TOKO 0SCAR CLASSER

Senin, 22 Desember 2014

MENGATASI SISWA MEMBOLOS DI SEKOLAH MELALUI BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Perilaku membolos di kalangan pelajar sudah sangat populer dari sekolah dasar sampai sekolah tingkat menengah atas. Dan kebiasaan ini tidak hanya terjadi pada siswa putera, siswa puteri pun juga tidak mustahil melakukan kegiatan ini. Ada yang melakukannya secara pribadi, tetapi cukup banyak juga melakukannya secara berkelompok. Bila kebiasaan bolos ini terus menerus dilakukan tentu sangat merugikan diri siswa tersebut dan menurunnya nilai kedisiplinan dari pihak sekolah itu sendiri.

Berdasarkan survei ada banyak faktor yang menyebabkan siswa bolos sekolah, salah satunya karena mereka tidak mau mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak disukainya, atau karena tidak suka pada salah satu guru, atau membolos karena diajak/mengikuti teman.
Program Bimbingan dan Konseling (BK) merupakan salah satu cara yang baik dalam menghadapi siswa yang sering bolos sekolah. Bimbingan dan Konseling bisa dibilang cukup efisien untuk mengatasi masalah siswa tersebut. Diharapkan dengan adanya pendekatan personal ini siswa lebih terbuka dengan permasalahannya, sehingga pembimbing pun jadi tahu masalah yang dihadapi siswa itu.
Dengan adanya konseling ini bisa meminimalisir kebiasaan siswa yang sering membolos. Bukan dengan menghukumnya agar siswa jera dan melakukan perbuataannya. Menghukum bukanlah cara yang baik untuk dilakukan. Karena siswa yang baru menginjak remaja merupakan masa-masa kondisi emosi yang tidak labil bila dilakukan tindakan keras membuat siswa sulit untuk dikontrol dan lebih sering membolos.
Selain itu, bila siswa masih tertutup dengan masalahnya, pembimbing bisa menanyakan kepada teman dekatnya. Begitu semua informasi yang diperlukan telah diperoleh pembimbing langsung mengambil tindakan preventif dan pengobatan. Dengan cara memberikan nasehat dan arahan tanpa adanya tindakan keras. Semoga fenomena bolos dikalangan pelajar bisa berkurang dengan adanya tindak bimbingan dan konseling ini.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini  ialah :
1.      Bagaimana mengatasi siswa yang suka membolos ?
2.      Apa pengertian dari membolos ?
3.      Apa saja faktor - faktor yang menjadi penyebab siswa membolos ?
4.      Bagamana cara mengatasi siswa membolos?
5.      Bagaimana peran dan fungsi BK dalam mengatasi siswa membolos?
6.      Apa solusinya ?

C.    Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui bagaimana mengatasi siswa membolos.
2.      Untuk menjelaskan pengertian dari membolos.
3.      Untuk mengetahui apa saja faktor - faktor yang menjadi penyebab siswa   membolos.
4.      Untuk mengetahui bagaimana  cara mengatasi siswa membolos.
5.      Untuk mengetahui peran dan fungsi BK dalam mengatasi siswa membolos.
6.      Untuk mengetahui solusi bagui siswa yang membolos.








BAB II
PEMBAHASAN
A.    Mengatasi Siswa Membolos Di Sekolah Melalui Bimbingan dan Konseling
Kewajiban sekolah, selain mengajar , juga berusaha membentuk pribadi anak menjadi manusia yang berwatak baik. Mengajar tidak sekedar hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi lebih kepada usaha untuk membentuk pribadi santun dan mampu berdiri sendiri. Sehingga jika terjadi suatu permasalahan pada siswa, pendidik ataupun pihak sekolah juga turut memikirkannya serta senantiasa juga berusaha mencarikan jalan keluar.
Menghentikan sepenuhnya kebiasaan membolos memang tidaklah mudah dan sangatlah minim kemungkinannya. Tetapi usaha untuk meminimalisisir kebiasaan tidak baik tersebut tentu ada. Dan salah satu usaha dari pihak sekolah ialah dengan program Bimbingan Konseling (BK). Kita mungkin pernah melihat atau bahkan mengalami sendiri bagaimana rasanya dihukum karena membolos. Padahal menghukum bukanlah satu - satunya jalan untuk membuat siswa jera dalam melakukan perbuatannya. Bisa jadi hal tersebut malah menjadikan anak lebih bengal dan lebih susah ditangani. Sebab siswa yang baru menginjak masa remaja merupakan masa - masa di saat kondisi emosi yang tidak labil, mudah tersinggung dan mudah sekali marah. Ibaratnya tulang rusuk, jika dipaksakan untuk lurus maka ia akan patah. Oleh karena itu penanganannya harus hati-hati. Tindakan yang dapat dilakukan dengan mengetahui faktor - faktor penyebabnya, pembimbing sedikit tahu bagaimana kondisi permasalahan siswa.
Langkah selanjutnya ialah melalui pendekatan supaya siswa yang membolos mau menerima arahan dari guru. Adapun jika siswa masih bersikap tertutup, tidak mau menceritakan permasalahan mengapa Ia membolos, maka pembimbing menggunakan cara lain yaitu menanyakan pada teman dekatnya. Begitu semua informasi yang diperlukan telah diperoleh, pembimbing langsung mengambil tindakan preventif dan pengobatan. Seperti yang telah dikemukakan di atas, pencegahan tidak harus melalui hukuman. Memberi nasehat dan arahan yang baik akan lebih mengena dari pada membentak dan memarahinya. Tidak teraturnya anak masuk sekolah tidak sepenuhnya terletak pada siswa. Ada banyak sebab yang terletak di luar kekuasaan anak, atau yang kurang dikuasai anak.
 Jadi, kegiatan membolos siswa tidak sepenuhnya kesalahan siswa. Ada faktor dari luar yang juga turut andil dalam pembolosan tersebut. Oleh karena itu, tugas program Bimbingan dan Konseling (BK) selain memberi arahan pada siswa juga mengkondisikan lingkungan sekolahnya sebaik mungkin supaya siswa merasa betah berada di sekolah. Selain itu, pembimbing juga selalu menjalin komunikasi dengan keluarga siswa ada kesepakatan dalam usaha mengatasi masalah anak.
Di sekolah sangat mungkin ditemukan siswa yang yang bermasalah, dengan menunjukkan berbagai gejala penyimpangan perilaku. yang merentang dari kategori ringan sampai dengan berat. Upaya untuk menangani siswa yang bermasalah, khususnya yang terkait dengan pelanggaran disiplin sekolah dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu:
(1)  Pendekatan disiplin, dan
(2)  Pendekatan bimbingan dan konseling.
Penanganan siswa berm asalah melalui pendekatan disiplin merujuk pada aturan dan ketentuan (tata tertib) yang berlaku di sekolah beserta sanksinya. Sebagai salah satu komponen organisasi sekolah, aturan (tata tertib) siswa beserta sanksinya memang perlu ditegakkan untuk mencegah sekaligus mengatasi terjadinya berbagai penyimpangan perilaku siswa. Kendati demikian, harus diingat sekolah bukan “lembaga hukum” yang harus mengobral sanksi kepada siswa yang mengalami gangguan penyimpangan perilaku. Sebagai lembaga pendidikan, justru kepentingan utamanya adalah bagaimana berusaha menyembuhkan segala penyimpangan perilaku yang terjadi pada para siswanya.
Oleh karena itu, disinilah pendekatan yang kedua perlu digunakan yaitu pendekatan melalui Bimbingan dan Konseling. Berbeda dengan pendekatan disiplin yang memungkinkan pemberian sanksi untuk menghasilkan efek jera, penanganan siswa bermasalah melalui Bimbingan dan Konseling justru lebih mengutamakan pada upaya penyembuhan dengan menggunakan berbagai layanan dan teknik yang ada. Penanganan siswa bermasalah melalui Bimbingan dan Konseling sama sekali tidak menggunakan bentuk sanksi apa pun, tetapi lebih mengandalkan pada terjadinya kualitas hubungan interpersonal yang saling percaya di antara konselor dan siswa yang bermasalah, sehingga setahap demi setahap siswa tersebut dapat memahami dan menerima diri dan lingkungannya, serta dapat mengarahkan diri guna tercapainya penyesuaian diri yang lebih baik.
Sebagai contoh, misalkan di suatu sekolah ditemukan kasus seorang siswa yang sering berkelahi disekolah  , sementara tata tertib sekolah secara tegas  Jika hanya mengandalkan pendekatan disiplin, mungkin tindakan yang akan diambil sekolah adalah berusaha memanggil orang tua/wali siswa yang bersangkutan. Jika tanpa intervensi Bimbingan dan Konseling, maka sangat mungkin siswa yang bersangkutan akan meninggalkan sekolah dengan dihinggapi masalah-masalah baru yang justru dapat semakin memperparah keadaan. Tetapi dengan intervensi Bimbingan dan Konseling di dalamnya, diharapkan siswa yang bersangkutan bisa tumbuh perasaan dan pemikiran positif atas masalah yang menimpa dirinya, misalnya secara sadar menerima dan sadar bahwa berkelahi adalah perbuatan yang tidak terpuji, keinginan untuk tetap sekolah, serta hal-hal positif lainnya.
Lebih jauh, meski saat ini paradigma pelayanan Bimbingan dan Konseling lebih mengedepankan pelayanan yang bersifat pencegahan dan pengembangan, pelayanan Bimbingan dan Konseling terhadap siswa bermasalah tetap masih menjadi perhatian. Dalam hal ini, perlu diingat bahwa tidak semua masalah siswa harus ditangani oleh guru Bimbingan dan Konseling (BK/Konselor). Dalam hal ini, Sofyan S. Willis (2004) mengemukakan tingkatan masalah berserta mekanisme dan petugas yang menanganinya, sebagaimana dalam bagan berikut :
a.      Masalah (kasus) ringan, seperti: membolos, malas, kesulitan belajar pada bidang tertentu, berkelahi dengan teman sekolah, bertengkar, minum minuman keras tahap awal, berpacaran, mencuri kelas ringan. Kasus ringan dibimbing oleh wali kelas dan guru dengan berkonsultasi kepada kepala sekolah (konselor/guru pembimbing) dan mengadakan kunjungan rumah.
b.      Masalah (kasus) sedang, seperti: gangguan emosional, berpacaran, dengan perbuatan menyimpang, berkelahi antar sekolah, kesulitan belajar, karena gangguan di keluarga, minum minuman keras tahap pertengahan, mencuri kelas sedang, melakukan gangguan sosial dan asusila. Kasus sedang dibimbing oleh guru BK (konselor), dengan berkonsultasi dengan kepala sekolah, ahli/profesional, polisi, guru dan sebagainya. Dapat pula mengadakan konferensi kasus.
c.       Masalah (kasus) berat, seperti: gangguan emosional berat, kecanduan alkohol dan narkotika, pelaku kriminalitas, siswa hamil, percobaan bunuh diri, perkelahian dengan senjata tajam atau senjata api.  Kasus berat dilakukan referal (alihtangan kasus) kepada ahli psikologi dan psikiater, dokter, polisi, ahli hukum yang sebelumnya terlebih dahulu dilakukan kegiatan konferensi kasus.
Dengan melihat penjelasan di atas, tampak jelas bahwa penanganan siswa bermasalah melalui pendekatan Bimbingan dan Konseling tidak semata-mata menjadi tanggung jawab guru Bimbingan dan Konseling (BK/Konselor) di sekolah tetapi dapat melibatkan pula berbagai pihak lain untuk bersama - sama membantu siswa agar memperoleh penyesuaian diri dan perkembangan pribadi secara optimal.
B.     Pengertian Membolos
Membolos dapat diartikan sebagai perilaku siswa yang tidak masuk sekolah dengan alasan yang tidak tepat, atau membolos juga dapat dikatakan sebagai ketidakhadiran siswa tanpa adanya suatu alasan yang jelas. Membolos merupakan salah satu bentuk dari kenakalan siswa, yang jika tidak segera diselesaikan atau dicari solusinnya dapat menimbulkan dampak yang lebih parah. Oleh karena itu penanganan terhadap siswa yang suka membolos menjadi perhatian yang sangat serius.
Penanganan tidak saja dilakukan oleh sekolah, tetapi pihak keluarga juga perlu dilibatkan. Malah terkadang penyebab utama siswa membolos lebih sering berasal dari dalam keluarga itu sendiri. Jadi komunikasi antara pihak sekolah dengan pihak keluarga menjadi sangat penting dalam pemecahan masalah siswa tersebut.

C.     Faktor Penyebab Timbulnya Perilaku Membolos

Salah satu faktor penyebab perilaku membolos adalah terkait dengan masalah kenakalan remaja secara umum. Perilaku tersebut tergolong perilaku yang tidak adaptif sehingga harus ditangani secara serius. Penanganan dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengetahui faktor penyebab munculnya perilaku membolos tersebut.
Faktor pendukung munculnya perilaku membolos sekolah pada remaja ini dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1.      Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang berisiko meningkatkan munculnya perilaku membolos pada remaja antara lain kebijakan mengenai pembolosan yang tidak konsisten, interaksi yang minim antara orang tua siswa dengan pihak sekolah, guru-guru yang tidak suportif, atau tugas-tugas sekolah yang kurang menantang bagi siswa.
2.      Faktor Personal
Misalnya terkait dengan menurunnya motivasi atau hilangnya minat akademik siswa, kondisi ketinggalan pelajaran, atau karena kenakalan remaja seperti konsumsi alkohol dan minuman keras.
3.      Faktor Keluarga
Meliputi pola asuh orang tua atau kurangnya partisipasi orang tua dalam pendidikan anak.
Menurut Gunarsa (2002), faktor penyebab anak absent dan tidak ke sekolah dibagi dalam 2 kelompok, yaitu:
1.      Sebab dari Dalam Diri Anak itu Sendiri
·      Pada umumnya anak tidak ke sekolah karena sakit
·      Ketidakmampuan anak dalam mengikuti pelajaran di sekolah
·      Kemampuan intelektual yang tarafnya lebih tinggi dari teman-temannya
·      Dari banyaknya kasus di sekolah, ternyata faktor pada anak yaitu kekurangan motivasi belajar yang jelas mempengaruhi anak
2.      Sebab dari Luar Anak
a.    Keluarga
o    Keadaan Keluarga : Keadaan keluarga tidak selalu memudahkan anak didik dalam menggunakan waktu untuk belajar sekehendak hatinya. Banyak keluarga yang masih memerlukan bantuan anak-anaknya untuk melaksanakan tugas-tugas di rumah, bahkan tidak jarang pula terlihat ada anak didik yang membantu orang tuanya mencari nafkah. 
o    Sikap Orang Tua : Sikap orang tua yang masa bodoh terhadap sekolah, yang tentunya kurang membantu mendorong anak untuk hadir ke sekolah. Orang tua dengan mudah memberi surat keterangan sakit ke sekolah, padahal anak membolos untuk menghindari ulangan.
b.    Sekolah
o    Hubungan anak dengan sekolah dapat dilihat dari anak-anak lain yang menyebabkan ia tidak senang di sekolah, lalu membolos. 
o    Anak tidak senang ke sekolah karena tidak senang dengan gurunya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab perilaku membolos siswa tidak hanya berasal dari dalam diri siswa itu sendiri (internal) melainkan dapat juga disebabkan oleh faktor eksternal seperti lingkungan sekolah dan keluarga.
D.    Cara mengatasi siswa membolos
Bolos belajar sudah menjadi fenomena umum di sekolah. Siswa meninggalkan kelas saat jam pelajaran masih berlangsung. Minta izin kepada guru namun tidak kembali sampai jam pelajaran berakhir.
Pasti ada yang tidak beres. Padahal siswa tahu, kalau bolos belajar itu merugikan. Siswa akan ketinggalan materi pelajaran. Bahkan, tawuran antar pelajar sering terjadi pada jam sekolah. Buktinya, mereka masih mengenakan seragam sekolah.
Mengapa siswa bolos belajar? Banyak sekali faktor penyebabnya. Di antaranya kemalasan atau kebosanan belajar, pembelajaran yang kurang menarik, hubungan komunikasi sosial yang terganggu antara guru dan siswa, pengelolaan kelas yang buruk, dll.
Untuk mengantisipasi siswa bolos belajar, ada beberapa alternatif upaya yang perlu dilakukan oleh guru:
1.   Sajikan materi pelajaran secara menarik dan menyenangkan. Ini akan mampu mereduksi kebiasaan siswa untuk sering minta izin dengan berbagai alasan.
2.   Ciptakan suasana komunikasi harmonis dengan siswa. Komunikasi yang harmonis antara guru dan siswa akan membuat siswa merasa betah berada di kelas.
3.   Kuasai seisi  ruangan kelas dengan cermat.  Ini mencegah siswa yang meninggalkan kelas diam-diam tanpa sepengetahuan guru. Misalnya saat guru menulis di papan tulis. Oleh sebab itu posisi berdiri saat menulis di papan tulis tidak membelakang penuh kepada siswa.
4.   Atur siswa yang minta izin meninggalkan kelas. Jangan bolehkan siswa minta izin lebih dari satu orang secara bersamaan. Melainkan izinkan secara bergantian satu persatu siswa. Ada semacam budaya antri untuk minta izin meninggalkan kelas.
5.   Jika memungkinkan, siswa yang minta izin supaya menuliskan nama dan lamanya waktu meninggalkan kelas. Hal ini ditulis di pojok kanan papan tulis. Jika ada siswa lain yang ingin minta izin, dapat membaca siapa yang sedang minta izin. Cara seperti ini membantu guru untuk memantau siswa yang sedang meninggalkan kelas atau siswa yang bolos.
Mudahan-cara tersebut menjadi alternatif bagi guru untuk mengatasi siswanya yang bolos belajar.
E.     Peran dan Fungsi Bimbingan Konseling (BK) dalam Mengatasi Siswa yang Suka Membolos
Kewajiban sekolah, selain mengajar (dalam arti hanya mengisi otak anak-anak dengan berbagai ilmu pengetahuan), juga berusaha membentuk pribadi anak menjadi manusia yang berwatak baik. Mengajar tidak sekedar transfer pengetahuan, tetapi lebih kepada usaha untuk membentuk pribadi santun dan mampu berdiri sendiri. Sehingga jika terjadi suatu permasalahan pada siswa, pendidik / pihak sekolah juga turut memikirkannya, berusaha mencarikan jalan keluar.
Dalam menghadapi anak tersebut peran BK sangatlah penting. Sebagai sarana untuk mencari solusi, fungsi BK cukup efisien. Melalui pendekatan personal, harapannya siswa dapat lebih terbuka dengan pemasalahannya, sehingga pembimbing dapat memahami dan mendapat gambaran secara jelas apa yang sedang dihadapi siswa.
Menghentikan sepenuhnya kebiasaan membolos memang tidaklah mudah dan sangatlah minim kemungkinannya. Tetapi usaha untuk meminimalisisir kebiasaan tidak baik tersebut tentu ada. Dan salah satu usaha dari pihak sekolah ialah dengan program Bimbingan Konseling (BK).
Kita mungkin pernah melihat atau bahkan mengalami sendiri bagaimana rasanya dihukum karena membolos. Padahal menghukum bukanlah satu-satunya jalan untuk membuat siswa jera dalam melakukan perbuatannya. Bisa jadi hal tersebut malah menjadikan anak lebih bengal dan lebih susah ditangani. Sebab siswa remaja merupakan masa kondisi emosi yang tidak labil, mudah tersinggung dan mudah sekali marah. Ibaratnya tulang rusuk, jika dipaksakan untuk lurus maka ia akan patah. Oleh karena itu penanganannya harus hati-hati.
Tindakan yang dapat dilakukan
Dengan mengetahui faktor-faktor penyebabnya, pembimbing sedikit tahu bagaimana kondisi permasalahan siswa. Langkah selanjutnya ialah melalui pendekatan supaya siswa yang membolos mau menerima arahan dari pembimbing. Adapun jika siswa masih bersikap tertutup, tidak mau menceritakan permasalahan mengapa ia membolos, maka pembimbing menggunakan cara lain yaitu menanyakan pada teman dekatnya. Begitu semua informasi yang diperlukan telah diperoleh, pembimbing langsung mengambil tindakan preventif dan pengobatan. Seperti yang telah dikemukakan di atas, pencegahan tidak harus melalui hukuman. Memberi nasehat dan arahan yang baik akan lebih mengena dari pada membentak dan memarahinya.
Tidak teraturnya anak masuk sekolah tidak sepenuhnya terletak pada siswa. Ada banyak sebab yang terletak di luar kekuasaan anak, atau yang kurang dikuasai anak.
Jadi kegiatan membolos siswa tidak sepenuhnya kesalahan siswa. Ada faktor dari luar yang juga turut andil dalam pembolosan tersebut. Oleh karena itu, tugas BK selain memberi arahan pada siswa juga mengkondisikan lingkungan sekolahnya sebaik mungkin supaya siswa merasa betah berada di sekolah. Selain itu pembimbing juga selalu menjalin komunikasi dengan keluarga siswa ada kesepakatan dalam usaha mengatasi masalah anak.
F.      Solusi
a)      Guru melakukan pendekatan persuasif dan edukatif kepada siswa, memposisikan siswa sebagai teman bicara dan bukan sebagai terdakwa
b)     Guru memberikan teladan yang baik kepada siswa, jangan sampai siswa terlambat dihukum sedangkan guru yang sering terlambat dibiarkan saja.
c)      Guru selalu berkreasi, berinovasi agar suasana kelas tercipta ceria menyenangkan dan hidup.
d)     Guru hendaknya merefleksi dan mengevaluasi diri apakah siswa dapat menerima dan memahami yang telah diajarkan guru.
e)      Guru harus memberikan penilaian kepada siswa dengan adil, transparan, jujur dan tidak merekayasa.














BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Membolos merupakan salah satu kenakalan siswa yang dalam penanganannya perlu perhatian yang serius. Memang tidak sepenuhnya kegiatan membolos dapat dihilangkan, tetapi usaha untuk meminimalisir tetap ada.
Membolos merupakan salah satu kenakalan siswa yang dalam penanganannya perlu perhatian yang serius. Memang tidak sepenuhnya kegiatan membolos dapat dihilangkan, tetapi usaha untuk meminimalisir tetap ada.
Melalui program BK, pihak sekolah berupaya mencari solusi bagi mereka yang suka membolos. Karena membolos terkait berbagai faktor, maka dalam penyelesaiannya tidaklah mudah. Oleh karena itu pihak sekolah juga mengikutsertakan orang tua.
Dengan adanya kerjasama yang baik antara pihak sekolah (dalam hal ini BK) dan orang tua siswa, permasalah membolos siswa diharapkan dapat diselesaikan sehingga tidak menjalar kepada siswa lainnya.
Faktor - faktor yang menjadi penyebab siswa membolos terbagi menjadi dua golongan, yaitu faktor internal dan eksternal. Selain itu, faktor – faktor lain yang menjadi penyebab siswa  membolos lainnya, meliputi : faktor keluarga, faktor kurangnya kepercayaan diri, perasaan yang termarginalkan, faktor personal serta faktor yang berasal dari sekolah.
Akibat yang ditimbulkan oleh siswa yang membolos, akan mengalami kegagalan dalam pelajaran. Selain mengalami kegagalan belajar, siswa tersebut juga akan mengalami marginalisasi atau perasaan tersisihkan oleh teman - temannya.
Peran program Bimbingan dan Konseling (BK) dalam hal mengatasi siswa yang suka membolos, yakni dengan mengetahui faktor - faktor penyebab siswa membolos, menerapkan gerakan disiplin serta sosialisasi kepada pengelola hiburan.
Melalui program BK, pihak sekolah berupaya mencari solusi bagi mereka yang suka membolos. Karena membolos terkait berbagai faktor, maka dalam penyelesaiannya tidaklah mudah. Oleh karena itu pihak sekolah juga mengikutsertakan orang tua.
Dengan adanya kerjasama yang baik antara pihak sekolah (dalam hal ini BK) dan orang tua siswa, permasalah membolos siswa diharapkan dapat diselesaikan sehingga tidak menjalar kepada siswa lainnya.
B.     Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, para pembaca bisa lebih mengetahui tentang cara menanggulangi Perilaku siswa yang suka membolos yang kerap dilakukan para siswa sekolah.






















DAFTAR PUSTAKA
Kartono, Kartini. Bimbingan bagi anak dan remaja yang bermasalah. Rajawali Pers: Jakarta. 1991


KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang senantiasa memberikan rahmat dan inayah-Nya kepada kami. Shalawat dan salam semoga tetap dilimpahcurahkan kepada Nabi Muhammad saw, kepada keluarga, sahabat dan semua umatnya.
Makalah ini kami buat dengan judulmakalah “MENGATASI SISWA MEMBOLOS DI SEKOLAH MELALUI BIMBINGAN DAN KONSELING
” serta harapan dapat memberikan manfaat dalam mengembangkan kreativitas kami khususnya dan pembaca pada umumnya.
Makalah ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan, saran, pendapat, serta kelengkapan sarana dan prasarana yang terdapat di lingkungan IAIC Tasikmalaya. Untuk itulah kami menyampaikan terimakasih.
Dengan segala kerendahan hati, kami mohon pada semua pihak, khususnya dosen mata kuliah untuk senantiasa memberikan perbaikan dan pengarahannya, juga kritik dan sarannya untuk kami.
  Tasikmalaya, Desember  2014



Penyusun



               
                                                                         DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A.     LATAR BELAKANG............................................................................. 1
B.     RUMUSAN MASALAH......................................................................... 2
C.     TUJUAN PENELITIAN......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
A.     MENGATASI SISWA MEMBOLOS DISEKOLAH MELALUI BIMBINGAN DAN KONSELING        ....................................................................................................... 3
B.     PENGERTIAN MEMBOLOS................................................................ 6
C.     FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA PRILAKU MEMBOLOS                7
D.     CARA MENGATASI SISWA MEMBOLOS......................................... 8
E.     PERAN DAN FUNGSI BIMIBINGAN KONSELING DALAM  MENGATASI SISWA YANG SUKA MEMBOLOS.......................................................................................... 9
BAB III PENUTUP........................................................................................... 12
A.     KESIMPULAN..................................................................................... 12
B.     SARAN.................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 14





MENGATASI SISWA MEMBOLOS DI SEKOLAH MELALUI BIMBINGAN DAN KONSELING

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas 
Mata Pelajaran Bimbingan Konseling





DISUSUN OLEH :
I P A N
FAK/JUR : PAI/TARBIYAH
KELAS : III – C



INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG
SINGAPARNA – TASIKMALAYA
2014

2 komentar:

  1. Nama ..... jayachandra fadhlan
    Negara .... indonesia
    W / S ......... + 62 821-3272-6591
    email ...... (jayachandrafadhlan@gmail.com)

    Nama saya jayachandra fadhlan,
    dari Indonesia Saya seorang perancang busana dan saya ingin menggunakan media ini untuk memberi tahu semua orang agar berhati-hati dalam mendapatkan pinjaman di internet, begitu banyak pemberi pinjaman di sini untuk mempercayai orang. Terima kasih dengan hasil hasil jerih payah Anda, saya meminta pinjaman untuk sekitar Rp900.000.000 wanita di Malaysia dan saya kehilangan sekitar 29 juta tanpa mengambil pinjaman, saya membayar hampir 29 juta masih saya tidak mendapatkan pinjaman dan bisnis saya tentang macet karena hutang. Saat saya mencari perusahaan pinjaman yang dapat diandalkan, saya melihat iklan online lainnya dan nama perusahaan itu adalah PERUSAHAAN PINJAMAN EKSOTIK. Saya kehilangan 15 juta bersama mereka dan sampai hari ini, saya belum pernah menerima pinjaman yang saya usulkan. Teman baik saya yang disetujui pinjaman juga menerima pinjaman, memperkenalkan saya ke perusahaan yang dapat dipercaya di mana MRS. KARINA bekerja sebagai manajer cabang, dan saya meminta pinjaman sebesar Rp900.000.000 dan mereka meminta kredensial saya, dan setelah itu mereka menyelesaikan meminta persetujuan saya, pinjaman yang disetujui untuk saya dan saya pikir itu hanya memperbolehkan, dan memungkinkan ini membuat saya kehilangan uang, tetapi saya terpana. Ketika saya mendapatkan pinjaman saya dalam waktu kurang dari 24 jam dengan bunga 2% tanpa Jaminan. Saya sangat senang karena ALLAH menggunakan teman saya yang menghubungi mereka dan memperkenalkan saya kepada mereka dan karena saya selamat membuat bisnis saya melambung tinggi di udara dan dilikuidasi dan sekarang bisnis saya terbang tinggi di Indonesia dan tidak ada yang akan mengatakannya. membahas tentang mode perusahaan. Jadi saya perlu semua orang yang tinggal di Indonesia dan negara lain membutuhkan pinjaman untuk satu tujuan atau yang lain untuk membeli MRS. KARINA melalui email: (karinarolandloancompany@gmail.com) atau hanya whatsapp +1(585)708-3478 .... Anda masih dapat menghubungi saya jika Anda meminta informasi lebih lanjut melalui email: (jayachandrafadhlan@gmail.com) atau whatsapp + 62 821-3272-6591, Terima kasih lagi untuk membaca kesaksian saya, dan semoga ALLAH terus memberkati kita dan memberi kita umur panjang dan sejahtera.

    Perusahaan ..... karina roland perusahaan pinjaman
    W / S ...... + 1 (585) -708-3478
    email ...... (karinarolandloancompany@gmail.com)

    BalasHapus
  2. permasalahan siswa membolos memang masih jadi permasalahan terutama di sekolah menengah atas, kebetulan kami punya solusi agar guru maupun ortu dapat memantau agar siswa tidak bolos lagi, silahkan kunjungi website kami ABSENSI SISWA

    BalasHapus