BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap anak memerlukan pendidikan atau bimbingan dari
orang dewasa. Dasar kodrati ini dapat dimengerti dari kebutuhan-kebutuhan dasar
yang dimiliki oleh setiap anak yang hidup didunia ini. Anak adalah amanat Allah
SWT kepada kita, masing-masing dari kita berharap anaknya menjadi anak yang
baik, maka dari itu dibutuhkan optimalisasi tanggung jawab dan peran dari orang
tua. Meskipun pada dasarnya seorang anak lahir di atas fitrah, akan tetapi ini
tidak berarti kita membiarkannya tanpa pengarahan dan bimbingan yang baik dan
terarah, karena sesuatu yang baik jika tidak dijaga dan dirawat, ia akan
menjadi tidak baik akibat pengaruh faktor-faktor eksternal. Pendidikan dan
pengarahan yang baik terhadap anak sebenarnya sudah harus dimulai sejak anak
tersebut belum lahir bahkan sebelum anak tersebut ada di dalam kandungan.
Anak pada perkembangannya sering
terjadi gangguan oleh beberapa faktor diantranya faktor internal pada diri anak
atau faktor lingkungan dimana ia berada. Anak dari hari ke hari berinteraksi
dengan lingkungannya baik orang tua, keluarga maupun masyarakat. Nilai-nilai
hakiki, sentuhan kasih sayang, dan semua perlakuan yang menyenangkan akan
membentuk keperibadiannya yang positif bagi anak.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Tentang Hadits yang menerangkan bahwa
anak itu terlahir dalam keadaan suci (fitrah)
BAB II
PEMBAHASAN
A. HADITS TENTANG ANAK DALAM
KEADAAN FITRAH
Hadits Muslim 4803
حَدَّثَنَا حَاجِبُ بْنُ الْوَلِيدِ
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَرْبٍ عَنْ الزُّبَيْدِيِّ عَنْ الزُّهْرِيِّ
أَخْبَرَنِي سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ كَانَ
يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ
مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ
وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ كَمَا تُنْتَجُ الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً
جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّونَ فِيهَا مِنْ جَدْعَاءَ ثُمَّ يَقُولُا أَبُو هُرَيْرَةَ
وَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ { فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا
لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ } الْآيَةَ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي
شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى ح و حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ
أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ كِلَاهُمَا عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ
بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَقَالَ كَمَا تُنْتَجُ الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً وَلَمْ
يَذْكُرْ جَمْعَاءَ
Seorang bayi tak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada dalam
kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yg akan membuatnya menjadi
Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi -sebagaimana hewan yg dilahirkan dalam keadaan
selamat tanpa cacat. Maka, apakah kalian merasakan adanya cacat?
' Lalu Abu Hurairah berkata; 'Apabila kalian mau, maka bacalah firman Allah yg berbunyi: '…tetaplah atas fitrah Allah yg telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah.' (QS. Ar Ruum (30): 30). Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah; telah menceritakan kepada kami 'Abdul 'Alaa Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, & telah menceritakan kepada kami 'Abd bin Humaid; telah mengabarkan kepada kami 'Abdurrazzaq keduanya dari Ma'mar dari Az Zuhri dgn sanad ini & dia berkata; 'Sebagaimana hewan ternak melahirkan anaknya. -tanpa menyebutkan cacat.- [HR. Muslim No.4803].
' Lalu Abu Hurairah berkata; 'Apabila kalian mau, maka bacalah firman Allah yg berbunyi: '…tetaplah atas fitrah Allah yg telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah.' (QS. Ar Ruum (30): 30). Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah; telah menceritakan kepada kami 'Abdul 'Alaa Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, & telah menceritakan kepada kami 'Abd bin Humaid; telah mengabarkan kepada kami 'Abdurrazzaq keduanya dari Ma'mar dari Az Zuhri dgn sanad ini & dia berkata; 'Sebagaimana hewan ternak melahirkan anaknya. -tanpa menyebutkan cacat.- [HR. Muslim No.4803].
Hadits Muslim 4804
حَدَّثَنِي أَبُو الطَّاهِرِ وَأَحْمَدُ
بْنُ عِيسَى قَالَا حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يُونُسُ بْنُ يَزِيدَ
عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَنَّ أَبَا سَلَمَةَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَخْبَرَهُ
أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ ثُمَّ يَقُولُ
اقْرَءُوا { فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ
لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ
}
Seorang bayi tak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada dalam
kesucian (fitrah). Lalu dia berkata; Bacalah oleh kalian firman Allah yg
berbunyi: '…tetaplah atas fitrah Allah yg telah menciptakan manusia menurut
fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah itulah agama yg lurus.'
(QS. Ar Ruum (30): 30). [HR. Muslim No.4804].
Hadits Muslim 4805
حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ
أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ
فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُشَرِّكَانِهِ فَقَالَ رَجُلٌ يَا
رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ لَوْ مَاتَ قَبْلَ ذَلِكَ قَالَ اللَّهُ أَعْلَمُ
بِمَا كَانُوا عَامِلِينَ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَأَبُو
كُرَيْبٍ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ
حَدَّثَنَا أَبِي كِلَاهُمَا عَنْ الْأَعْمَشِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ فِي حَدِيثِ
ابْنِ نُمَيْرٍ مَا مِنْ مَوْلُودٍ يُولَدُ إِلَّا وَهُوَ عَلَى الْمِلَّةِ وَفِي
رِوَايَةِ أَبِي بَكْرٍ عَنْ أَبِي مُعَاوِيَةَ إِلَّا عَلَى هَذِهِ الْمِلَّةِ حَتَّى
يُبَيِّنَ عَنْهُ لِسَانُهُ وَفِي رِوَايَةِ أَبِي كُرَيْبٍ عَنْ أَبِي
مُعَاوِيَةَ لَيْسَ مِنْ مَوْلُودٍ يُولَدُ إِلَّا عَلَى هَذِهِ الْفِطْرَةِ
حَتَّى يُعَبِّرَ عَنْهُ لِسَانُهُ
Tidaklah seorang bayi yg dilahirkan melainkan dalam keadaan fitrah, maka
bapaknyalah yg menjadikannya Yahudi, atau Nasrani atau Musyrik. Lalu seseorang
bertanya kepada beliau: Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika bayi itu
meninggal sebelum itu?
Maka beliau bersabda:
Allah lebih tahu dgn apa yg mereka kerjakan. Telah menceritakan kepada
kami Abu Bakr bin Abu Syaibah & Abu Kuraib mereka berdua berkata; telah
menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah Demikian juga diriwayatkan dari jalur
lainnya, & telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair, bapakku telah
menceritakan kepada kami; keduanya dari Al A'masy dgn sanad ini dalam hadits
Ibnu Numair dgn lafazh; Tidaklah setiap anak yg dilahirkan kecuali dalam
keadaan di atas millah (Islam) . Dan dalam riwayat Abu Bakr dari Abu Mu'awiyah;
'Kecuali di atas millah (agama Islam) ini.' Sedangkan dalam riwayat Abu Kuraib
dari Abu Mu'awiyah; Tidaklah seorang anak yg dilahirkan kecuali berada di atas
fitrah ini, hingga dia mengucapkannya dgn lisannya. [HR. Muslim No.4805].
Hadits Muslim 4806
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ
حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ قَالَ هَذَا مَا حَدَّثَنَا
أَبُو هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَذَكَرَ أَحَادِيثَ مِنْهَا وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مَنْ يُولَدُ يُولَدُ عَلَى هَذِهِ الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ
يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ كَمَا تَنْتِجُونَ الْإِبِلَ فَهَلْ تَجِدُونَ
فِيهَا جَدْعَاءَ حَتَّى تَكُونُوا أَنْتُمْ تَجْدَعُونَهَا قَالُوا يَا رَسُولَ
اللَّهِ أَفَرَأَيْتَ مَنْ يَمُوتُ صَغِيرًا قَالَ اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا كَانُوا
عَامِلِينَ
Tidaklah seorang bayi yg dilahirkan melainkan dalam keadaan fitrah ini,
maka bapaknyalah yg menjadikannya Yahudi, atau Nasrani, sebagaimana mereka
mendapatkan unta yg lahir, akankah mereka mendapatkan padanya cacat, sehingga
kalianlah yg membuatnya cacat?
para sahabat bertanya; Bagaimana pendapat anda dgn seorang anak kecil yg
meninggal?
Beliau menjawab: Allah lebih tahu dgn apa yg mereka kerjakan. [HR. Muslim No.4806].
Beliau menjawab: Allah lebih tahu dgn apa yg mereka kerjakan. [HR. Muslim No.4806].
Hadits Muslim 4807
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ يَعْنِي
الدَّرَاوَرْدِيَّ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ إِنْسَانٍ
تَلِدُهُ أُمُّهُ عَلَى الْفِطْرَةِ وَأَبَوَاهُ بَعْدُ يُهَوِّدَانِهِ
وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ فَإِنْ كَانَا مُسْلِمَيْنِ فَمُسْلِمٌ كُلُّ
إِنْسَانٍ تَلِدُهُ أُمُّهُ يَلْكُزُهُ الشَّيْطَانُ فِي حِضْنَيْهِ إِلَّا
مَرْيَمَ وَابْنَهَا
Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah lalu kedua orang
tuanyalah yg menjadikannya sebagai seorang yahudi, nasrani & majusi
(penyembah api). Apabila kedua orang tuanya muslim, maka anaknya pun akan
menjadi muslim. Setiap bayi yg dilahirkan dipukul oleh syetan pada kedua
pinggangnya, kecuali Maryam & anaknya (Isa). [HR. Muslim No.4807].
Hadits Muslim 4808
حَدَّثَنَا أَبُو الطَّاهِرِ أَخْبَرَنَا
ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ وَيُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ
عَطَاءِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ أَوْلَادِ الْمُشْرِكِينَ فَقَالَ اللَّهُ
أَعْلَمُ بِمَا كَانُوا عَامِلِينَ حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ أَخْبَرَنَا
عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ ح و حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ بِهْرَامَ أَخْبَرَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا
شُعَيْبٌ ح و حَدَّثَنَا سَلَمَةُ بْنُ شَبِيبٍ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ
أَعْيَنَ حَدَّثَنَا مَعْقِلٌ وَهُوَ ابْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ كُلُّهُمْ عَنْ
الزُّهْرِيِّ بِإِسْنَادِ يُونُسَ وَابْنِ أَبِي ذِئْبٍ مِثْلَ حَدِيثِهِمَا
غَيْرَ أَنَّ فِي حَدِيثِ شُعَيْبٍ وَمَعْقِلٍ سُئِلَ عَنْ ذَرَارِيِّ
الْمُشْرِكِينَ
Allah maha mengetahui terhadap apa yg mereka perbuat. Telah menceritakan
kepada kami 'Abd bin Humaid telah mengabarkan kepada kami 'Abdurrazzaq telah
mengabarkan kepada kami Ma'mar Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya,
& telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin 'Abdurrahman bin Bihram
telah mengabarkan kepada kami Abul Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib
Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, & telah menceritakan kepada
kami Salamah bin Syabib telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin A'yan telah
menceritakan kepada kami Ma'qil bin 'Ubaidullah semuanya dari Az Zuhri dgn
sanad Yunus & Ibnu Abu Dzi'b seperti hadits keduanya. Hanya saja pada
hadits Syu'aib & Ma'qil dgn menggunakan lafazh; 'Beliau ditanya mengenai
keturunan orang-orang Musyrik.' [HR. Muslim No.4808].
Hadits Muslim 4809
حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ
عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَطْفَالِ الْمُشْرِكِينَ مَنْ يَمُوتُ مِنْهُمْ
صَغِيرًا فَقَالَ اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا كَانُوا عَامِلِينَ
Allah lebih mengetahui apa yg mereka
kerjakan. [HR. Muslim No.4809].
Hadits Muslim 4810
و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ أَبِي
بِشْرٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ سُئِلَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَطْفَالِ الْمُشْرِكِينَ قَالَ
اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا كَانُوا عَامِلِينَ إِذْ خَلَقَهُمْ
Allah lah Yang Maha tahu tentang apa yg mereka kerjakan semenjak Allah
menciptakannya.' [HR. Muslim No.4810].
Hadits Muslim 4811
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ بْنِ قَعْنَبٍ حَدَّثَنَا
مُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ رَقَبَةَ بْنِ مَسْقَلَةَ عَنْ
أَبِي إِسْحَقَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ أُبَيِّ بْنِ
كَعْبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ
الْغُلَامَ الَّذِي قَتَلَهُ الْخَضِرُ طُبِعَ كَافِرًا وَلَوْ عَاشَ لَأَرْهَقَ
أَبَوَيْهِ طُغْيَانًا وَكُفْرًا
Sesungguhnya anak laki-laki yg dibunuh oleh Nabi Khidhir alaihi salam
itu telah ditakdirkan menjadi orang kafir. Seandainya anak laki-laki tersebut
terus hidup, maka ia akan menyesatkan kedua orang tuanya untuk menjadi durhaka
& kafir.' [HR. Muslim No.4811].
Hadits Muslim 4812
حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ
الْمُسَيَّبِ عَنْ فُضَيْلِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ عَائِشَةَ بِنْتِ طَلْحَةَ عَنْ
عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ قَالَتْ تُوُفِّيَ صَبِيٌّ فَقُلْتُ طُوبَى لَهُ
عُصْفُورٌ مِنْ عَصَافِيرِ الْجَنَّةِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوَ لَا تَدْرِينَ أَنَّ اللَّهَ خَلَقَ الْجَنَّةَ وَخَلَقَ
النَّارَ فَخَلَقَ لِهَذِهِ أَهْلًا وَلِهَذِهِ أَهْلًا
Tidak tahukan kamu bahwa Allah telah menciptakan syurga serta
menciptakan penghuninya, & menciptakan neraka serta menciptakan
penghuninya. [HR. Muslim No.4812].
Hadits Muslim 4813
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ
طَلْحَةَ بْنِ يَحْيَى عَنْ عَمَّتِهِ عَائِشَةَ بِنْتِ طَلْحَةَ عَنْ عَائِشَةَ
أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ قَالَتْ دُعِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِلَى جَنَازَةِ صَبِيٍّ مِنْ الْأَنْصَارِ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ
اللَّهِ طُوبَى لِهَذَا عُصْفُورٌ مِنْ عَصَافِيرِ الْجَنَّةِ لَمْ يَعْمَلْ
السُّوءَ وَلَمْ يُدْرِكْهُ قَالَ أَوَ غَيْرَ ذَلِكَ يَا عَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ
خَلَقَ لِلْجَنَّةِ أَهْلًا خَلَقَهُمْ لَهَا وَهُمْ فِي أَصْلَابِ آبَائِهِمْ
وَخَلَقَ لِلنَّارِ أَهْلًا خَلَقَهُمْ لَهَا وَهُمْ فِي أَصْلَابِ آبَائِهِمْ
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ زَكَرِيَّاءَ
عَنْ طَلْحَةَ بْنِ يَحْيَى ح و حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ بْنُ مَعْبَدٍ حَدَّثَنَا
الْحُسَيْنُ بْنُ حَفْصٍ ح و حَدَّثَنِي إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ أَخْبَرَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ كِلَاهُمَا عَنْ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ عَنْ طَلْحَةَ
بْنِ يَحْيَى بِإِسْنَادِ وَكِيعٍ نَحْوَ حَدِيثِهِ
Allah pun telah menciptakan orang-orang yg akan menjadi penghuni neraka
ketika mereka masih berada dalam tulang rusuk bapak-bapak mereka.' Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Ash Shabbah telah menceritakan kepada
kami Isma'il bin Zakaria dari Thalhah bin Yahya Demikian juga diriwayatkan dari
jalur lainnya, & telah menceritakan kepadaku Sulaiman bin Ma'bad telah
menceritakan kepada kami Al Husain bin Hafsh Demikian juga diriwayatkan dari
jalur lainnya, & telah menceritakan kepadaku Ishaq bin Manshur telah
mengabarkan kepada kami Muhammad bin Yusuf keduanya dari Sufyan Ats Tsauri dari
Thalhah bin Yahya dgn sanad Waki' seperti haditsnya. [HR. Muslim No.4813].
B. ANALISA MATAN HADITS
TENTANG ANAK DALAM KEADAAN FITRAH
Dalam penetapan tolok ukur matan, penulis menggunakan tolok ukur
Muhammad Shalahuddin al-Adlabi, ada empat macam yakni:
1. Kajian Linguistik
2. Tidak bertentangan dengan petunjuk Al-Quran
3. Tidak bertentangan dengan hadis yang lebih
kuat
4. Tidak bertentangan dengan akal sehat.[4]
1. Kajian Linguistik
Dalam kajaian linguistik hadits tentang pengaruh orang tua terhadap
pendidikan anak, peneliti menggunakan lafadz
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ sebagai kata kunci menganalisa kebahasaan.
Lafadz tersebut berarti setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Dalam
pandangan Islam, kemampuan dasar atau pembawaan disebut dengan fitrah. Secara
etimologis, fitrah berarti sifat asal, kesucian, bakat, dan bembawaan, secara
terminologi fitrah adalah tabiat yang siap menerima agama Islam. Dalam
kaitannya dengan teori kependidikan dapat dikatakan, bahwa fitrah mengandung
implikasi kependidikan yang berkonotasi kepada paham convergent. Karena fitrah
mengandung makna kejadian yang di dalamnya berisi potensi dasar beragama yang
benar dan lurus yaitu Islam. Namun
potensi dasar ini bisa diubah oleh lingkungan sekitarnya.[5] Sejalan dengan
hadits di atas, fitrah merupakan modal seorang bayi untuk menerima agama tauhid
dan tidak akan berbeda antara bayi yang satu dengan bayi lainnya. Dengan
demikian, orang tua dan pendidik berkewajiban
memberikan pendidikan dengan cara berikut. :
Pertama, membiasakan anak untuk mengingat kebesaran dan nikmat
Allah, serta semangat mencari dalil dan mengesakan Allah melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya
dan menginterpretasikan berbagai gejala alam melalui penafsiran yang dapat
mewujudkan tujuan pengokohan fitrah anak agar tetap berada dalam kesucian dan
kesiapan untuk mengagungkan Allah.
Kedua, membiasakan anak-anak untuk mewaspadai penyimpangan-penyimpangan
yang kerap membiasakan dampak negatif terhadap diri anak,[6] misalnya tayangan
film, berita-berita dusta, atau gejala kehidupan lain yang tersalurkan melalui
media informasi. Anak- anak harus diberi pemahaman tentang bahaya kezaliman, kehidupan
yang bebas, dan kebobrokan perilaku melalui metode yang sesuai dengan kondisi
anak, misalnya dengan melalui dialog, cerita, atau pemberian contoh yang baik.
Melalui cara itu, anak-anak akan terhindar dari peyahudian, penasranian, atau
pemajusian seperti yang diisyaratkan hadits di atas.
2. Tidak bertentangan dengan petunjuk Al-Quran
Allah berfirman dalam al-Qur’an Surat. Ar- Rum ayat 30,
Artinya: Maka hadapkanlah
wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, (tetaplah atas) fitrah Allah yang
telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah
Allah. (Itulah) agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.(
Q.S. Ar-Rum: 30).
Berdasarkan pada ayat di atas terbukti bahwa sabda Rasulullah SAW
melalui hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari ini tidaklah sama sekali
bertentangan dengan Al-Quran. Melalui ayat tersebut di atas membuktikan bahwa
manusia diciptakan oleh Alloh mempunyai naluri beragama, yaitu agama Tauhid,
maka tidak wajar kalau manusia tidak baragama tauhid. Mereka tidak beragama
tauhid karena pengaruh lingkungan.
3. Tidak bertentangan dengan hadis yang lebih
kuat
حَدَّثَنَا عَبْدَانُ
أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا يُونُسُ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي
أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مَوْلُودٍ
إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ
أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَا تُنْتَجُ الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّونَ
فِيهَا مِنْ جَدْعَاءَ ثُمَّ يَقُولُ{ فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا
لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ }
Artinya:“Tiada seorang bayi pun melainkan dilahirkan dalam fitrah
yang bersih. Maka orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau
Majusi, sebagaimana binatang melahirkan binatang keseluruhanya. Apakah kalian
mengetahui di dalamnya ada binatang yang rumpung hidungnya? Kemudian Abu
Hurairah membaca ayat dari surat ar-Rum : 30 ini (tetaplah atas) fitrah Allah
yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada
fitrah Allah, itulah agama yang lurus.” (HR: Bukhari).
Hadits diatas berfungsi sebagai pembanding, juga memberikan
pengertian bahwa begitu besarnya pengaruh orang tua terhadap pendidikan anak,
karena orang tuanyalah yang menjadikan anaknya Yahudi, Nashrani dan Majusi,
oleh sebab itu, orang tualah yang berperan penting dalam pendidikan anaknya.
Makna hadis ini sejalan dan menguatkan hadis yang sedang penulis teliti. Kedua
hadis tersebut menunjukkan pentingnya
pendidikan anak.
4. Tidak Bertentangan Dengan Akal Sehat,
Indera Dan Fakta Sejarah
Berdasarkan hadis di atas tentang pengaruh orang tua terhadap
pendidikan anak, dapat diketahui bahwa jika anak tumbuh di dalam keluarga yang
menyimpang, belajar di lingkungan yang sesat dan bergaul dengan masyarakat yang
rusak, maka anak akan menyerap kerusakan itu, terdidik dengan akhlak yang
paling buruk, di samping menerima dasar-dasar kekufuran dan kesesatan. Kemudian
dia akan beralih dari kebahagian kepada kesengsaraan, dari keimanan kepada
kemurtadan dan dari Islam kepada kekufuran. Jika semua ini telah terjadi, maka
sangat sulit mengembalikan anak kepada kebenaran.
Dapat dipahami bahwa fitrah sebagai pembawaan sejak lahir bisa
dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, bahkan ia tak dapat berkembang sama
sekali tanpa adanya pengaruh lingkungan tersebut. Namun demikian, meskipun
fitrah dapat dipengaruhi oleh lingkungan, tetapi kondisinya tidak netral. Ia
memliki sifat yang dinamis, reaktif dan responsive terhadap pengeruh dari luar.
Dengan istilah lain, dalam proses perkembangannya, terjadi interaksi saling
mempengaruhi antara fitrah dan lingkungan sekitarnya, sampai akhir hayat
manusia.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Setelah melihat uraian di atas maka dapat disimpulkan :
a. Bahwa hadits tentang setiap anak dalam keadaan fitrah adalah
berkualitas shahih dikarenakan telah memenuhi syarat-syaratnya yaitu sanadnya
bersambung (muttasil), Para perawinya ‘adil dan dhabith (kuat hafalannya),
Tidak mengandung unsur-unsur syadz dan dan tidak mengandung kecacatan (‘illat)
yang dapat merusak keabsahan hadits
b. Orang tua dan pendidik
berkewajiban memberikan pendidikan
dengan cara berikut :
Pertama, membiasakan anak untuk mengingat kebesaran dan nikmat
Allah, serta semangat mencari dalil dan mengesakan Allah
Kedua, membiasakan anak-anak untuk mewaspadai
penyimpangan-penyimpangan yang kerap membiasakan dampak negatif terhadap diri
anak,
B.
KRITIK DAN SARAN
Makalah ini masih banyak kekurangan di mana-mana karena
keterbatasan pengetahuan penulis, dengan demikian kiranya kami mohon kritik dan
saran dari semua fihak dan dari teman-teman sebagai motivasi belajar dan
menambah ilmu. Dan semoga bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
http://mromi.wordpress.com/2010/04/30/setiap-anak-dilahirkan-dalam-keadaan-fitrah-dan-pengaruh-pendidikan-orang-tua
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,
Jakarta: Ciputat Pres, 2002.
ausu’ah al-Hadis al-Syarif al-Kutub al-Tis’ah. Global Islamic
Software, 1997.
Muhammad Shalahudin al-Aadlabi, Manhaj Naqd al- Matn, Beirut: Dar
al- Afaq al- Jadidah, 1983.
Muhammad Fuad Abdul Baqi,
Al- Lu’lu’ Wal Marjan: Mutiara Hadits Shahih Bukhari dan Muslim,
Jakarta: Umul Qura, 2011.
Munzier suparta, Ilmu
Hadits, Jakarta: Rajawali Pres, 2010.
Majid Khan, dkk, Ulumul
Hadits, Jakarta: Pusat Studi Wanita, 2005.
Suryadi, Metodologi Ilmu Rijalil Hadis, Yogyakarta: Madani Pustaka
Hikmah, 2003.
http://www.mutiarahadits.com/72/68/76/makna-setiap-anak-terlahir-dalam-keadaan-fitrah
MAKALAH
SETIAP ANAK TERLAHIR DALAM KEADAAN FITRAH DAN
ORANG TUANYA MENJADIKAN MEREKA YAHUDI DAN NASRANI
Diajukan Untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Dasar – Dasar Pendidikan
DISUSUN OLEH :
ISMA FATIMAH SOLIHAT
FAK / JUR : TARBIYAH / PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG
SINGAPARNA – TASIKMALAYA

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Allah Yang Maha Esa dan
Maha Kuasa, Pengusa segala kerajaan seluruh alam di langit dan bumi, Shalawat
dan Salam tetap tercurah kepada Rasullallah Muhammad SAW. Dasar – Dasar
Pendidikan , dengan Judul Setiap Anak Terlahir Dalam Keadaan Fitrah Dan
Orang Tuanya Menjadikan Mereka Yahudi Dan Nasrani”.
Kami sampaikan rasa terima kasih yang sangat
luas rekan – rekan , yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini. Penyusun berharaf
Semoga makalah ini bermanfaat, Penulis memohon ridho serta berkah dari Allah, kami meminta maaf dan terimaksih dari pemerhati serta saran dan kritik kami nantikan.
Semoga makalah ini bermanfaat, Penulis memohon ridho serta berkah dari Allah, kami meminta maaf dan terimaksih dari pemerhati serta saran dan kritik kami nantikan.
Cipasung ,
Maret 2014
Penulis
![]() |
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 2
A.
HADITS TENTANG ANAK DALAM KEADAAN FITRAH 2
Hadist Muslim 4803............................................................................. 2
Hadist Muslim 4804............................................................................. 2
Hadist Muslim 4805............................................................................. 3
Hadist Muslim 4806............................................................................. 4
Hadist Muslim 4807............................................................................. 4
Hadist Muslim 4808............................................................................. 5
Hadist Muslim 4809............................................................................. 5
Hadist Muslim 4810............................................................................. 5
Hadist Muslim 4811............................................................................. 6
Hadist Muslim 4812............................................................................. 6
Hadist Muslim 4813............................................................................. 6
B. ANALISA
MATAN HADITS TENTANG ANAK DALAM KEADAAN FITRAH 8
1. Kajian Linguistik.......................................................................... 8
2.
Tidak bertentangan dengan petunjuk Al-Quran....................... 9
3. Tidak bertentangan dengan hadis yang lebih
kuat................... 9
4. Tidak Bertentangan Dengan Akal Sehat,
Indera Dan Fakta Sejarah 10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.......................................................................................... 11
Kritik Dan
Saran................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar