kalu dibasahi. Pada umur lebih tua berubah warna menjadi merah
kecokelatan. Jika akar busuk, warna berubah menjadi lembayung. Kayu pada akar
yang sakit menjadi lunak dan mengeluarkan air jika sedikit ditekan dengan jari
Daur
Hidup
Jamur berasal dari
pohon-pohon tua yang terdapat sebelum lahan ditanami teh. Sebagian besar
infeksi berasal dari tunggul perdu teh atau pohon pelindung yang lama.
Penularan penyakit karena adanya kontak antara akar yang sakit dengna yang
sehat.
Faktor
yang berpengaruh
- Kelembapan tanah yang tinggi
- Pohon pelindung yang rentan dapat membantu penularan
Pengendalian
- Tidak menggunakan pohon pelindung yang rentan.
- Tanaman yang sakit dibongkar dan dibakar
- dibuar saluran isolasi sedalam 60-100cm.
- pemanfaatn organisme antagonis, yaitu Thricoderma Sp.
- Peremajaan, tanaman teh tua dibongkar beserta akar akarnya
- Pembuakan leher akar dari dua baris perdu yang masih nampak sehat
3.AKAR HITAM
Penyebab
Penyakit : Jamur Rosellinia Arcuata
Daun daun menguning,
layu, rontok akhirnya mati. Jika tanaman yang sakit dibongkar, pada permukaan
akr terdapat jaringan benang-benang jamur berwarna hitam. Pada saat masih muda,
warna benang-benang tersebut putih, lalu menjadi kelabu, akhirnya kelabu
kehitaman.
Daur
Hidup
Jamur dapat menulra
melalu kontak antara akar yang sehat dengan akar yang sakit. Jamur juga dapat
menular melalui rhizomorf (hifa yang memiliki bentuk dan fungsi sama dengan
akar) di dalam. miselium yang berkembang diatas tanah sebagai sprofit pada
sampah-sampah yang terdapat dibawah perdu-perdu teh
2.11 Hasil Penelitian Tanaman Teh
1. Pemberian sari
seduhan daun teh hijau dosis 10 x dosis manusia (0,54 g 1200 gbb) pada tikus
putih jantan yang diberi kuning telur (1,25 g/200 g bb/hari) dan sukrosa (1,25
g / 200 g bb / hari), memperlihatkan efek penurunan kadar kolesterol total,
kolesterol LDL, trigliserida dan berat badan yang ben-nakna dibandingkan dengan
kontrol perlauan (p<0,05), namun tidak menunjukkan perbedaan kadar
kolesterol HDL yang bermakna (Edwin Dirghantara, Jurusan Farmasi FMIPA Ul,
1994).
2. Pemberian sari seduhan daun teh hijau dosis
25 x dosis manusia (1,35 g/200 g bb) yang diberikan per oral pada tikus normal
yang diberi diet glukosa memperlihatkan efek hipoglikemik pada 1/2 jam dan 1
jam setelah perlakuan.
Sebagai pembanding dipakai tolbutamid (Aji Sutarmaji, Jurusan Fan-nasi FMIPA Ul, 1994). 3. Pemberian infus daun teh 2,5% - l ml dan 5% - l ml pada usus halus kelinci terpisah ada perbedaan frekuensi dan amplitude secara bermakna dibanding kontrol. Konsentrasi yang rneningkat, perbedaan semakin bermakna (Endyah Liestyartic, Jurusan Biologi FMIPA UNAIR, 1986).
Sebagai pembanding dipakai tolbutamid (Aji Sutarmaji, Jurusan Fan-nasi FMIPA Ul, 1994). 3. Pemberian infus daun teh 2,5% - l ml dan 5% - l ml pada usus halus kelinci terpisah ada perbedaan frekuensi dan amplitude secara bermakna dibanding kontrol. Konsentrasi yang rneningkat, perbedaan semakin bermakna (Endyah Liestyartic, Jurusan Biologi FMIPA UNAIR, 1986).
4. Teh Hitam Untuk Jantung, Teh Hijau
Untuk Sehatkan Otak
Sumber: [Kompas, 29 April 2006 ], Reported by Istadi, (Sabtu, 29 April 2006)
Menurut legenda kuno China, teh ditemukan secara kebetulan oleh Kaisar China Shen-Nung --bukan Shennong, sebagaimana ditulis Kompas (21/3)-- pada tahun 2737 SM. Konon, pada suatu perjalanan tugas luar, ketika anggota rombongannya sedang memasak air untuk minum, daun-daun dari semak-semak teh liar secara tak sengaja jatuh ke dalam air itu. Shen-Nung mendapati bahwa minuman tersebut nikmat rasanya. Kemudian, ia menganjurkan teh untuk obat gangguan ginjal, demam, infeksi dada, dan tumor, khususnya yang terjadi di seputar kepala. Anjuran Shen-Nung itu mungkin berlebihan, tetapi penelitian membuktikan, minuman yang paling digemari di dunia sesudah air minum ini dapat mencegah penyakit-penyakit kronis, antara lain batu ginjal, penyakit jantung dan pikun. Segera setelah dipetik, daun-daun teh diangkut ke tempat pengolahan untuk diproses dengan cara yang berbeda-beda. Perbedaan dari proses pengolahan yang dilaluinya menghasilkan perbedaan nyata dalam warna dan cita rasa dari teh yang siap diseduh. Namun, ada tiga produk dasar teh yang biasa dikonsumsi di dunia; teh hitam, teh oolong, dan the hijau lewat proses fermentasi. Adapun teh hijau ialah teh berwarna hijau yang dihasilkan melalui proses pengukusan cepat untuk menghambat terjadinya perubahan warna daun dan terjadinya fermentasi. Adapun teh oolong adalah teh yang agak menyerupai teh hitam dan teh hijau, yakni teh yang setengah difermentasi atau fermentasi dihentikan sebelum proses berlangsung sempurna.
Sumber: [Kompas, 29 April 2006 ], Reported by Istadi, (Sabtu, 29 April 2006)
Menurut legenda kuno China, teh ditemukan secara kebetulan oleh Kaisar China Shen-Nung --bukan Shennong, sebagaimana ditulis Kompas (21/3)-- pada tahun 2737 SM. Konon, pada suatu perjalanan tugas luar, ketika anggota rombongannya sedang memasak air untuk minum, daun-daun dari semak-semak teh liar secara tak sengaja jatuh ke dalam air itu. Shen-Nung mendapati bahwa minuman tersebut nikmat rasanya. Kemudian, ia menganjurkan teh untuk obat gangguan ginjal, demam, infeksi dada, dan tumor, khususnya yang terjadi di seputar kepala. Anjuran Shen-Nung itu mungkin berlebihan, tetapi penelitian membuktikan, minuman yang paling digemari di dunia sesudah air minum ini dapat mencegah penyakit-penyakit kronis, antara lain batu ginjal, penyakit jantung dan pikun. Segera setelah dipetik, daun-daun teh diangkut ke tempat pengolahan untuk diproses dengan cara yang berbeda-beda. Perbedaan dari proses pengolahan yang dilaluinya menghasilkan perbedaan nyata dalam warna dan cita rasa dari teh yang siap diseduh. Namun, ada tiga produk dasar teh yang biasa dikonsumsi di dunia; teh hitam, teh oolong, dan the hijau lewat proses fermentasi. Adapun teh hijau ialah teh berwarna hijau yang dihasilkan melalui proses pengukusan cepat untuk menghambat terjadinya perubahan warna daun dan terjadinya fermentasi. Adapun teh oolong adalah teh yang agak menyerupai teh hitam dan teh hijau, yakni teh yang setengah difermentasi atau fermentasi dihentikan sebelum proses berlangsung sempurna.
2.12 Bahaya Minum Teh
Teh memang dapat memberikan manfaat bagi para peminumnya,
tetapi ada juga beberapa orang tertentu yang dianjurkan untuk tidak
mengkonsumsi teh terlalu banyak karena bisa menjadi bumerang bagi kesehatannya
Orang-orang tersebut adalah:
1. Pasien yang fungsi ginjalnya tidak baik dan tak dapat menahan kencing atau inkontinensia karena teh berfungsi melancarkan pembuangan air kemih. Banyak minum teh mengganggu fungsi ginjal, sehingga akan semakin memberatkan penyakit pasien tersebut.
1. Pasien yang fungsi ginjalnya tidak baik dan tak dapat menahan kencing atau inkontinensia karena teh berfungsi melancarkan pembuangan air kemih. Banyak minum teh mengganggu fungsi ginjal, sehingga akan semakin memberatkan penyakit pasien tersebut.
2. Wanita hamil
Wanita yang sedang hamil
membutuhkan berbagi macam gizi untuk menyuplai kebutuhan metabolisme tubuhnya
dan juga janin dalam kandungannya. Kalau ia terlalu banyak minum teh, maka zat
tanin atau samak dalam teh dapat bersenyawa dengan zat besi dalam makanan yang
dikonsumsinya menjadi semacam kompon yang tidak diserap oleh tubuh. Ini selain
dapat mengakibatkan anemia dan kekurangan zat besi pada wanita hamil, juga
dapat mengakibatkan janin dalam kandungan menjadi kekurangan zat besi bawaan.
Sehingga setelah lahir bayi juga akan menderita anemia dan kekurangan zat besi.
3. Wanita yang sedang menyusui
Wanita yang sedang menyusui
sebaiknya tidak minum teh kental. Hal ini karena salah satu dari racun dalam
teh (kafein) bisa mempengaruhi pengeluaran air susu, sehingga ASI menjadi
berkurang, selain itu kafein juga bisa masuk kedalam tubuh bayi melalui air
susu yang dapat mengakibatkan usus bayi menjadi kejang, sehingga bayi akan
menangis tak henti-henti nya.
4. Orang yang sedang demam
Untuk orang yang sedang
menderita demam, minum teh bukannya dapat menurunkan suhu badannya tetapi
justru akan meningkatkan suhu panas tubuhnya. Hal ini dikarenakan theophyline
yang terkandung dalam teh dapat meninggikan suhu badan, bahkan membuat fungsi
obat penurun suhu badan menjadi hilang atau berkurang.
5. Orang yang lemah saraf dan mengalami insomnia
5. Orang yang lemah saraf dan mengalami insomnia
Para penderita penyakit ini
sebaiknya tidak minum teh karena hanya akan semakin memperparah penyakitnya.
Hal ini disebabkan kandungan kafein dalam teh dapat mengakibatkan bergairahnya
sistem saraf dan menaikkan metabolisme dasar, sehingga akan membuat semakin
sulit tidur dan merasa gelisah.
6. Orang yang kurang darah
Zat besi dalam makanan memasuki
saluran pencernaan dalam bentuk feros hidrosida koloid. Zat besi dalam bentuk
koloid ini tidak dapat diserap tubuh secara langsung. Ia harus melalui peran
getah lambung barulah dapat diserap melalui tubuh. Asam tanat dalam teh sangat
mudah bersenyawa dengan zat besi dan membentuk asam tanat feros larut yang
merintangi penyerapan zat besi. Bila tubuh orang yang kurang darah kekurangan
zat besi, hemoglobin sintetis dalam tubuh bisa berkurang, dan penyakitnya bisa
bertambah parah.
7. Orang yang mengalami sembelit
Mereka pantang minum teh kental
karena asam tanat dalam teh mempunyai peran astringen, yaitu melemahkan
penggeliangan saluran usus. Bila mereka nekat minum teh kental maka penyakitnya
akan semakin bertambah parah.
8. Anak-anak
8. Anak-anak
Minum teh tidak terlalu baik
untuk anak2, hal ini dikarenakan setelah minum teh anak2 akan mudah terangsang
semangatnya, nafsu makannya menurun, selaput lendir saluran pencernaan menyusut
sehingga mempengaruhi pencernaan makanan dan penyerapannya. Asam tanat dalam
teh juga dapat mempengaruhi penyerapan vitamin B dan zat besi dalam makanan sehingga
mengakibatkan menurunnya hemoglobin dan menuyustnya volume eritrosit, yang akan
berakibat mudah terserang anemia atau kurang darah.
9. Orang yang mempunyai tekanan darah tinggi dan mengidap jantung teh memang dapat membantu melindungi jantung tapi bagi yang telah terlanjur menderita penyakit jantung merek harus menghindari minum teh kental, karena kadar kafein dalam teh bisa merangsang orang dan menaikkan tekanan darahnya. Bila mereka tetap minum teh maka jantungnya akan berdetak cepat,merasa sangat gelisah bahkan mengalami arrhythmia atau tidak adanya irama jantung.
Setelah mengetahui beberapa
sebab mereka pantang minum teh tentunya akan menjadi perhatian bagi kita.
Walaupun teh juga mempunyai manfaat bagi kesehatan tapi efek kesehatan teh
lebih bersifat sebagai preventif(mencegah). Dan itupun akan berarti jika teh
diminum secara teratur dan dengan takaran yang tepat
Kandungan dalam teh yang dapat
membahayakan bagi manusia :
1. Zat tannin
2. Kafein
3. Theophyline
4. Asam tanat
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
Kandungan Teh :
1. Flouride
2. Asam amino L-theanine
(memperkuat imune tubuh)
3. Antik oksidan (Polifenol –
10 kali lipat dibanding sayuran, flavonoid)
4. Quercetin, kaempfrol, dan
myricetin (mencegah pengapuran pembuluh darah)
5. Cafein
Teh sangan berguna untuk kesehatan manusia,
karna terkandung banyak zat aktif yang dapat meningkatkan kesehatan maupun
penyembuhan penyakit, akan tetapi bila Teh dikonsumsi begitu banyak atau
berlebihan maka akan menyebabkan keracunan dan ada pula kandunga the yang
berbahaya seperti Cafein yang bila dikonsumsi berlebih akan berefek fatal untuk
kesehatan.
1.1
Saran
Dengan adanya pembahasan-pembahasan diatas,
semoga dapat menambah pengetahuan tentang Tanaman Teh (Camellia sinensis).
Dan pada akhirnya apabila dalam pembahasan tersebut masih ada kekurangan,
diharapkan adanya kritik yang sifatnya membangun, guna memperbaiki
pembahasan-pembahasan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Joko. S. Dan
Indriyati wibisono. 2007. Hama Dan Penyakit Tanaman Perkebunan. PT. Citra Aji
Parma. Jakarta.
Soetedjo. M. 1989. Hama Tanaman Keras Dan Alat Pemberantasannya. Bina aksara. Jakarta.
Sudarmo. S. 1991. Tanaman Perkebuan Pengendalian Hama Dan Penyakit. Kanisius. Ygyakarta.
Matnawy. H. 1991. Perlindungan Tanaman. Kanisius. Yogyakarta.
Soetedjo. M. 1989. Hama Tanaman Keras Dan Alat Pemberantasannya. Bina aksara. Jakarta.
Sudarmo. S. 1991. Tanaman Perkebuan Pengendalian Hama Dan Penyakit. Kanisius. Ygyakarta.
Matnawy. H. 1991. Perlindungan Tanaman. Kanisius. Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar