BAB I
PENDAHULUAN
Proses belajar mengajar merupakan sarana untuk transformasi
nilai-nilai dan konsep-konsep pengetahuan dari pendidik ke peserta didik dengan
memiliki tujuan yang telah di tetapkan. Hal ini tentunya harus di dukung oleh
berbagai factor diantaranya kemampuan pendidik dan kesiapan peserta didik dalam
menerima pengetahuan yang disampaikan.
Kemampuan mengajar merupakan
tugas yang kompleks, pendidik dituntut untuk bersikap professional, memiliki kemampuan
personalnya dan sosial budaya secara terpadu dalam proses pendidikan. Di
samping itu pendidik dituntut pula adanya integrasi penguasaan materi pelajaran
dengan menggunakan metodologi pembelajaran.
Metode pendidikan
dalam pendidikan, bahkan dalam semua aktifitas merupakan kebutuhan mutlak yang
masih ada, karena tanpa adanya metode sebuah rencana atau proses belajar
mengajar tidak akan berjalan secara efektif dan lebih-lebih tujuan dari sebuah
proses tidak akan tercapai.
Dalam pandangan
filosofis pendidikan, metode merupakan alat yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan. Oleh karena itu, metode merupakan salah satu pendukung
berlangsungnya sebuah proses pembelajaran agar tujuan dapat tercapai.
Metode merupakan
hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar dilembaga pendidikan.
Apabila proses pendidikan tidak menggunakan metode yang tepat maka akan sulit
untuk mendapatkan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Sinyalemen ini seluruh
pendidik maklum, namun masih saja dilapangan penggunaan metode mengajar ini
banyak menemukan kendala.
Kendala penggunaan
metode yang tepat dalam mengajar banyak dipengaruhi oleh beberapa factor,
diantaranya keterampilan guru belum memadai, kurangnya sarana dan prasarana,
kondisi lingkungan pendidikan dan kebijakan lembaga pendidikan yang belum
menguntungkanpelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang variatif.
Apa yang
dikemukakan oleh Ahmad Tafsir (1992:131) mengenai kekurangtepatan penggunaan
metode ini patut menjadi renungan. Beliau mengatakan pertama, banyak siswa yang
tidak serius, main-main ketika mengikuti suatu materi pelajaran, kedua gejala
tersebut diikuti oleh masalah kedua yaitu tingkat penguasaan materi yang
rendah, dan ketiga para siswa pada akhirnya akan menganggap remeh mata
pelajaran tertentu.
Kenyataan ini
menunjukan betapa pentingnya metode dalam proses belajar mengajar.Tetapi bila
tidak diiringi dengan kemampuan guru dalam menyampaikan, maka metode tinggallah
metode. Ini berartifaktor guru juga ikut menentukan dalam keberhasilan proses
kegiatan belajar mengajar. Sepertinya kedua hal ini saling terkait. Metode yang
baik tidak akan mencapai tujuan bila guru tidak lihai menyampaikannya. Begitu
juga sebaliknya metode yang kurang baik dan konvensional akan berhasil dengan
sukses, bila disampaikan oleh guru yang kharismatik dan berpendidikan, sehingga
peserta didik mampu mengamalkan apa yang disampaikannya tersebut.
Al-Quran sebagai
kitab suci umat islam didalamnya memuat berbagai informasi tentang seluruh
kehidupan yang berkaitan dengan manusia. Karena memang Al-Quran diturunkan
untuk umat manusia, sebagai sumber pedoman, sumber inspirasi, sumber ilmu
pengetahuan . Salah satunya adalah hal yang berkaitan dengan pendidikan.
BAB
II
TAFSIR
AL-QURAN TENTANG
METODE PENDIDIKAN
A.
METODE PENDIDIKAN
Al-Quran banyak berbincang mengenai metode pendidikan. Ada dua
bentuk perbincangan dalam Al-quran mengenai metode pembelajaran. Pertama,
pembicaraan langsung mengenai metode tersebut. Hal ini tergambar dalam
bimbingan Al-quran terhadap Nabi Muhammd SAW mengenai cara yang dapat ditempuh
Nabi menyampaikan misi Ilahiah. Kedua, secara tidak langsung,. Hal ini dapat
dipahami dari uslub (gaya bahasa) yang digunakan Al-quran dalam menjelaskan
ajaran islam. Ia menggunakan berbagai teknik penyampaian. Dan teknik-teknik
tersebut dapat pula digunakan oleh para guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran kepada para siswa.
Diantara metode dan strategi pembelajaran
yang terdapat dalam Al-quran adalah Al-hikmah., maw’izah al-hasanah, dan
al-mujadalah. Hal ini secara langsung diajarkan kepada Nabi sebagai teknik atau
cara yang dapat digunakannya dalam mendidik dan membimbing umatnya ke jalan
Allah. Selain itu terdapat pula amthal, qissah, memulai pembelajaran dengan
bertanya, dan sebagainya.
Teknik-teknik pembelajaran
ini tidak digambarkan secara langsung sebagai suatu metode, tetapi ia merupakan
cara yang digunakan Al-quran dalam
menyampaikan pesan-pesan Allah yang terdapat didalamnya, sehingga uslub-nya
amat menarik jiwa dan menggoda hati yang membuat pesan-pesannya mudah diterima.
B.
TAFSIR AL-QURAN TENTANG METODE PENDIDIKAN
Al-Quran sebagai kitab suci umat islam didalamnya memuat berbagai
informasi tentang seluruh kehidupan yang berkaitan dengan manusia. Karena
memang Al-Quran diturunkan untuk umat manusia, sebagai sumber pedoman, sumber
inspirasi, dan sumber ilmu pengetahuan. Salah satunya adalah hal yang berkaitan
dengan pendidikan.
Metode pembelajaran dalam islam tidak
terlepas dari sumber pokok ajaran yaitu Al-Quran sebagai tuntunan dan pedoman
bagi umat telah memberikan garis-garis besar mengenai pendidikan terutama
tentang metode pembelajaran dan metode mengajar. Dibawah ini dikemukakan
beberapa ayat Al-Quran yang berkaitan dengan metode pembelajaran dalam
perspektif Al-Quran.
1.
Al-Quran surat Al-maidah
ayat 67 :
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ
ۖ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ ۚ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ
النَّاسِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
Artinya : “Hai
Rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika kamu
kerjakan (apa yang diperintahkan, itu berarti ) kamu tidak menyampaikan
amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah
tidak member petunjuk kepada orang-orang yang kafir “
Tersirat dalam
surat Al-Maidah ini mengandung makna bahwa menyampaikan risalah itu merupakan
perintah Allah. Allah memerintahkan Nabi untuk menyampaikan risalah kenabian,
kepada umatnya jika tidak maka nabi termasuk orang yang tidak menyampaikan
manat. Peringatan Allah kepada nabi mengakibatkan beliau sangat ketakutan
sehingga dada nabi terasa sesak, saking beratnya tugas ini.
Kata Balligh
dalam bahasa Arab artinya sampai, mengenai sasaran, atau mencapai tujuan. Bila
dikaitkan dengan qawl (ucapan), kata balligh berarti fasih, jelas maknanya
terang , tepat mengungkapkan apa yang dikehendaki. Karena itu prinsip qaulan
balighan dapat diterjemahkan sebagai prinsip komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif dan efisien dapat
diperoleh bila memperhatikan pertama,
bila dalam pembelajaran menyesuaikan pembicaraanya dengan sifat khalayak.
Istilah Al-Quran fii anfusihi,’, artinya penyampaian dengan bahasa masyarakat
setempat. Hal yang kedua agar komunikasi dalam proses pembelajaran dapat
diterima peserta didik manakala komunikator menyentuh otak atau hatinya
sekaligus.
Tidak jarang
disela khotbahnya Nabi berhenti untuk bertanya, terjadilah dialog. Khutbah nabi
pendek, tetapi padat penuh makna sehingga menyentuh dalam etiap sanubari
pendengarnya.
2.
Al-Quran surat An-Nahl ayat 125:
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ
الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ
أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Artinya : “ Serulah (manusia) kepada Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik . Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-NYa
dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Makna umum dari ayat ini bahwa Nabi diperintahkan untuk mengajak
kepada umat manusia dengan cara-cara yang telah menjadi tuntunan Al-Quran yaitu
dengan cara Al-Hikmah, Maulidhoh Hasanah, dan Mujadalah. Dengan cara ini Nabi
sebagai rasul telah berhasil mengajak umatnya dengan penuh kesadaran. Ketiga
metode ini telah mengilhami berbagai metode penyebaran islam maupun dalam
konteks pendidikan.
Proses serta metode pembelajaran dan pengajaran yang berorientasi
filsafat lebah (an-nahl) berarti membangun suatu system yang kuat dengan
jarring-jaring yang menyebar kesegala pennjuru. Analogi ini bisa menyeluruh
kepeserta didik ,guru, kepala sekolah,
wali murid, komite sekolah, dan instansi
lain yang terkait. Sehingga menjadi komponen pendidikan yang utuh, menjadi satu
sitem yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain.
Dalam surat An-nahl ini terdapat tiga prinsip dalam implementasi
metode penyampaian yaitu:
a.
Al-Hikmah
Nabi diperintahkan untuk mengajak umat manusia kepada dienullah dan
syariatnya dengan lemah lembut tidak dengan sikap bermusuhan. Hal ini berlaku
kepada kaum muslimin seterusnya sebagai pedoman untuk berdakwah dan seluruh
aspek penyampaian termasuk didalamnya proses pembelajaran dan pengajaran.
Proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancer
manakala ada interaksi yang kondusif antara guru dan peserta didik. Komunikasi
yang arif dan bijaksana memberikan kesan mendalam kepada para siswa sehingga
“teacher oriented’ akan berubah menjadi ‘student oriented’. Guru yang bijaksana
akan selalu memberikan peluang dan kesempatan kepada siswanya untuk berkembang.
b.
Mauidzah Hasanah
Maudzah Hasanah merupakan metode penyampaian materi yang lebih
menekankan pada dampak atau konsekuansi dari memahami dan mengamalkan materi
yang disanpaikanitu. Guru perlu menyampaikan manfaat atau keuntungan yang akan
diterima siswa jika menguasai dan mengamalkan materi yang disampaikan itu.
Allah dalam mengajar manusia melalui Al-Quran selalu menyampaikan konsekuansi
dari penerimaan ajaran atau penolakan terhadap ajaran-NYa.
Dalam metode pembelajaran konvensional, hikmah dan maudzah
al-hasanah sama dengan metode ceramah. Tetapi, dalam penyampaiannya guru
dituntut dapat merajut kalimat dan ungkapan yang menarik dan menyenangkan jiwa
serta menggambarkan kepada peserta didik dampak dari penguasaan terhadap materi
yang disampaikan kepada mereka.
c.
Mujadalah
Mujadalah dalam konteks dakwah dan pendidikan diartikan dengan mudzakarah
atau diskusi . Mujadalah berarti menggunakan metode diskusi ilmiyah yang baik
dengan cara lemah lembut serta diiringi dengan wajah penuh persahabatan.
Hal senada disampaikan juga oleh ibnu katsir dalam tafsirnya bahwa
mujadalah ini adalah cara penyampaian melalui diskusi dengan wajah yang baik
dan kalimat yang lemah lembut dalam berbicara.
Metode diskusi yaitu cara penyampaian bahan pelajaran dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membicarakan, menganalisa guna
mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative
pemecahan masalah. Diskusi memberikan peluang sebesar-besarnya kepada para
siswa untuk mengeksplor pengetahuan yang dimilikinya kemudian dipadukan dengan
pendapat siswa lain.
Satu sisi mendewasakan pemikiran, menghormati pendapat orang lain,
sadar bahwa ada pendapat diluar pendapatnya, dan disisi lain siswa merasa
dihargai sebagai individu yang memiliki potensi, kemampuan dan bakat
bawaanya.
Penggunaan metode mujadalah dalam pembelajaran mestilah
berhati-hati tidak boleh melaanggar etika, menghujat, dan menghina atau
merendahkan lawan berdebat. Al-Quran menggambarkan agar bermujadalah dengan
billati ihya ahsan (dengan yang lebih baik).
3.
Qur’an Surat Al-Araf ayat 176-177
ولوشئنا لرفعنه
بها ولكنه أخلد الى الآرض واتبع هواه فمثله كمثل الكلب ان تحمل عليه يلهث أو تتركه
يلهث ذلك مثل القوم الذين كذبوا بأيتنا فاقصص القصص لعلهم يتفكرون -176
ساء مثلا القوم
الذين كذبوا بأيتنا وأنفسهم كانوا يظلمون -177.
Artinya : Dan kalau Kami
menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung
kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya
seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkan lidahnya dan jika kamu
membiarkannya dia mengulurkan lidahnya juga. Demikian itulah perumapamaan
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka
berfikir. Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami
dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat dzalim (Qs. 7: 176-177)
Ayat ini
menguraikan keadaan siapapun yang melepaskan diri dari pengetahuan yang telah
dimilikinya. Allah SWT menyatakan bahwa sekiranya kami menghendaki, pasti kami
menyucikan jiwanya dan meninggikan derajatnya. Dengannya yakni melalui
pengamalan terhadap ayat-ayat itu, tetapi dia mengekal yakni cenderung menetap
terus menerus. Di dunia menikmati gemerlapnya serta merasa bahagia dan tenang
menghadapinya dan menurutkan dengan antusias hawa nafsunya yang rendah.
Dalam tafsir
Al-Azhar, Prof.Dr.Hamka menjelaskan, bahwa orang-orang ini sudah terhitung
pakar atau ahli dalam mengenal ayat-ayat Allah. Tetapi rupanya semata-mata
mengenal ayat Allah saja , kalau tidak mengamalkan dan tidak pandai
mengendalikan hawa nafsu, maka pengetahuannya itu satu waktu bisa tidak
memberikan manfaat, bahkan pengetahuannya itu bisa hilang dari dirinya.
4.
Qur’an surat Ibrahim ayat 24-25
Artinya :
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang
baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) kelangit,
pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizing Tuhannya. Allah
membuat perumpamaan-perumpaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat
Didalam Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa
perumpamaan kata yang buruk adalah ucapan orang kafir yang mengingkari
keberadaan Allah SWT, dan sebagai akibatnya tak ada amal sholeh yang dapat di
angkat kelangit seperti pohon yang mustahil dapat memiliki cabang yang menjulang
ke angkasa sekiranya akar tidak kuat menancap kedalam bumi.
Dalam mengupas
perumpamaan dalam Al-Quran pada surat Ibrahim ayat 24-25 adalah perintah Allah
untuk menjadi agenda kajian ilmiah agar dapat menjawab bagaimana membangun
kepribadian muslim yang sejati, yaitu kalimat tauhid yang menyatu dalam diri
kita laksana pohon yang kokoh, akarnya menancap keperut bumi, cabangnya
mencakar langit dan tidak ada henti-hentinya ia berbuah, dan tak kenal musim.
Mendidik dengan
menggunakan metode pemberian perumpamaan atau metode imtsaal tentang kekuasaan
Allah dalam menciptakan hal-hal yang hak dan yang bathil, metode ini menunjukan
bahwa metode imtsal untuk mendidik dan mengajar termasuk efektif.
BAB
III
PENUTUP
Al-Quran sebagai
sumber segala sumber pedoman menjadikannya inspirator yang sangat kental dalam
setiap gerak pemikiran umat islam. Dalam berbagai bidang masyarakat muslim yang
relidius akan selalu merujuk kepada wahyu sebagai firman Allah yang disampaikan
melalui nabi-NYa.
Pendidikan merupakan
salah satu sendi dalam beragama. Ajaran islam bisa bertahan sampai saat ini
salah satunya karena ada proses pendidikan
disamping dakwah tentunya. Islam berkembang dan hidup mencapai masa
keemasan (islam klasik)karena ada tradisi ilmiyah, tradisi intelektual, dengan
semangat mengemban amanat suci menyebarkan ajaran islam kepenjuru dunia.
Para da’i yang menyebar ke seluruh penjuru dunia tersebut
menggunakan Al-Quran sebagai pedoman,
baik dari segi orientasi, tujuan, cara , atau metode penyampaian. Media dan
alat bahkan materi yang terkandung dalam
penyampaiannya pun diambil dari Al-Quran.
Dalam menyampaikan risalah Muhammad SAW memperoleh pedoman yang
sangat berhargayaitu berupa prinsip-prinsip dasar dalam metode menyampaikan
materi ajaran islam. Yang tercantum dalam surat an-Nahl ayat 125 yang memuat
tentang prinsip-prinsip berdakwah ( mengajar ,mendidik) yang terdiri dari
Al-Hikmah (arif, bijaksana) Maudzoh Hasanah 9perkataan yang baik, lemah
lembut), dan Mujadalah (diskusi, dialog)
Prinsip dasar ini berkembang menjadi beberapa inspirasi dalam
konteks kekinian baik dalam bidang dakwah, komunikasi, public relation,
pendidikan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan interaksi sesame manusia.
Pendidikan sebagai salah satu bagian
dari dakwah yaitu mengajak manusia dalam hal kebaikan.dan mencegah keburukan
tidak terlepas dari danpenggunaan
beberapa prinsip tersebut diatas. Sehingga peserta didik bisa mendapatkan ilmu
sertaterjadi perubahan tingkah laku yang diharapkan dari setiap proses kegiatan
belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Tafsir Ahmad , 2008, Ilmu
Pendidikan dalam perspektif Islam, Remaja Rosdakarya, Bandung, hal.131
Ibnu
Katsir, Tafsir Ibnu katsir (CD Holly Quran)
Jalaludin
Rahmat, Islam actual, (Bandung : mizan ,1992) hal. 77
Faisal Ismail, Dakwah pembangunan : metodologi Dakwah (Yogyakarta: prof DIY ,1992) hal. 199
Tafsir tarbawi terjemah
http://ibrohimnawawi.wordpress. Tasikmalaya, 20 Maret 2014
http://jaritmatikaplus.blogspot. Tasikmalaya, 20 Maret 2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke dzat Allah illahi Rabbi yang
telah memberikan kekuatan lahir dan batin kepada kita. Sholawat dan salam
semoga tetap dilimpahkan kepada junjunan kita Nabi Muhammda SAW.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya masih
banyak sekali kekurangan dan kehilapan. Baik mengenai rangkaian kata ataupun
menyusun kalimat, sehingga masih perlu perbaikan dari berbagai pihak, kritik
dan saran adalah suatu solusi terbaik bagi penulis untuk dapat menyempurnakan
makalah ini
Semoga makalah ini dapat berguna khususnya bagi penulis dan umumnya
para pembaca, Semoga Allah SWT meridhoi kita semua. Amin
Cipasung, Maret 2014
Penulis
|
|||
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................... ............ i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ........... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... ........... 1
BAB II TAFSIR AL-QURAN TENTANG METODE PENDIDIKAN 2
A.
METODE PENDIDIKAN.......................................................... ........... 4
B.
TAFSIR AL-QURAN TENTANG METODE PENDIDIKAN 5
BAB III PENUTUP................................................................................ ......... 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. ......... 16
MAKALAH
TAFSIR TARBAWI
AYAT AL – QURAN YANG MENJELASKAN TENTANG
METODOLOGI PENDIDIKAN
Diajukan
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata
Kuliah Tafsir Tarbawi
DISUSUN OLEH :
Ø HJ. SOBARIAH
Ø LILI NUR SOMAD
Ø NAILA R.J
Ø BIQI SABIQUL B.
PASCA SARJANA MANAGEMEN PENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG
SINGAPARNA – TASIKMALAYA
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar