BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Perilaku membolos di kalangan
pelajar sudah sangat populer dari sekolah dasar sampai sekolah tingkat menengah
atas. Dan kebiasaan ini tidak hanya terjadi pada siswa putera, siswa puteri pun
juga tidak mustahil melakukan
kegiatan ini. Ada yang
melakukannya secara pribadi, tetapi cukup banyak juga melakukannya secara
berkelompok. Bila kebiasaan bolos ini terus menerus dilakukan tentu sangat
merugikan diri siswa tersebut dan
menurunnya nilai kedisiplinan dari pihak sekolah itu sendiri.
Berdasarkan survei ada banyak faktor
yang menyebabkan siswa bolos sekolah, salah satunya karena mereka tidak mau
mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak disukainya, atau karena tidak suka
pada salah satu guru, atau membolos karena diajak/mengikuti teman.
Program Bimbingan dan Konseling (BK)
merupakan salah satu cara yang baik dalam menghadapi siswa yang sering bolos
sekolah. Bimbingan dan Konseling bisa dibilang cukup efisien untuk mengatasi
masalah siswa tersebut. Diharapkan dengan adanya pendekatan personal ini siswa
lebih terbuka dengan permasalahannya, sehingga pembimbing pun jadi tahu masalah
yang dihadapi siswa itu.
Dengan adanya konseling ini bisa
meminimalisir kebiasaan siswa yang sering membolos. Bukan dengan menghukumnya
agar siswa jera dan melakukan perbuataannya. Menghukum bukanlah cara yang baik
untuk dilakukan. Karena siswa yang baru menginjak remaja merupakan masa-masa
kondisi emosi yang tidak labil bila dilakukan tindakan keras membuat siswa
sulit untuk dikontrol dan lebih sering membolos.
Selain itu, bila siswa masih
tertutup dengan masalahnya, pembimbing bisa menanyakan kepada teman dekatnya. Begitu semua informasi
yang diperlukan telah diperoleh pembimbing langsung mengambil tindakan
preventif dan pengobatan. Dengan cara memberikan nasehat dan arahan tanpa
adanya tindakan keras. Semoga fenomena bolos dikalangan pelajar bisa berkurang
dengan adanya tindak bimbingan dan konseling ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
ialah :
1.
Bagaimana mengatasi
siswa yang suka membolos ?
2.
Apa
pengertian dari membolos ?
3. Apa saja faktor - faktor yang menjadi
penyebab siswa membolos ?
4.
Bagamana cara mengatasi siswa membolos?
5.
Bagaimana peran dan fungsi BK dalam mengatasi siswa
membolos?
6.
Apa solusinya ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan
permasalahan di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui bagaimana mengatasi siswa membolos.
2.
Untuk
menjelaskan pengertian dari membolos.
3.
Untuk
mengetahui apa saja faktor - faktor yang menjadi penyebab siswa
membolos.
4.
Untuk
mengetahui bagaimana cara
mengatasi siswa membolos.
5.
Untuk mengetahui peran dan fungsi BK dalam mengatasi
siswa membolos.
6.
Untuk mengetahui solusi bagui siswa yang membolos.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Mengatasi Siswa Membolos Di Sekolah Melalui Bimbingan dan Konseling
Kewajiban
sekolah, selain mengajar , juga berusaha membentuk pribadi anak menjadi manusia
yang berwatak baik. Mengajar tidak sekedar hanya mentransfer ilmu pengetahuan,
tetapi lebih kepada usaha untuk membentuk pribadi santun dan mampu berdiri
sendiri. Sehingga jika terjadi suatu permasalahan pada siswa, pendidik ataupun
pihak sekolah juga turut memikirkannya serta senantiasa juga berusaha
mencarikan jalan keluar.
Menghentikan
sepenuhnya kebiasaan membolos memang tidaklah mudah dan sangatlah minim
kemungkinannya. Tetapi usaha untuk meminimalisisir kebiasaan tidak baik
tersebut tentu ada. Dan salah satu usaha dari pihak sekolah ialah dengan
program Bimbingan Konseling (BK). Kita mungkin pernah melihat atau bahkan
mengalami sendiri bagaimana rasanya dihukum karena membolos. Padahal menghukum
bukanlah satu - satunya jalan untuk membuat siswa jera dalam melakukan
perbuatannya. Bisa jadi hal tersebut malah menjadikan anak lebih bengal dan
lebih susah ditangani. Sebab siswa yang baru menginjak masa remaja merupakan masa
- masa di saat kondisi emosi yang tidak labil, mudah tersinggung dan mudah
sekali marah. Ibaratnya tulang rusuk, jika dipaksakan untuk lurus maka ia akan
patah. Oleh karena itu penanganannya harus hati-hati. Tindakan yang dapat
dilakukan dengan mengetahui faktor - faktor penyebabnya, pembimbing sedikit
tahu bagaimana kondisi permasalahan siswa.
Langkah
selanjutnya ialah melalui pendekatan supaya siswa yang membolos mau menerima
arahan dari guru. Adapun jika siswa masih bersikap tertutup, tidak mau menceritakan
permasalahan mengapa Ia membolos, maka pembimbing menggunakan cara lain yaitu
menanyakan pada teman dekatnya. Begitu semua informasi yang diperlukan telah
diperoleh, pembimbing langsung mengambil tindakan preventif dan pengobatan.
Seperti yang telah dikemukakan di atas, pencegahan tidak harus melalui hukuman.
Memberi nasehat dan arahan yang baik akan lebih mengena dari pada membentak dan
memarahinya. Tidak teraturnya anak masuk sekolah tidak sepenuhnya terletak pada
siswa. Ada banyak sebab yang terletak di luar kekuasaan anak, atau yang kurang
dikuasai anak.
Jadi,
kegiatan membolos siswa tidak sepenuhnya kesalahan siswa. Ada faktor dari luar
yang juga turut andil dalam pembolosan tersebut. Oleh karena itu, tugas program
Bimbingan dan Konseling (BK) selain memberi arahan pada siswa juga
mengkondisikan lingkungan sekolahnya sebaik mungkin supaya siswa merasa betah
berada di sekolah. Selain itu, pembimbing juga selalu menjalin komunikasi
dengan keluarga siswa ada kesepakatan dalam usaha mengatasi masalah anak.
Di
sekolah sangat mungkin ditemukan siswa yang yang bermasalah, dengan menunjukkan
berbagai gejala penyimpangan perilaku. yang merentang dari kategori ringan
sampai dengan berat. Upaya untuk menangani siswa yang bermasalah, khususnya
yang terkait dengan pelanggaran disiplin sekolah dapat dilakukan melalui dua
pendekatan yaitu:
(1)
Pendekatan disiplin, dan
(2)
Pendekatan bimbingan dan konseling.
Penanganan
siswa berm asalah
melalui pendekatan disiplin merujuk pada aturan dan ketentuan (tata tertib) yang
berlaku di sekolah beserta sanksinya. Sebagai salah satu komponen organisasi
sekolah, aturan (tata tertib) siswa beserta sanksinya memang perlu ditegakkan
untuk mencegah sekaligus mengatasi terjadinya berbagai penyimpangan perilaku
siswa. Kendati demikian, harus diingat sekolah bukan “lembaga hukum” yang harus
mengobral sanksi kepada siswa yang mengalami gangguan penyimpangan perilaku.
Sebagai lembaga pendidikan, justru kepentingan utamanya adalah bagaimana
berusaha menyembuhkan segala penyimpangan perilaku yang terjadi pada para
siswanya.
Oleh
karena itu, disinilah pendekatan yang kedua perlu digunakan yaitu pendekatan
melalui Bimbingan dan Konseling. Berbeda dengan pendekatan disiplin yang
memungkinkan pemberian sanksi untuk menghasilkan efek jera, penanganan siswa
bermasalah melalui Bimbingan dan Konseling justru lebih mengutamakan pada upaya
penyembuhan dengan menggunakan berbagai layanan dan teknik yang ada. Penanganan
siswa bermasalah melalui Bimbingan dan Konseling sama sekali tidak menggunakan bentuk
sanksi apa pun, tetapi lebih mengandalkan pada terjadinya kualitas hubungan
interpersonal yang saling percaya di antara konselor dan siswa yang bermasalah,
sehingga setahap demi setahap siswa tersebut dapat memahami dan menerima diri
dan lingkungannya, serta dapat mengarahkan diri guna tercapainya penyesuaian
diri yang lebih baik.
Sebagai
contoh, misalkan di suatu sekolah ditemukan kasus seorang siswa yang sering
berkelahi disekolah , sementara tata tertib sekolah secara tegas
Jika hanya mengandalkan pendekatan disiplin, mungkin tindakan yang akan diambil
sekolah adalah berusaha memanggil orang tua/wali siswa yang bersangkutan. Jika
tanpa intervensi Bimbingan dan Konseling, maka sangat mungkin siswa yang
bersangkutan akan meninggalkan sekolah dengan dihinggapi masalah-masalah baru
yang justru dapat semakin memperparah keadaan. Tetapi dengan intervensi
Bimbingan dan Konseling di dalamnya, diharapkan siswa yang bersangkutan bisa
tumbuh perasaan dan pemikiran positif atas masalah yang menimpa dirinya, misalnya
secara sadar menerima dan sadar bahwa berkelahi adalah perbuatan yang tidak
terpuji, keinginan untuk tetap sekolah, serta hal-hal positif lainnya.
Lebih
jauh, meski saat ini paradigma pelayanan Bimbingan dan Konseling lebih
mengedepankan pelayanan yang bersifat pencegahan dan pengembangan, pelayanan
Bimbingan dan Konseling terhadap siswa bermasalah tetap masih menjadi
perhatian. Dalam hal ini, perlu diingat bahwa tidak semua masalah siswa harus
ditangani oleh guru Bimbingan dan Konseling (BK/Konselor). Dalam hal ini,
Sofyan S. Willis (2004) mengemukakan tingkatan masalah berserta mekanisme dan
petugas yang menanganinya, sebagaimana dalam bagan berikut :
a. Masalah (kasus) ringan,
seperti: membolos, malas, kesulitan belajar pada bidang tertentu, berkelahi dengan
teman sekolah, bertengkar, minum minuman keras tahap awal, berpacaran, mencuri
kelas ringan. Kasus ringan dibimbing oleh wali kelas dan guru dengan
berkonsultasi kepada kepala sekolah (konselor/guru pembimbing) dan
mengadakan kunjungan rumah.
b. Masalah (kasus) sedang, seperti:
gangguan emosional, berpacaran, dengan perbuatan menyimpang, berkelahi antar
sekolah, kesulitan belajar, karena gangguan di keluarga, minum minuman keras
tahap pertengahan, mencuri kelas sedang, melakukan gangguan sosial dan asusila.
Kasus sedang dibimbing oleh guru BK (konselor), dengan berkonsultasi dengan
kepala sekolah, ahli/profesional, polisi, guru dan sebagainya. Dapat pula
mengadakan konferensi kasus.
c. Masalah (kasus) berat, seperti:
gangguan emosional berat, kecanduan alkohol dan narkotika, pelaku kriminalitas,
siswa hamil, percobaan bunuh diri, perkelahian dengan senjata tajam atau
senjata api. Kasus berat dilakukan referal (alihtangan kasus) kepada ahli
psikologi dan psikiater, dokter, polisi, ahli hukum yang sebelumnya terlebih
dahulu dilakukan kegiatan konferensi kasus.
Dengan melihat
penjelasan di atas, tampak jelas bahwa penanganan siswa bermasalah melalui
pendekatan Bimbingan dan Konseling tidak semata-mata menjadi tanggung jawab
guru Bimbingan dan Konseling (BK/Konselor) di sekolah tetapi dapat melibatkan
pula berbagai pihak lain untuk bersama - sama membantu siswa agar memperoleh
penyesuaian diri dan perkembangan pribadi secara optimal.
B.
Pengertian
Membolos
Membolos
dapat diartikan sebagai perilaku siswa yang tidak masuk sekolah dengan alasan
yang tidak tepat, atau membolos juga dapat dikatakan sebagai ketidakhadiran
siswa tanpa adanya suatu alasan yang jelas. Membolos merupakan salah satu
bentuk dari kenakalan siswa, yang jika tidak segera diselesaikan atau dicari
solusinnya dapat menimbulkan dampak yang lebih parah. Oleh karena itu
penanganan terhadap siswa yang suka membolos menjadi perhatian yang sangat
serius.
Penanganan
tidak saja dilakukan oleh sekolah, tetapi pihak keluarga juga perlu dilibatkan.
Malah terkadang penyebab utama siswa membolos lebih sering berasal dari dalam
keluarga itu sendiri. Jadi komunikasi antara pihak sekolah dengan pihak
keluarga menjadi sangat penting dalam pemecahan masalah siswa tersebut.
C. Faktor Penyebab Timbulnya Perilaku Membolos
Salah satu faktor penyebab perilaku membolos adalah terkait dengan masalah
kenakalan remaja secara umum. Perilaku tersebut tergolong perilaku yang tidak
adaptif sehingga harus ditangani secara serius. Penanganan dapat dilakukan
dengan terlebih dahulu mengetahui faktor penyebab munculnya perilaku membolos
tersebut.
Faktor pendukung munculnya perilaku membolos sekolah pada remaja ini dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang berisiko meningkatkan munculnya
perilaku membolos pada remaja antara lain kebijakan mengenai pembolosan yang
tidak konsisten, interaksi yang minim antara orang tua siswa dengan pihak
sekolah, guru-guru yang tidak suportif, atau tugas-tugas sekolah yang kurang
menantang bagi siswa.
2. Faktor Personal
Misalnya terkait dengan menurunnya motivasi atau
hilangnya minat akademik siswa, kondisi ketinggalan pelajaran, atau karena
kenakalan remaja seperti konsumsi alkohol dan minuman keras.
3. Faktor Keluarga
Meliputi pola asuh orang tua atau kurangnya partisipasi orang
tua dalam pendidikan anak.
Menurut Gunarsa (2002), faktor penyebab anak absent dan tidak ke
sekolah dibagi dalam 2 kelompok, yaitu:
1. Sebab dari Dalam
Diri Anak itu Sendiri
·
Pada umumnya anak tidak ke sekolah karena sakit
·
Ketidakmampuan anak dalam mengikuti pelajaran di sekolah
·
Kemampuan intelektual yang tarafnya lebih tinggi dari
teman-temannya
·
Dari banyaknya kasus di sekolah, ternyata faktor pada
anak yaitu kekurangan motivasi belajar yang jelas mempengaruhi anak
2. Sebab
dari Luar Anak
a. Keluarga
o
Keadaan
Keluarga : Keadaan keluarga tidak selalu memudahkan anak didik dalam
menggunakan waktu untuk belajar sekehendak hatinya. Banyak keluarga yang masih
memerlukan bantuan anak-anaknya untuk melaksanakan tugas-tugas di rumah, bahkan
tidak jarang pula terlihat ada anak didik yang membantu orang tuanya mencari
nafkah.
o
Sikap
Orang Tua :
Sikap orang tua yang masa bodoh terhadap sekolah, yang tentunya kurang membantu
mendorong anak untuk hadir ke sekolah. Orang tua dengan mudah memberi surat keterangan sakit ke
sekolah, padahal anak membolos untuk menghindari ulangan.
b. Sekolah
o
Hubungan
anak dengan sekolah dapat dilihat dari anak-anak lain yang menyebabkan ia tidak
senang di sekolah, lalu membolos.
o
Anak tidak senang ke sekolah karena tidak senang dengan gurunya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab perilaku
membolos siswa tidak hanya berasal dari dalam diri siswa itu sendiri (internal)
melainkan dapat juga disebabkan oleh faktor eksternal seperti lingkungan
sekolah dan keluarga.
D.
Cara
mengatasi siswa membolos
Bolos belajar sudah menjadi fenomena
umum di sekolah. Siswa meninggalkan kelas saat jam pelajaran masih berlangsung.
Minta izin kepada guru namun tidak kembali sampai jam pelajaran berakhir.
Pasti ada yang tidak beres. Padahal
siswa tahu, kalau bolos belajar itu merugikan. Siswa akan ketinggalan materi
pelajaran. Bahkan, tawuran antar pelajar sering terjadi pada jam sekolah.
Buktinya, mereka masih mengenakan seragam sekolah.
Mengapa siswa bolos belajar? Banyak
sekali faktor penyebabnya. Di antaranya kemalasan atau kebosanan belajar,
pembelajaran yang kurang menarik, hubungan komunikasi sosial yang terganggu
antara guru dan siswa, pengelolaan kelas yang buruk, dll.
Untuk mengantisipasi siswa bolos
belajar, ada beberapa alternatif upaya yang perlu dilakukan oleh guru:
1. Sajikan materi pelajaran secara menarik dan
menyenangkan. Ini akan mampu mereduksi kebiasaan siswa untuk sering minta izin
dengan berbagai alasan.
2. Ciptakan suasana komunikasi harmonis dengan
siswa. Komunikasi yang harmonis antara guru dan siswa akan membuat siswa merasa
betah berada di kelas.
3. Kuasai seisi
ruangan kelas dengan cermat. Ini
mencegah siswa yang meninggalkan kelas diam-diam tanpa sepengetahuan guru.
Misalnya saat guru menulis di papan tulis. Oleh sebab itu posisi berdiri saat menulis di papan
tulis tidak membelakang penuh kepada siswa.
4. Atur siswa yang minta izin meninggalkan kelas. Jangan
bolehkan siswa minta izin lebih dari satu orang secara bersamaan. Melainkan
izinkan secara bergantian satu persatu siswa. Ada semacam budaya antri untuk
minta izin meninggalkan kelas.
5. Jika memungkinkan, siswa yang minta izin supaya
menuliskan nama dan lamanya waktu meninggalkan kelas. Hal ini ditulis di pojok
kanan papan tulis. Jika ada siswa lain yang ingin minta izin, dapat membaca
siapa yang sedang minta izin. Cara seperti ini membantu guru untuk memantau
siswa yang sedang meninggalkan kelas atau siswa yang bolos.
Mudahan-cara tersebut menjadi
alternatif bagi guru untuk mengatasi siswanya yang bolos belajar.
E.
Peran
dan Fungsi Bimbingan Konseling (BK) dalam Mengatasi Siswa yang Suka Membolos
Kewajiban
sekolah, selain mengajar (dalam arti hanya mengisi otak anak-anak dengan
berbagai ilmu pengetahuan), juga berusaha membentuk pribadi anak menjadi
manusia yang berwatak baik.
Mengajar tidak sekedar transfer
pengetahuan, tetapi lebih kepada usaha untuk membentuk pribadi santun dan mampu
berdiri sendiri. Sehingga jika terjadi suatu permasalahan pada siswa, pendidik
/ pihak sekolah juga turut memikirkannya, berusaha mencarikan jalan keluar.
Dalam menghadapi anak tersebut peran BK sangatlah penting. Sebagai sarana untuk mencari solusi, fungsi BK cukup efisien. Melalui pendekatan personal, harapannya siswa dapat lebih terbuka dengan pemasalahannya, sehingga pembimbing dapat memahami dan mendapat gambaran secara jelas apa yang sedang dihadapi siswa.
Dalam menghadapi anak tersebut peran BK sangatlah penting. Sebagai sarana untuk mencari solusi, fungsi BK cukup efisien. Melalui pendekatan personal, harapannya siswa dapat lebih terbuka dengan pemasalahannya, sehingga pembimbing dapat memahami dan mendapat gambaran secara jelas apa yang sedang dihadapi siswa.
Menghentikan
sepenuhnya kebiasaan membolos memang tidaklah mudah dan sangatlah minim
kemungkinannya. Tetapi usaha untuk meminimalisisir kebiasaan tidak baik
tersebut tentu ada. Dan salah satu usaha dari pihak sekolah ialah dengan program
Bimbingan Konseling (BK).
Kita
mungkin pernah melihat atau bahkan mengalami sendiri bagaimana rasanya dihukum
karena membolos. Padahal menghukum bukanlah satu-satunya jalan untuk membuat
siswa jera dalam melakukan perbuatannya. Bisa jadi hal tersebut malah
menjadikan anak lebih bengal dan lebih susah ditangani. Sebab siswa remaja
merupakan masa kondisi emosi yang tidak labil, mudah tersinggung dan mudah
sekali marah. Ibaratnya tulang rusuk, jika dipaksakan untuk lurus maka ia akan
patah. Oleh karena itu penanganannya harus hati-hati.
Tindakan
yang dapat dilakukan
Dengan
mengetahui faktor-faktor penyebabnya, pembimbing sedikit tahu bagaimana kondisi
permasalahan siswa. Langkah selanjutnya ialah melalui pendekatan supaya siswa
yang membolos mau menerima arahan dari pembimbing. Adapun jika siswa masih
bersikap tertutup, tidak mau menceritakan permasalahan mengapa ia membolos,
maka pembimbing menggunakan cara lain yaitu menanyakan pada teman dekatnya.
Begitu semua informasi yang diperlukan telah diperoleh, pembimbing langsung
mengambil tindakan preventif dan pengobatan. Seperti yang telah dikemukakan di
atas, pencegahan tidak harus melalui hukuman. Memberi nasehat dan arahan yang
baik akan lebih mengena dari pada membentak dan memarahinya.
Tidak
teraturnya anak masuk sekolah tidak sepenuhnya terletak pada siswa. Ada banyak
sebab yang terletak di luar kekuasaan anak, atau yang kurang dikuasai anak.
Jadi
kegiatan membolos siswa tidak sepenuhnya kesalahan siswa. Ada faktor dari luar
yang juga turut andil dalam pembolosan tersebut. Oleh karena itu, tugas BK
selain memberi arahan pada siswa juga mengkondisikan lingkungan sekolahnya
sebaik mungkin supaya siswa merasa betah berada di sekolah. Selain itu
pembimbing juga selalu menjalin komunikasi dengan keluarga siswa ada
kesepakatan dalam usaha mengatasi masalah anak.
F.
Solusi
a)
Guru
melakukan pendekatan persuasif dan edukatif kepada siswa, memposisikan siswa
sebagai teman bicara dan bukan sebagai terdakwa
b)
Guru
memberikan teladan yang baik kepada siswa, jangan sampai siswa terlambat
dihukum sedangkan guru yang sering terlambat dibiarkan saja.
c)
Guru
selalu berkreasi, berinovasi agar suasana kelas tercipta ceria menyenangkan dan
hidup.
d)
Guru
hendaknya merefleksi dan mengevaluasi diri apakah siswa dapat menerima dan
memahami yang telah diajarkan guru.
e)
Guru
harus memberikan penilaian kepada siswa dengan adil, transparan, jujur dan
tidak merekayasa.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Membolos
merupakan salah satu kenakalan siswa yang dalam penanganannya perlu perhatian
yang serius. Memang tidak sepenuhnya kegiatan membolos dapat dihilangkan,
tetapi usaha untuk meminimalisir tetap ada.
Membolos
merupakan salah satu kenakalan siswa yang dalam penanganannya perlu perhatian
yang serius. Memang tidak sepenuhnya kegiatan membolos dapat dihilangkan,
tetapi usaha untuk meminimalisir tetap ada.
Melalui program BK, pihak sekolah berupaya mencari solusi bagi mereka yang suka membolos. Karena membolos terkait berbagai faktor, maka dalam penyelesaiannya tidaklah mudah. Oleh karena itu pihak sekolah juga mengikutsertakan orang tua.
Dengan adanya kerjasama yang baik antara pihak sekolah (dalam hal ini BK) dan orang tua siswa, permasalah membolos siswa diharapkan dapat diselesaikan sehingga tidak menjalar kepada siswa lainnya.
Melalui program BK, pihak sekolah berupaya mencari solusi bagi mereka yang suka membolos. Karena membolos terkait berbagai faktor, maka dalam penyelesaiannya tidaklah mudah. Oleh karena itu pihak sekolah juga mengikutsertakan orang tua.
Dengan adanya kerjasama yang baik antara pihak sekolah (dalam hal ini BK) dan orang tua siswa, permasalah membolos siswa diharapkan dapat diselesaikan sehingga tidak menjalar kepada siswa lainnya.
Faktor
- faktor yang menjadi penyebab siswa membolos terbagi menjadi dua golongan,
yaitu faktor internal dan eksternal. Selain itu, faktor – faktor lain yang
menjadi penyebab siswa membolos lainnya, meliputi : faktor keluarga,
faktor kurangnya kepercayaan diri, perasaan yang termarginalkan, faktor
personal serta faktor yang berasal dari sekolah.
Akibat
yang ditimbulkan oleh siswa yang membolos, akan mengalami kegagalan dalam
pelajaran. Selain mengalami kegagalan belajar, siswa tersebut juga akan
mengalami marginalisasi atau perasaan tersisihkan oleh teman - temannya.
Peran
program Bimbingan dan Konseling (BK) dalam hal mengatasi siswa yang suka
membolos, yakni dengan mengetahui faktor - faktor penyebab siswa membolos,
menerapkan gerakan disiplin serta sosialisasi kepada pengelola hiburan.
Melalui
program BK, pihak sekolah berupaya mencari solusi bagi mereka yang suka
membolos. Karena membolos terkait berbagai faktor, maka dalam penyelesaiannya
tidaklah mudah. Oleh karena itu pihak sekolah juga mengikutsertakan orang tua.
Dengan
adanya kerjasama yang baik antara pihak sekolah (dalam hal ini BK) dan orang
tua siswa, permasalah membolos siswa diharapkan dapat diselesaikan sehingga
tidak menjalar kepada siswa lainnya.
B.
Saran
Semoga
dengan adanya makalah ini, para pembaca bisa lebih mengetahui tentang cara
menanggulangi Perilaku siswa yang suka membolos yang kerap dilakukan para siswa
sekolah.
DAFTAR
PUSTAKA
Kartono, Kartini. Bimbingan bagi
anak dan remaja yang bermasalah. Rajawali Pers: Jakarta. 1991
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami
panjatkan kehadirat Allah Swt. yang senantiasa memberikan rahmat dan inayah-Nya kepada kami. Shalawat dan salam semoga tetap dilimpahcurahkan
kepada Nabi Muhammad saw, kepada keluarga, sahabat dan semua umatnya.
Makalah ini kami buat dengan judulmakalah “MENGATASI
SISWA MEMBOLOS DI SEKOLAH MELALUI BIMBINGAN DAN KONSELING
” serta harapan dapat memberikan manfaat dalam mengembangkan
kreativitas kami khususnya dan pembaca pada umumnya.
Makalah ini tidak
akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan, saran, pendapat, serta kelengkapan
sarana dan prasarana yang terdapat di lingkungan IAIC Tasikmalaya. Untuk itulah kami menyampaikan
terimakasih.
Dengan segala kerendahan
hati, kami mohon pada semua pihak, khususnya dosen mata kuliah untuk senantiasa
memberikan perbaikan dan pengarahannya, juga kritik dan sarannya untuk kami.
Tasikmalaya, Desember 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A.
LATAR BELAKANG............................................................................. 1
B.
RUMUSAN MASALAH......................................................................... 2
C.
TUJUAN PENELITIAN......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
A.
MENGATASI SISWA MEMBOLOS DISEKOLAH MELALUI BIMBINGAN DAN KONSELING ....................................................................................................... 3
B.
PENGERTIAN MEMBOLOS................................................................ 6
C.
FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA PRILAKU MEMBOLOS 7
D.
CARA MENGATASI SISWA MEMBOLOS......................................... 8
E.
PERAN DAN FUNGSI BIMIBINGAN KONSELING DALAM MENGATASI SISWA YANG SUKA MEMBOLOS.......................................................................................... 9
BAB III PENUTUP........................................................................................... 12
A.
KESIMPULAN..................................................................................... 12
B.
SARAN.................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 14
MENGATASI
SISWA MEMBOLOS DI SEKOLAH MELALUI BIMBINGAN DAN KONSELING
Diajukan
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata
Pelajaran Bimbingan Konseling
DISUSUN
OLEH :
I
P A N
FAK/JUR
: PAI/TARBIYAH
KELAS
: III – C
INSTITUT
AGAMA ISLAM CIPASUNG
SINGAPARNA
– TASIKMALAYA
2014
Nama ..... jayachandra fadhlan
BalasHapusNegara .... indonesia
W / S ......... + 62 821-3272-6591
email ...... (jayachandrafadhlan@gmail.com)
Nama saya jayachandra fadhlan,
dari Indonesia Saya seorang perancang busana dan saya ingin menggunakan media ini untuk memberi tahu semua orang agar berhati-hati dalam mendapatkan pinjaman di internet, begitu banyak pemberi pinjaman di sini untuk mempercayai orang. Terima kasih dengan hasil hasil jerih payah Anda, saya meminta pinjaman untuk sekitar Rp900.000.000 wanita di Malaysia dan saya kehilangan sekitar 29 juta tanpa mengambil pinjaman, saya membayar hampir 29 juta masih saya tidak mendapatkan pinjaman dan bisnis saya tentang macet karena hutang. Saat saya mencari perusahaan pinjaman yang dapat diandalkan, saya melihat iklan online lainnya dan nama perusahaan itu adalah PERUSAHAAN PINJAMAN EKSOTIK. Saya kehilangan 15 juta bersama mereka dan sampai hari ini, saya belum pernah menerima pinjaman yang saya usulkan. Teman baik saya yang disetujui pinjaman juga menerima pinjaman, memperkenalkan saya ke perusahaan yang dapat dipercaya di mana MRS. KARINA bekerja sebagai manajer cabang, dan saya meminta pinjaman sebesar Rp900.000.000 dan mereka meminta kredensial saya, dan setelah itu mereka menyelesaikan meminta persetujuan saya, pinjaman yang disetujui untuk saya dan saya pikir itu hanya memperbolehkan, dan memungkinkan ini membuat saya kehilangan uang, tetapi saya terpana. Ketika saya mendapatkan pinjaman saya dalam waktu kurang dari 24 jam dengan bunga 2% tanpa Jaminan. Saya sangat senang karena ALLAH menggunakan teman saya yang menghubungi mereka dan memperkenalkan saya kepada mereka dan karena saya selamat membuat bisnis saya melambung tinggi di udara dan dilikuidasi dan sekarang bisnis saya terbang tinggi di Indonesia dan tidak ada yang akan mengatakannya. membahas tentang mode perusahaan. Jadi saya perlu semua orang yang tinggal di Indonesia dan negara lain membutuhkan pinjaman untuk satu tujuan atau yang lain untuk membeli MRS. KARINA melalui email: (karinarolandloancompany@gmail.com) atau hanya whatsapp +1(585)708-3478 .... Anda masih dapat menghubungi saya jika Anda meminta informasi lebih lanjut melalui email: (jayachandrafadhlan@gmail.com) atau whatsapp + 62 821-3272-6591, Terima kasih lagi untuk membaca kesaksian saya, dan semoga ALLAH terus memberkati kita dan memberi kita umur panjang dan sejahtera.
Perusahaan ..... karina roland perusahaan pinjaman
W / S ...... + 1 (585) -708-3478
email ...... (karinarolandloancompany@gmail.com)
permasalahan siswa membolos memang masih jadi permasalahan terutama di sekolah menengah atas, kebetulan kami punya solusi agar guru maupun ortu dapat memantau agar siswa tidak bolos lagi, silahkan kunjungi website kami ABSENSI SISWA
BalasHapus