BAB I
Pembahasan
1.Latar
belakang
1. Mengenai surga
dan neraka berarti kita harus meyakini keberadaanya, dan meyakini bahwa surga
dan neraka adalah tempat yang dikekelkan oleh allah swt. Surga dan neraka juga
tidak akan punah ataupun binasa, dan allah memasukan segala kenikmatan ke surga,
allah juga memasukan ke neraka segala yang dibinasakan dan tidak disukai oleh
semua manusia . Dan kita harus mengimaninya bahwa surga dan neraka susah
disiapkan oleh allah swt, sebagaimana
firman allah swt bahwa adanya surga dan neraka ( yang artinya ): “ surga dibuat
untuk orang-orang yang bertakwa “ (Qs. Ali Imran :133). Oleh karena itulah, Al
imam abu ja’far Ath Thahawi (wafat 321 H ) menyimpulakan dalam kitabnya Al
aqqidah Ath Thahawi’ah bahwa :” surga dan neraka adalah mahluk yang kekal dan
tidak akan punah ataupun binasa dan sesungguhnya allah menciptakan surge dan
neraka jauh sebelum manusia diciptakan
2.Rumusan masalah
Ø
Bagaimana indahnya surga ?
Ø
Apa saja jalan untuk mengapai surga ?
Ø
Gambaran surga dalam al-quran dan hadist ?
3.Tujuan membuat makalah
§ Agar mahasiswa tau tentang indahnya surga
¨ Agar mahasiswa tau apa saja jalan untuk menggapai surge
¨ Untuk mengetahui gambaran surga dalam al-quran dan hadist .
¨ Untuk memenuhi salahsatu tugas mata kuliah studi kepesantrenan .
BAB II
Pembahasan
Ø Indahnya surga
Begitu
menyenangkan surge allah subhanahuwataala
karena hanya orang-orang yang jernih hatinya dan jasadnya yang bias
memasuki tempat tersebut, dilaiam surge terdapat kenikmatan- kenikmatan didalamnya
,luasnya surgapun tidak bias diukur oleh manusia .keindahan surge yang
menyilaukandan mengagumkan hatimanusia serta kelezatan-kelezatan didalamnyayang
tidak dapat dirasakan didunia .
v Dapat melihat allah
Sebagaimana telah diketahui dalam kitab ‘ULUWUL HIMMAH FIITHOLABIL JANNAH ‘ :”
Sesungguhnya kenikmatan yang paling utama yang akan diperoleh penghuni surge
adalah dapat melihat allah.”(1).dan begitu juga dikatakan dalam kitab SYAREH
LUM’ATULI’TIQOD” orang yang mu’min melihat rob mereka diahirat dengan
penglihatan mereka kemudian menjumpai allah dan saling berdialog”. Dan allahpun
berpirman :
itsnya
وُجُوْهُ
يَّوْمَئِذٍنَاضِرَةٌ . اِلَى
رَبِّهَا نَا ظِرَةٌ
Artinya : “Wajah-wajah
(orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri.Kepada Tuhannyalah mereka
melihat”.( Qs: Al - Qiyaamah : 22-23)
Rasulullah juga
bersabda dalam haditsnya :
اِنَّكُمْ
تَرَوُنَكُمْ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوُنَ هَذَالْقَمَرَ لَا تَضَمُوْنَ فِىْ رُؤْيَتِهِ
Artinya : “Sesungguhnya
kalian akan melihat Robb kalian sebagaimana kalian melihat bulan ini dimana
kalian tidak akan terhalangi sedikitpun dalam melihat Alloh”.
(HR. Bukhori
Muslim ){2}.
Sungguh
merupakan kenikmatan yang sangat besar ketika kita dapat melihat Alloh
Subhanahu wa Ta’ala yang maha kuasa yang dapat menciptakan segala alam semesta
dengan berbagai bentuk dan rupa, senantiasa membagikan rizki pada semua
mahluknya, mengatur alam semesta tanpa sedikitpun meminta bantuan hambanya, yang merajai segala
raja dan kerajaan yang ada didunia, dengan penuh keadilan dan jauh dari aneka
bentuk kedholiman yang hina. Dan masih banyak lagi kesempunaan Alloh Subhanahu
wa Ta’ala. Oleh karena itu kita hendaknya senantiasa merindukan-Nya agar
bisa berjumpa dan melihatnya, ditempat
yang kekal nan abadi kita didalamnya.
v Sungai-sungai dan mata air surga
Sungguh
sangat menyenangkan dan menggembirakan jiwa ketika dapat menikmati
sungai-sungai surga yang dihiasi dan dilengkapi dengan emas, batu-batu mutiara
dan air yang lebih manis dari madu dunia.
Sesungguhnya
termasuk sungai –sungai surga Alloh adalah Al-Kautsar, dan sungguh Alloh telah
menyebutkanya dalam Al-Qur’an :
Rasulullah pun
telah bersabda :
اَلْكَوُثَرُنَهْرٌ
فِى الْجَنَّةِ حَا فَتَاهُ مِنْ ذَهَبٍ وَمَجْرَاهُ مِنَ الدُّرِ وَالْيَقُوْنِ تُرْبَتُهُ اَطّْيَبُ رَيْحَا مِنَالْمِسْكِ وَمَايُهَا
مِنَ الْثَجُ
{رواه احمد ابن ماجه وصحه الا لباني احلى من العل و اشن بيا ضا}
Artinya
:” Al-Kaustar adalah sungai yang berada dalam surga yang dihimpit dengan emas,
tempat aliran airnya dari batu mulia dan batu mutiara yang terharumi dengan
wewangian yang lebih harum dari minyak kasturi, yang airnya lebih manis dari
madu serta warnanya lebih putih dari salju”.(Hr. Ahmad dan Ibnu Majah
dishohihkan Syaikh Al-Bani dalam Shohihul Jami’/4915).
v Cantik nan jelita wanita surga.
Seakan-akan
bidadari itu permata yakut dan marjan.
Dan Rasulullah
saw bersabda dalam haditsnya :
للِرِّ
جَالِ مِنْ اَهْلِ الْجَنَّةِ زَوْجَتَا نِ مِنَ الْحُوْرِ الْعَيْنِ عَلَى كُلِّ وَ حِدَةً سِبْعُوْ نَ حُلَّتً يَرَا مُخُ سَا قِهَا مِنْ وَرَا ءٍ {رواه
احمد والتر ميدي وصححه البا ئ السياب}
Bagi
seorang laki-laki yang termasuk penduduk surga mempunyai dua istri dari
bidadari surga, dimana setiap bidadari tersebut terlapisi dengan kain
sampai tujuh puluh lapisan akan tetapi
senantiasa terlihat tulang sumsum betisnya dari balik hijab ( lapisan).(Hr.
Imam Ahmad dan Tirmidzi yang dishohihkan Syaikh Albani dalam Shohihul
Jami’/2564)
Wahai
saudaraku, sabda rasulullah diatas menggambarkan begitu indah dan nikmatnya
surga Alloh yang senantisa akan diberikan pada semua anak manusia yang
senantiasa taat dan patuh kepada Robbnya dalam kehidupan dunia. Begitulah
kecantikan wanita surga yang tidak akan pernah kita dapati wanita tersebut
dalam kehidupan dunia. Bidadari surga akan senantiasa muda belia tidak akan
pernah tua sebagaimana wanita-wanita dunia dimanapun keberadaan mereka. Bahkan
umur mereka (bidadari-bidadari surga) adalah umur yang sangat ideal bagi kaum
laki-laki yang menjadi penghuni surga Alloh Subhanahu wa Ta’ala.
Begitulah
gambaran umur bidadari surga Alloh yang akan diperuntukan bagi hamba-hambanya
yang senantiasa setia kepada-Nya , sampai hari kiamat tiba.
Demikianlah
sekelumit keindahan-keindahan surga , yang menjadikan jiwa-jiwa hamba yang
jernih senantiasa meridukanya, semoga Alloh yang maha kuasa menjadikan kita
termasuk penghuni surga, karena inilah hakekat puncak tujuan kita dalam
kehidupan dunia yang fana, dimana semua
akan binasa ketika hari yang dijanjikan Alloh telah tiba.
Kita sebagai manusia biasa, hanya bisa berusaha dan berdo’a agar
Alloh berkenan menjadikan kita sebagai penghuni surga, yang kekal nan abadi
keberadaanya. Kemudian bagaimanakah usaha kita dalam menggapai surga yang
dipenuhi kenikmatan dan keindahan didalamnya?kita kembalikan semua usaha dan
amalan kita dalam menggapainya, pada Al-Qur’an yang mulia serta sunnah nabi-Nya
dengan pemahaman rasulullah yang diwarisi para shahabatnya dan para pengikutnya
yang sentiasa meniti jejaknya sampai maut menjeputnya.
4. Jalan Untuk Menggapai
Syurga
v Amalan :
Ø Tahqiqqu At-Tauhid (mewujudkan tauhid).
Sebagaimana
tertera dalam hadits nabi saw:
مَنْ
مَا تَ لاَ يُسْرِكُ بِا اللهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ مَا تَ يُسْرِكُ بِا اللهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّا رْ {روه
البخا ر ى والمسلم }
Barang
siapa yang meninggal sedangkan ia tidak menyekutukan Alloh maka ia masuk surga
dan barangsiapa mati dalam keadaan menyekutukan Alloh maka ia masuk kedalam api
neraka. (Hr.Bukhori Muslim)
Maka
dalam kehidupan yang hanya sementara ini, hendaknya kita mengaplikasikan tauhid
dan jangan sampai jiwa kita berlumuran syirik yang bisa melenyapkan segala amal
kebaikan yang pernah kita lakukan. Dimana kesyirikan-kesyirikan yang kita
lakukan akan senantiasa menghantarkan kedalam siksa api neraka.
·
Cinta kepada
allah dan rosul
Hubbulloh wa rosuulihi (cinta kepada Alloh dan
rosul-Nya).Sesungguhnya cinta kepada Alloh dan rosulnya termasuk sebab yang
sangat penting sebagai perantara masuknya seorang muslim kedalam surga Alloh.
Dan tidaklah asing lagi bagi kita bahwa cinta kepada Alloh dan rosulnya
termasuk ibadah yang paling agung yang dapat mendekatkan seorang muslim kepada
Alloh Subhanahu wa Ta’ala, akan tetapi hendaknya seorang muslim didalam cinta
kepada Alloh harus benar-benar cinta yang sejati yang muncul dari jiwanya.
Kemudian bagaimanakah cinta yang sejati kepada Alloh ?telah disebutkan dalam
kitab Minhaj Al-Firqoh An-Najiyah : “ Sesungguhnya cinta kepada Alloh dapat
direalisasikan dengan mengikuti apa yang telah dibawa nabi Muhammad saw,
mentaati dengan apa yang telah diperintahkanya. Meninggalkan apa- apa yang
telah dilarang oleh Rasulullah saw melalui hadits-haditsnya yang shohih yang
telah diterangkan pada umat manusia. Dan tidaklah cinta kepada Alloh diwujudkan
dengan banyak bicara dan tidak mengamalkan petunjuk ,perintah dan sunnah
Rasulullah saw.
§
Tilaawatul
Qur’an wa hifdzihi (membaca Al-Qur’an, menghafalnya).
Sungguh
telah banyak nash nash yang syar’i yang menunjukan bahwa membaca al-qur’an
termasuk sebab yang dapat menghantarkan masuk kedalam surga alloh. Hal ini
sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
يُقَاُ
لُ اَلصَّا حِبُ الْقُرْ اَ نِ اِذَا دَخَلَ الْجَنَّةِ اِقْرَ ا وَصْعَدْ بِكُلِّ اَيَةٍ دَرَجَةًحَتَّى يَقْرَ اَ اَ خِرَ شَئٍ مَعَهُ { رو
اه احمد وابو داود وابن ما جه و صححه الا البا ئ
}
Maka
dikatakan pada orang yang membaca Al-Qur’an ketika masuk surga , bacalah
Al-Qur’an dan naiklah, maka ia membaca Al-Qur’an dan naik derajatnya dimana
setiap membaca satu ayat maka akan naik satu derajatnya , sampai ia membaca
yang paling akhir dari ayat tersebut.(Hr. Imam Ahmad ,Abu Dawud dan Ibnu Majah
yang dishohihkan Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Bani dalam Shohihul Jami’ hal :
8121)
Semoga
menjadikan kita termasuk hamba Alloh yang hatinya senantiasa dimudahkan untuk
membaca al-quran, menghafalnya dan mentadaburinya. Bukan termasuk hamba Alloh
yang jauh dan mendustakanya dari dasar pijakan yang pertama bagi umat islam
yang bisa menghantarkan kebahagiaan yang hakiki dalam kehidupan dunia dan
akherat.
§
Tholabul’ilmi
asy-syar’i (mencari ilmu syar’i)
Sesungguhnya
mencari ilmu agama yang berdasarkan Al-qur’an dan Hadits dengan pemahaman
salafus sholih dengan benar-benar mengharap pahala dari Alloh adalah sebab
diantara sebab yang dapat menghantarkan manusia masuk surga-Nya, yang juga
menjadikan sang pencari ilmu syar’I diangkat derajatnya didunia dan
diakherat serta diberinya orang yang
memahami dien ini kebaikan yang sangat banyak yang tidak diberikan pada semua
umat manusia dimuka bumi ini.
Rasulullah
telah bersabda dalam haditsnya :
مَنْ
سَلَكَ طَرِيْقَايَلْمَسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقُا اِلَى الْجَنَّةِ { رواه
المسلم }
Barang
siapa yang berjalan disuatu jalan yang tujuanya mencari ilmu (syar’i) maka
alloh akan memudahkan baginya jalan menuju surga. ( Hr.Muslim).
Setiap langkah kita dalam mencari ilmu alloh
Subhanahu wa Ta’ala, akan bernilai ibadah disisi Alloh Dzat yang maha kuasa.
Dan
kalaulah kita perhatikan realita yang
ada, dalam kehidupan ini bahwa orang –orang yang berilmu akan diangkat
oleh alloh beberapa derajat dalam kehidupan dunia terlebih lagi dalam kehidupan
yang kekal abadi yakni kampung akherat. Hal ini sebagaimana firman alloh
Subhanahu wa Ta’ala :
يَرْفَعِ
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
(١١)
Artinya
:niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (Qs: Al-Mujadalah
:11)
Kemudian
Alloh telah berjanji melaui hadits nabi-Nya bahwa Alloh akan memberikan
kebaikan yang banyak bagi orang yang memahami agama islam ini. Begitu juga
sebaliknya Alloh tidak akan memberikan kebaikan yang banyak bagi hamba Alloh
yang enggan untuk memahami agama islam yang mulia ini. Sesungguhnya keutamaan
ilmu itu lebih dicintai oleh rasulullah saw, daripada keutamaan ibadah. Orang
–orang yang berilmu ketika beribadah dimana ia menyertai dalam ibadahnya akan diterima
aleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala, akan tetapi orang –orang yang banyak beribadah
kepada alloh tanpa dasar ilmu maka
amalanya akan tertolak dihadapan Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Fal’iyadzu billah.
§
At-Taubatu ilalloh Ta’aala (bertaubat kepada Alloh Subhanahu wa
Ta’ala).
Maka
sesungguhnya bertaubat kepada Alloh adalah sebab masuk surga karena
sesungguhnya orang yang bertaubat dari dosa-dosanya maka Alloh akan menerima
taubatnya,
Al-Imam
ibnu katsir mengatakan dalam tafsirnya ayat diatas : yaitu kecuali orang yang kembali/taubat dari
meninggalkan sholat dan mengikuti hawa nafsunya. Sesunggunya Alloh akan
menerima taubatnya dan memberikan akibat yang baik dan menjadikannya termasuk
pewaris surga na’im. Oleh karena ini, firman Alloh diatas dapat terjadi, karena
sesungguhya taubat kepada Alloh dapat menghapus dosa-dosa yang sebelumnya. Dan
disebutkan dalam sebuah hadits : “Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang
yang tidak mempunyai dosa baginya”.(
5. Gambaran Syurga Dalam Al-Quran dan Hadist
Salah
satu di antara pokok keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah mengimani
keberadaan Surga (Al Jannah) dan Neraka (An Naar).Salah satunya berdasarkan
firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan
bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. Dan
sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa
bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di
dalamnya..”(QS. Al-Baqarah : 24-25).
6. Surga dan Kenikmatannya
Allah
Ta’ala telah menggambarkan kenikmatan surga melalui berbagai macam cara.
Terkadang, Allah mengacaukan akal sehat manusia melalui firman-Nya dalam hadits
qudsi, “Kusiapkan bagi hamba-hambaKu yang sholih (di dalam surga, -pen), yaitu
apa yang tak pernah dilihat mata, tak pernah didengar telinga, dan tak pernah
terlintas dalam hati semua manusia”, kemudian Rasulullah shallallaahu alaihi wa
sallam bersabda: “Bacalah jika kalian mau, ‘Tak seorangpun mengetahui berbagai
nikmat yang menanti, yang indah dipandang’ (QS. As-Sajdah : 17)”. Di tempat
lain, Allah membandingkan kenikmatan surga dengan dunia untuk menjatuhkan dan
merendahkannya. Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, “Tempat
cemeti di dalam surga lebih baik dari dunia dan seisinya”. Kenikmatan surga
juga Allah Ta’ala gambarkan dengan menyebut manusia yang berhasil memasuki
surga dan selamat dari adzab neraka, sebagai orang yang beroleh kemenangan yang
besar.Sebagaimana Allah Ta’ala firmankan (yang artinya), “Barangsiapa taat
kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam surga yang
mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah
kemenangan yang besar” (QS. An-Nisaa’ : 13).
Berikut ini
akan kami pilihkan beberapa sifat dan kenikmatan yang ada di dalam surga secara
ringkas. Semoga Allah mudahkan langkah kita dalam menggapai surgaNya.
7. Penamaan Surga
Surga
(Al Jannah) secara bahasa berarti : kebun (al bustan), atau kebun yang di
dalamnya terdapat pepohonan. Bangsa Arab juga biasa memakai kata al jannah
untuk menyebut pohon kurma. Secara istilah, surga ialah nama yang umum mencakup
suatu tempat (yang telah dipersiapkan oleh Allah bagi mereka yang menaati-Nya),
di dalamnya terdapat segala macam kenikmatan, kelezatan, kesenangan,
kebahagiaan, dan kesejukan pandangan mata. Surga juga disebut dengan berbagai
macam nama selain Al Jannah, diantaranya :Darus Salam (Negeri Keselamatan;lihat
QS. Yunus : 25), Darul Khuld (Negeri yang Kekal;lihat QS. Qaaf : 34), Jannatun
Na’im (Surga yang Penuh Kenikmatan;QS. Luqman: 8), Al Firdaus (QS. Al Kahfi :
108), dan berbagai penamaan lainnya.
8 Pintu-Pintu Surga
Surga
memiliki pintu-pintu. Dalam sebuah hadits dari shahabat Sahl bin Sa’ad
radhiyallaahu anhu dari Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam, “Di dalam
surga terdapat delapan pintu, diantaranya adalah Ar Rayyan. Tidak ada yang
memasukinya kecuali orang-orang yang berpuasa”. Dari Utbah bin Ghazawan
radhiyallaahu anhu, beliau berkata mengenai lebar tiap pintu surga, “Rasulullah
bersabda kepada kami bahwasanya jarak antara daun pintu ke daun pintu surga
lainnya sepanjang perjalanan empat puluh tahun, dan akan datang suatu hari
ketika orang yang memasukinya harus berdesakan”.
9. Tingkatan Surga
Rasulullah
shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya surga terdiri atas
seratus tingkat, jarak antara dua tingkatnya seperti jarak antara langit dan
bumi, Allah menyediakannya untuk orang-orang yang berjihad di jalan-Nya”.
Tingkatan surga yang paling tinggi ialah Firdaus. Nabi memerintahkan ummatnya
untuk berdoa memohon Firdaus melalui sabdanya, “Jika kalian meminta pada Allah
mintalah kepadaNya Firdaus, karena sesungguhnya Firdaus adalah surga yang
paling utama, dan merupakan tingkatan tertinggi dari surga, diatasnya terdapat
‘Arsy Ar Rahman dan dari Firdaus itulah memancar sungai-sungai surga”
2.3.5 Bangunan-Bangunan dalam Surga
“Tetapi
orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya mereka mendapat tempat-tempat yang
tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi” (QS. Az-Zumar :
20). Dari Abu Musa Al Asy’ari dari Nabi shallallaahu alaihi wa sallam beliau
bersabda, “Sesungguhnya bagi orang-orang mukmin di dalam surga disediakan kemah
yang terbuat dari mutiara yang besar dan berlubang, panjangnya 60 mil, di dalamnya
tinggal keluarganya, di sekelilingnya tinggal pula orang mukmin lainnya namun
mereka tidak saling melihat satu sama lain.”
2.3.6 Makanan Penghuni Surga
“Dan
buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka
inginkan.” (QS. Al Waqi’ah : 20-21). Adapun buah-buahan surga adalah
sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Ta’ala (yang artinya), “Setiap mereka
diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : ‘Inilah
yang pernah diberikan kepada kami dahulu.’ Mereka diberi buah-buahan yang
serupa” (QS. Al Baqarah : 25). Syaikh As Sa’diy rahimahullah menjelaskan
keserupaan dalam ayat diatas dengan, “Ada yang berpendapat serupa dalam hal
jenis, namun berbeda dalam penamaan, ada pula yang berpendapat saling menyerupai
satu sama lain, dalam kebaikannya, kelezatannya, kesenangannya, dan semua
pendapat tersebut benar.”
2.3.7 Minuman Penghuni
Surga
“Sesungguhnya
orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari piala (berisi minuman) yang
campurannya adalah air kafur, (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya
hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan
sebaik-baiknya” (QS. Al Insan : 5-6). Ibnu Asyur menjelaskan mengenai kafur
“Yaitu minyak yang keluar dari tanaman mirip oleander yang tumbuh di negeri
Cina, ketika usianya telah mencapai satu tahun mengalir dari dahannya minyak
yang disebut kafur. Minyak tersebut kental, dan apabila bercampur dengan air
jadilah ia minuman memabukkan”.Oleh karena itu, “ka’san” dalam ayat ini
maksudnya ialah piala yang biasa menjadi wadah khamr, sebagaimana dijelaskan
dalam Tafsir Jalalain.Kata “ka’san” ini juga dipakai dalam ayat, “Di dalam
syurga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe”
(QS. Al Insan : 17) dan maksudnya ialah minuman arak yang telah bercampur jahe,
karena bangsa Arab dahulu biasa mencampur arak dengan jahe untuk menghilangkan
bau busuk yang timbul darinya.
BAB III
PENUTUP
10. Kesimpulan
surgamaupun
neraka itu hanyalah tujuan akhir manusia. Orang yang berdosa sekalipun ketika
ia melakukan pertobatan ia pasti akan kembali kepada Allah asalkan dia
sungguh-sungguh. Orang yang masuk kedalam dosa tapi sebelumnya dia mengkut
Allah pasti dia masuk surga. ASALKAN!!!! dia adalah orang yang KONSISTEN! orang
yang kembali kepada Allah, menyembah dan memuliakan Allah. Itu sebabnya Allah
disebut Maha Kasih, maha Pengampun, Maha segalanya
11. Saran
Dengan segala
keterbatasan, demikianlah makalah ini dibuat… Selamat membaca dan semoga
bermanfa`at
Tidak ada komentar:
Posting Komentar