TOKO 0SCAR CLASSER

Jumat, 04 April 2014

TAFSIR AL-QURAN TENTANG METODE PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN


            Proses belajar mengajar merupakan sarana untuk transformasi nilai-nilai dan konsep-konsep pengetahuan dari pendidik ke peserta didik dengan memiliki tujuan yang telah di tetapkan. Hal ini tentunya harus di dukung oleh berbagai factor diantaranya kemampuan pendidik dan kesiapan peserta didik dalam menerima pengetahuan yang disampaikan.

 Kemampuan mengajar merupakan tugas yang kompleks, pendidik dituntut untuk bersikap professional, memiliki kemampuan personalnya dan sosial budaya secara terpadu dalam proses pendidikan. Di samping itu pendidik dituntut pula adanya integrasi penguasaan materi pelajaran dengan menggunakan metodologi pembelajaran.
            Metode pendidikan dalam pendidikan, bahkan dalam semua aktifitas merupakan kebutuhan mutlak yang masih ada, karena tanpa adanya metode sebuah rencana atau proses belajar mengajar tidak akan berjalan secara efektif dan lebih-lebih tujuan dari sebuah proses tidak akan tercapai.
            Dalam pandangan filosofis pendidikan, metode merupakan alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, metode merupakan salah satu pendukung berlangsungnya sebuah proses pembelajaran agar tujuan dapat tercapai.
            Metode merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar dilembaga pendidikan. Apabila proses pendidikan tidak menggunakan metode yang tepat maka akan sulit untuk mendapatkan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Sinyalemen ini seluruh pendidik maklum, namun masih saja dilapangan penggunaan metode mengajar ini banyak menemukan kendala.
            Kendala penggunaan metode yang tepat dalam mengajar banyak dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya keterampilan guru belum memadai, kurangnya sarana dan prasarana, kondisi lingkungan pendidikan dan kebijakan lembaga pendidikan yang belum menguntungkanpelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang variatif.
            Apa yang dikemukakan oleh Ahmad Tafsir (1992:131) mengenai kekurangtepatan penggunaan metode ini patut menjadi renungan. Beliau mengatakan pertama, banyak siswa yang tidak serius, main-main ketika mengikuti suatu materi pelajaran, kedua gejala tersebut diikuti oleh masalah kedua yaitu tingkat penguasaan materi yang rendah, dan ketiga para siswa pada akhirnya akan menganggap remeh mata pelajaran tertentu.
            Kenyataan ini menunjukan betapa pentingnya metode dalam proses belajar mengajar.Tetapi bila tidak diiringi dengan kemampuan guru dalam menyampaikan, maka metode tinggallah metode. Ini berartifaktor guru juga ikut menentukan dalam keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar. Sepertinya kedua hal ini saling terkait. Metode yang baik tidak akan mencapai tujuan bila guru tidak lihai menyampaikannya. Begitu juga sebaliknya metode yang kurang baik dan konvensional akan berhasil dengan sukses, bila disampaikan oleh guru yang kharismatik dan berpendidikan, sehingga peserta didik mampu mengamalkan apa yang disampaikannya tersebut.
            Al-Quran sebagai kitab suci umat islam didalamnya memuat berbagai informasi tentang seluruh kehidupan yang berkaitan dengan manusia. Karena memang Al-Quran diturunkan untuk umat manusia, sebagai sumber pedoman, sumber inspirasi, sumber ilmu pengetahuan . Salah satunya adalah hal yang berkaitan dengan pendidikan.




BAB II
TAFSIR AL-QURAN TENTANG
METODE PENDIDIKAN

A.      METODE PENDIDIKAN

Al-Quran banyak berbincang mengenai metode pendidikan. Ada dua bentuk perbincangan dalam Al-quran mengenai metode pembelajaran. Pertama, pembicaraan langsung mengenai metode tersebut. Hal ini tergambar dalam bimbingan Al-quran terhadap Nabi Muhammd SAW mengenai cara yang dapat ditempuh Nabi menyampaikan misi Ilahiah. Kedua, secara tidak langsung,. Hal ini dapat dipahami dari uslub (gaya bahasa) yang digunakan Al-quran dalam menjelaskan ajaran islam. Ia menggunakan berbagai teknik penyampaian. Dan teknik-teknik tersebut dapat pula digunakan oleh para guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada para siswa.
     Diantara metode dan strategi pembelajaran yang terdapat dalam Al-quran adalah Al-hikmah., maw’izah al-hasanah, dan al-mujadalah. Hal ini secara langsung diajarkan kepada Nabi sebagai teknik atau cara yang dapat digunakannya dalam mendidik dan membimbing umatnya ke jalan Allah. Selain itu terdapat pula amthal, qissah, memulai pembelajaran dengan bertanya, dan sebagainya.
 Teknik-teknik pembelajaran ini tidak digambarkan secara langsung sebagai suatu metode, tetapi ia merupakan  cara yang digunakan Al-quran dalam menyampaikan pesan-pesan Allah yang terdapat didalamnya, sehingga uslub-nya amat menarik jiwa dan menggoda hati yang membuat pesan-pesannya mudah diterima.

B.       TAFSIR AL-QURAN TENTANG METODE PENDIDIKAN
Al-Quran sebagai kitab suci umat islam didalamnya memuat berbagai informasi tentang seluruh kehidupan yang berkaitan dengan manusia. Karena memang Al-Quran diturunkan untuk umat manusia, sebagai sumber pedoman, sumber inspirasi, dan sumber ilmu pengetahuan. Salah satunya adalah hal yang berkaitan dengan pendidikan.
     Metode pembelajaran dalam islam tidak terlepas dari sumber pokok ajaran yaitu Al-Quran sebagai tuntunan dan pedoman bagi umat telah memberikan garis-garis besar mengenai pendidikan terutama tentang metode pembelajaran dan metode mengajar. Dibawah ini dikemukakan beberapa ayat Al-Quran yang berkaitan dengan metode pembelajaran dalam perspektif Al-Quran.
1.          Al-Quran surat Al-maidah ayat 67 :
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ ۖ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ ۚ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
Artinya : “Hai Rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika kamu kerjakan (apa yang diperintahkan, itu berarti ) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak member petunjuk kepada orang-orang yang kafir “
Tersirat dalam surat Al-Maidah ini mengandung makna bahwa menyampaikan risalah itu merupakan perintah Allah. Allah memerintahkan Nabi untuk menyampaikan risalah kenabian, kepada umatnya jika tidak maka nabi termasuk orang yang tidak menyampaikan manat. Peringatan Allah kepada nabi mengakibatkan beliau sangat ketakutan sehingga dada nabi terasa sesak, saking beratnya tugas ini.
Kata Balligh dalam bahasa Arab artinya sampai, mengenai sasaran, atau mencapai tujuan. Bila dikaitkan dengan qawl (ucapan), kata balligh berarti fasih, jelas maknanya terang , tepat mengungkapkan apa yang dikehendaki. Karena itu prinsip qaulan balighan dapat diterjemahkan sebagai prinsip komunikasi yang efektif.  Komunikasi yang efektif dan efisien dapat diperoleh bila memperhatikan  pertama, bila dalam pembelajaran menyesuaikan pembicaraanya dengan sifat khalayak. Istilah Al-Quran fii anfusihi,’, artinya penyampaian dengan bahasa masyarakat setempat. Hal yang kedua agar komunikasi dalam proses pembelajaran dapat diterima peserta didik manakala komunikator menyentuh otak atau hatinya sekaligus.
Tidak jarang disela khotbahnya Nabi berhenti untuk bertanya, terjadilah dialog. Khutbah nabi pendek, tetapi padat penuh makna sehingga menyentuh dalam etiap sanubari pendengarnya.
2.      Al-Quran surat An-Nahl ayat 125:
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

Artinya : “ Serulah (manusia) kepada Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik . Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-NYa dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Makna umum dari ayat ini bahwa Nabi diperintahkan untuk mengajak kepada umat manusia dengan cara-cara yang telah menjadi tuntunan Al-Quran yaitu dengan cara Al-Hikmah, Maulidhoh Hasanah, dan Mujadalah. Dengan cara ini Nabi sebagai rasul telah berhasil mengajak umatnya dengan penuh kesadaran. Ketiga metode ini telah mengilhami berbagai metode penyebaran islam maupun dalam konteks pendidikan.

Proses serta metode pembelajaran dan pengajaran yang berorientasi filsafat lebah (an-nahl) berarti membangun suatu system yang kuat dengan jarring-jaring yang menyebar kesegala pennjuru. Analogi ini bisa menyeluruh kepeserta didik ,guru,  kepala sekolah, wali murid, komite sekolah,  dan instansi lain yang terkait. Sehingga menjadi komponen pendidikan yang utuh, menjadi satu sitem yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain.
Dalam surat An-nahl ini terdapat tiga prinsip dalam implementasi metode penyampaian yaitu:
a.      Al-Hikmah
Nabi diperintahkan untuk mengajak umat manusia kepada dienullah dan syariatnya dengan lemah lembut tidak dengan sikap bermusuhan. Hal ini berlaku kepada kaum muslimin seterusnya sebagai pedoman untuk berdakwah dan seluruh aspek penyampaian termasuk didalamnya proses pembelajaran dan pengajaran.
Proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancer manakala ada interaksi yang kondusif antara guru dan peserta didik. Komunikasi yang arif dan bijaksana memberikan kesan mendalam kepada para siswa sehingga “teacher oriented’ akan berubah menjadi ‘student oriented’. Guru yang bijaksana akan selalu memberikan peluang dan kesempatan kepada siswanya untuk berkembang.
b.      Mauidzah Hasanah
Maudzah Hasanah merupakan metode penyampaian materi yang lebih menekankan pada dampak atau konsekuansi dari memahami dan mengamalkan materi yang disanpaikanitu. Guru perlu menyampaikan manfaat atau keuntungan yang akan diterima siswa jika menguasai dan mengamalkan materi yang disampaikan itu. Allah dalam mengajar manusia melalui Al-Quran selalu menyampaikan konsekuansi dari penerimaan ajaran atau penolakan terhadap ajaran-NYa.
Dalam metode pembelajaran konvensional, hikmah dan maudzah al-hasanah sama dengan metode ceramah. Tetapi, dalam penyampaiannya guru dituntut dapat merajut kalimat dan ungkapan yang menarik dan menyenangkan jiwa serta menggambarkan kepada peserta didik dampak dari penguasaan terhadap materi yang disampaikan kepada mereka.
c.       Mujadalah
Mujadalah dalam konteks dakwah dan pendidikan diartikan dengan mudzakarah atau diskusi . Mujadalah berarti menggunakan metode diskusi ilmiyah yang baik dengan cara lemah lembut serta diiringi dengan wajah penuh persahabatan.
Hal senada disampaikan juga oleh ibnu katsir dalam tafsirnya bahwa mujadalah ini adalah cara penyampaian melalui diskusi dengan wajah yang baik dan kalimat yang lemah lembut dalam berbicara.
Metode diskusi yaitu cara penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk membicarakan, menganalisa guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan masalah. Diskusi memberikan peluang sebesar-besarnya kepada para siswa untuk mengeksplor pengetahuan yang dimilikinya kemudian dipadukan dengan pendapat siswa lain.
Satu sisi mendewasakan pemikiran, menghormati pendapat orang lain, sadar bahwa ada pendapat diluar pendapatnya, dan disisi lain siswa merasa dihargai sebagai individu yang memiliki potensi, kemampuan dan bakat bawaanya. 
Penggunaan metode mujadalah dalam pembelajaran mestilah berhati-hati tidak boleh melaanggar etika, menghujat, dan menghina atau merendahkan lawan berdebat. Al-Quran menggambarkan agar bermujadalah dengan billati ihya ahsan (dengan yang lebih baik).

3.    Qur’an Surat Al-Araf ayat 176-177
ولوشئنا لرفعنه بها ولكنه أخلد الى الآرض واتبع هواه فمثله كمثل الكلب ان تحمل عليه يلهث أو تتركه يلهث ذلك مثل القوم الذين كذبوا بأيتنا فاقصص القصص لعلهم يتفكرون -176
ساء مثلا القوم الذين كذبوا بأيتنا وأنفسهم كانوا يظلمون -177.

 Artinya : Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya  dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya juga. Demikian itulah perumapamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami maka ceritakanlah  (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat dzalim (Qs. 7: 176-177)
Ayat ini menguraikan keadaan siapapun yang melepaskan diri dari pengetahuan yang telah dimilikinya. Allah SWT menyatakan bahwa sekiranya kami menghendaki, pasti kami menyucikan jiwanya dan meninggikan derajatnya. Dengannya yakni melalui pengamalan terhadap ayat-ayat itu, tetapi dia mengekal yakni cenderung menetap terus menerus. Di dunia menikmati gemerlapnya serta merasa bahagia dan tenang menghadapinya dan menurutkan dengan antusias hawa nafsunya yang rendah.
Dalam tafsir Al-Azhar, Prof.Dr.Hamka menjelaskan, bahwa orang-orang ini sudah terhitung pakar atau ahli dalam mengenal ayat-ayat Allah. Tetapi rupanya semata-mata mengenal ayat Allah saja , kalau tidak mengamalkan dan tidak pandai mengendalikan hawa nafsu, maka pengetahuannya itu satu waktu bisa tidak memberikan manfaat, bahkan pengetahuannya itu bisa hilang dari dirinya.
4.    Qur’an surat Ibrahim ayat 24-25
Description: 14:24
Description: 14:25
Artinya : Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) kelangit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizing Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat
Didalam  Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa perumpamaan kata yang buruk adalah ucapan orang kafir yang mengingkari keberadaan Allah SWT, dan sebagai akibatnya tak ada amal sholeh yang dapat di angkat kelangit seperti pohon yang mustahil dapat memiliki cabang yang menjulang ke angkasa sekiranya akar tidak kuat menancap kedalam bumi.
Dalam mengupas perumpamaan dalam Al-Quran pada surat Ibrahim ayat 24-25 adalah perintah Allah untuk menjadi agenda kajian ilmiah agar dapat menjawab bagaimana membangun kepribadian muslim yang sejati, yaitu kalimat tauhid yang menyatu dalam diri kita laksana pohon yang kokoh, akarnya menancap keperut bumi, cabangnya mencakar langit dan tidak ada henti-hentinya ia berbuah, dan tak kenal musim.
Mendidik dengan menggunakan metode pemberian perumpamaan atau metode imtsaal tentang kekuasaan Allah dalam menciptakan hal-hal yang hak dan yang bathil, metode ini menunjukan bahwa metode imtsal untuk mendidik dan mengajar termasuk efektif.







BAB III
PENUTUP


            Al-Quran sebagai sumber segala sumber pedoman menjadikannya inspirator yang sangat kental dalam setiap gerak pemikiran umat islam. Dalam berbagai bidang masyarakat muslim yang relidius akan selalu merujuk kepada wahyu sebagai firman Allah yang disampaikan  melalui nabi-NYa.
            Pendidikan merupakan salah satu sendi dalam beragama. Ajaran islam bisa bertahan sampai saat ini salah satunya karena ada proses pendidikan   disamping dakwah tentunya. Islam berkembang dan hidup mencapai masa keemasan (islam klasik)karena ada tradisi ilmiyah, tradisi intelektual, dengan semangat mengemban amanat suci menyebarkan ajaran islam kepenjuru dunia. 
Para da’i yang menyebar ke seluruh penjuru dunia tersebut menggunakan  Al-Quran sebagai pedoman, baik dari segi orientasi, tujuan, cara , atau metode penyampaian. Media dan alat bahkan materi yang  terkandung dalam penyampaiannya pun diambil dari Al-Quran.
Dalam menyampaikan risalah Muhammad SAW memperoleh pedoman yang sangat berhargayaitu berupa prinsip-prinsip dasar dalam metode menyampaikan materi ajaran islam. Yang tercantum dalam surat an-Nahl ayat 125 yang memuat tentang prinsip-prinsip berdakwah ( mengajar ,mendidik) yang terdiri dari Al-Hikmah (arif, bijaksana) Maudzoh Hasanah 9perkataan yang baik, lemah lembut), dan Mujadalah (diskusi, dialog)
Prinsip dasar ini berkembang menjadi beberapa inspirasi dalam konteks kekinian baik dalam bidang dakwah, komunikasi, public relation, pendidikan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan interaksi sesame manusia. Pendidikan sebagai salah satu  bagian dari dakwah yaitu mengajak manusia dalam hal kebaikan.dan mencegah keburukan tidak  terlepas dari danpenggunaan beberapa prinsip tersebut diatas. Sehingga peserta didik bisa mendapatkan ilmu sertaterjadi perubahan tingkah laku yang diharapkan dari setiap proses kegiatan belajar mengajar.















DAFTAR PUSTAKA


Tafsir Ahmad , 2008, Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam, Remaja Rosdakarya, Bandung, hal.131
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu katsir (CD Holly Quran)
Jalaludin Rahmat, Islam actual, (Bandung : mizan ,1992) hal. 77
Faisal Ismail, Dakwah pembangunan : metodologi Dakwah   (Yogyakarta: prof DIY ,1992) hal. 199
Tafsir tarbawi terjemah
http://ibrohimnawawi.wordpress. Tasikmalaya, 20 Maret 2014
http://jaritmatikaplus.blogspot. Tasikmalaya, 20 Maret 2014


KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kita panjatkan ke dzat Allah illahi Rabbi yang telah memberikan kekuatan lahir dan batin kepada kita. Sholawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjunan kita Nabi Muhammda SAW.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya masih banyak sekali kekurangan dan kehilapan. Baik mengenai rangkaian kata ataupun menyusun kalimat, sehingga masih perlu perbaikan dari berbagai pihak, kritik dan saran adalah suatu solusi terbaik bagi penulis untuk dapat menyempurnakan makalah ini
Semoga makalah ini dapat berguna khususnya bagi penulis dan umumnya para pembaca, Semoga Allah SWT meridhoi kita semua. Amin


Cipasung,  Maret 2014

 Penulis






i
 



 


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... ............ i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ........... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... ........... 1
BAB II TAFSIR AL-QURAN TENTANG METODE PENDIDIKAN         2
A.    METODE PENDIDIKAN.......................................................... ........... 4
B.     TAFSIR AL-QURAN TENTANG METODE PENDIDIKAN               5         
BAB III PENUTUP................................................................................ ......... 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. ......... 16








 MAKALAH
TAFSIR TARBAWI
AYAT AL – QURAN YANG MENJELASKAN TENTANG METODOLOGI PENDIDIKAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Tafsir Tarbawi

DISUSUN OLEH :
Ø  HJ. SOBARIAH
Ø  LILI NUR SOMAD
Ø  NAILA R.J
Ø  BIQI SABIQUL B.

PASCA SARJANA MANAGEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG
SINGAPARNA – TASIKMALAYA
2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar