TOKO 0SCAR CLASSER

Kamis, 20 Februari 2014

contoh MAKALAH BERIBADAH PUASA DALAM ISLAM PADA BULAN RAMADAHAN


BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
       Puasa merupakan salah satu dari rukun islam kita sebagai umat muslim wajib menjalankan puasa Ramadhan saya menuliskan tema puasa ini agar kita lebih mengerti apa puasa itu dan semoga kita menjadi penguasa diri kita sendiri dengan berpuasa. Ramadhan merupakan bulan dimana kita harus dapat mengendalikan diri kita,hal yang utama yang harus kita lakukan dalam pelaksanaan puasa ramadhan adalah kita harus menjadi penguasa dan raja bagi diri kita sendiri kita harus benar-benar mengendalikan menurut aturan Ilahi yang berlaku. Kalau berbicara harus kita kendalikan demikian juga dengan mata semuanya harus kita kendalikan dengan baik. Mungkin kadang ada bertanya kenapa kita tetap sengsara, atau mengapa hidup kita gelisah dan tidak tenang ? jawaban yang tepat adalah karena kita tidak dapat mengendalikan diri kita sendiri. Pada bulan Ramadhan ini kita harus seperti kepongpong masuk seperti ulat berbulu yang ditakuti dan menjijikan dan keluar sebagai kupu-kupu yang indah yang begitu disenangi banyak orang, yang dapat kita artikan sebusuk dan sekotor apapun diri kita ,setelah menjalankan ibadah puasa ini kita harus menjadi orang yang memiliki kepribadian yang indah dan bermanfaat bagi dirikita sendiri dan orang lain.Di bulan suci Ramadhan inilah kesempatan yang baik untuk megembleng diri agar menjadi terindah dan terbaik.
Rasulullah mensinyalir,umat islam akan banyak melaksanakan puasa ,hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja. Bagai mana menurut ada apakah ini benar? Kalau Rasulullah sudah mensinyalir demikian memang demikian keadaannya karena semua yang dikatakan dan dilakukan Rasulullah semua itu benar adanya dan tidak ada yang salah .Perkembangan pada saat ini apakah sesuai dengan sinyalemen Rasulullah tadi? Ibadah puasa umat islam pada saat ini Alhamdulillah sudah agak meningkat ternyata mereka mulai sadar ,mereka sadar bahwa ibadah puasa ini tidaklah sebuah tradisi saja melainkan sebuah jalan untuk meningkatkan keimanan.
B. Tujuan Penulisan
1) Memahami Pengertian puasa
Puasa tidak hanya menaha diri dari makan dan minum tapi harus menahan diri dari hal-hal yang akan merusak pahala puasa bitu sendiri ibadah puasa yang pokok adalah “menahan makan,minum,dan hawa nafsu mulai terbitnya matahari hingga terbenamnya matahari” akan tetapi kita juga harus menahan nafas,bibir,mata, dan semua anggota badan kita dari hal-hal yang akan mebatalkan puasa.
Jika menurut mata sesuatu itu enak dilihat ,tetapi akan merusak amalan puasa maka tundukanlah . Demikian pula dengan bibir kita harus berhenti untuk tidak bicara yang tidak baik dan berguna. Mudah-mudahan setelah mulut,mata ,dan seluruh anggota badan kita bersih dengan menahan diri dari segala sesuatu yang tidak baik semoga hati kita menjadi bersih , dan hal ini merupakan puncak dari dari segala keindahan menikmati hidup di dunia ini. Karena orang yang hatinya bersih akan menjadi cahaya bagi diri sendiri dan orang lain.
2) Medefisinikan Macam-macam Puasa
3) Hal- hal yang membatalkan puasa
4) Hikmah puasa

C.  Metode Penulisan
 Dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan metode kepustakaan dan webseat yang bahan nya bersangkutan dengan isi makalah ini.






BAB II
PEMBAHASAN


A.      PENGERTIAN PUASA
pengertian puasa menurut bahasa dan menurut istilah Shoumu menurut bahasa Arab menahan dari segala sesuatu seperti menahan tidur, menahan berbicara, menahan makan dan sebagainya. Secara istilah puasa adalah menahan segala yang membukakan puasa sejak mulai terbit fajar hingga terbenam matahari disertai dengan niat.
Artinya: “Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar”
(QS. Al-Baqarah: 187)

B. HUKUM PUASA
Hukum puasa terbahagi kepada tiga iaitu :
Wajib – Puasa pada bulan Ramadhan.
Sunat – Puasa pada hari-hari tertentu.
Haram – Puasa pada hari-hari yang dilarang berpuasa.

C. SYARAT WAJIB PUASA
Beragama Islam
Baligh (telah mencapai umur dewasa)
Berakal
Berupaya untuk mengerjakannya.
Sihat
Tidak musafir




D. RUKUN PUASA
Niat mengerjakan puasa pada tiap-tiap malam di bulan Ramadhan(puasa wajib) atau hari yang hendak berpuasa (puasa sunat). Waktu berniat adalah mulai daripada terbenamnya matahari sehingga terbit fajar.
Meninggalkan sesuatu yang membatalkan puasa mulai terbit fajar sehingga masuk matahari.

E. SYARAT SAH PUASA
Beragama Islam
Berakal
Tidak dalam haid, nifas dan wiladah (melahirkan anak) bagi kaum wanita
Hari yang sah berpuasa.
F. SUNAT BERPUASA
Bersahur walaupun sedikit makanan atau minuman
Melambatkan bersahur                                                                                       
Meninggalkan perkataan atau perbuatan keji
Segera berbuka setelah masuknya waktu berbuka
Mendahulukan berbuka daripada sembahyang Maghrib
Berbuka dengan buah tamar, jika tidak ada dengan air
Membaca doa berbuka puasa

G.  HAL YANG MEMBATALKAN PUASA
Yang dimaksud dengan menahan segala yang membukakan puasa adalah segala hal yang membatalkan puasa seperti berikut:
1. Makan dan minum dengan sengaja
2. Bersetubuh pada siang hari dengan sengaja
3. Mengeluarkan mani dengan sengaja
4. Muntah dengan sengaja
5. Berbekam
6. Disuntik dengan benda cair
7. Bercelak
8. Orang yang menyelamkan kepalanya dengan air bersama badannya atau tidak dengan badannya
9. Orang yang sengaja melamakan dirinya berada dalam junub pada bulan Ramadhan sampai terbitnya fajar.

H.  MACAM-MACAM PUASA
I. Puasa wajib
1. Puasa di bulan Ramadhan
                Puasa ramadhan adalah puasa yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan yang dilaksanakan selama 29 atau 30 hari. Puasa dimulai pada terbit fajar himgga terbenam matahari. Puasa ramadhan ini ditetapkan sejak tahun ke-2 H. Puasa ini hukumnya wajib, yaitu apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan akan mendapat dosa.
                Bulan Ramadhan menurut pandangan orang-orang mukmin yang berfikir adalah merupakan bulan peribadatan yang harus diamalkan dengan ikhlas kepada Allah SWT. Harus kita sadari bahwa Allah Maha Mengetahui segala gerak-gerik manusia dan hati mereka .Dalam pelaksanaannya, khusus puasa Ramadhan, kita akan menjumpai beberapa masalah yang penting dipecahkan antara lain:
a. Cara penempatan waktu.
                Cara mengetahui puasa ini ada 2 macam yaitu: hisab dan rukyat. Kemajuan teknologi beakangan ini dirasakan semakin mudahkan proses hisab dan rukiyah tersebut. Disiplin ilmu astronomi dan kelengkapan teknologi semacam planetrium atau teleskop atau secara khusus ilmu falaq yang berkembang di dunia Islam, semuanya mendukung vadilitas penetapan waktu puasa.
Rukyat : adalah suatu cara untuk menetapkan awal awal bulan Ramadhan dengan cara melihat dengan panca indera mata timbulnya / munculnya bulan sabit dan bila uadara mendung atau cuaca buruk. Sehingga bulan tidak bisa dilihat maka hendaknya menggunakan istikmal yaitu menyempurnakan bulan sya’ban menjadi 30 hari. Di Indonesia pelaksanaan rukyat untuk penetapan puasa Ramadhan telah dikoordinasi oleh Departemen Agama (DEPAG) RI.
Hisab : adalah suatu cara untuk menetapkan awal bulan Ramadhan dengan cara menggunakan perhitungan secara atsronomi, sehingga dapat ditentukan secara eksak letak bulan. Seperti cara rukyat yang telah dikoordinasikan oleh pemerintah, maka cara hisab pun sama. Di Indonesia penetapan awal dan akhir bulan Ramadhan ini dengan cara yang manapun memang telah diambil kewenangan koordinatifnya oleh pemerintah.
                Adapun lembaga-lembaga keagamaan seperti Nahdatul Ulama (NU), Muhammadiyah, PERSIS, Jami’at al-Khair dan sebagainya berfungsi sebagai pemberi masukan hasil rukyat dan hisabnya dalam rangka pengambilan ketetapan awal dan akhir Ramadhan oleh pemerintah.
2. Puasa Nazar
                Puasa nazar adalah orang yang bernazar puasa karena mengiginkan sesuatu, maka ia wajib puasa setelah yang diinginkannya itu tercapai, dan apabila puasa nazar itu tidak dilaksanakannya maka ia berdosa dan ia dikenakan denda / kifarat .
Misalnya bernazar untuk lulus keperguruan tinggi, maka ia wajib melaksanakan puasa nazar tersebut apabila ia berhasil.Ibnu Majjah meriwayatkan, bahwa seorang wanita bertanya kepada Nabi Muhammad SAW.
3. Puasa Kifarat
                Puasa kifarat adalah puasa untuk menembus dosa karena melakukan hubungan suami isteri (bersetubuh) disiang hari pada bulan Ramadhan, maka denda (kifaratnya) berpuasa dua bulan berturut-turut



II. Puasa Sunnah
                Puasa sunnah adalah puasa yang bila dikerjakan mendapat pahala dan apabila dikerjakan tidak mendapat dosa. Adapun puasa sunnah adalah sebagai berikut:
1. Puasa enam hari pada bulan syawal
2. Puasa Arafah
3. Puasa Senin Kamis
Rasulullah saw bersabda yang Artinya dari Aisyah : Nabi Muhammad SAW memilih waktu puasa hari senin kamis.
4. Puasa pada bulan sya’ban
 5. Puasa As-Syura’

III. Puasa Haram
1. Puasa pada tanggal 1 syawal dan 10 Dzulhijjah
Artinya: "Rasulullah saw melarang puasa pada dua hari: Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha" (HR. Bukhari Muslim).
2. Puasa Hari Tasyrik tanggal 11, 12, 13 bulan Dzulhijjah
3. Puasa pada hari yang diragukan (hari syak/hari ragu)

IV. Puasa Makruh
1. Berpuasa pada hari jum’at
2. Puasa setahun penuh (puasa dahr)
                Puasa dahr adalah puasa yang dilakukan setahun penuh. Meskipun orang tersebut kuat untuk melakukannya, namun para ulama memakruhkan puasa seperti itu. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini: Artinya: Umar bertanya: "Ya Rasulallah, bagaimana dengan orang yang berpuasa satu tahun penuh?" Rasulullah saw menjawab: "Ia dipandang tidak berpuasa juga tidak berbuka" (HR. Muslim).
3. Puasa Wishal

I. HIKMAH PUASA

1. Bertakwa dan menghambakan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, takwa adalah meninggalkan keharaman, istilah itu secara mutlak mengandung makna mengerjakan perintah, meninggalkan larangan , Firman Allah SWT: Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”(QS. Al-Baqarah: 183)
2. Puasa adalah serupa dengan revolusi jiwa untuk merombak cara dan kebiasaan yang diinginkan oleh manusia itu, sehingga mereka berbakti pada keinginannya dan nafasnya itu berkuasa padanya
3. Puasa menunjukkan pentingnya seseorang merasakan pedihnya laparmaupun tidak dibolehkan mengerjakan sesuatu. Sehingga tertimpa pada dirinya dengan suatu kemiskinan atau hajatnya tidak terlaksana. Dengan sendirinya lalu bisa merasakan keadaan orang lain, bahkan berusaha untuk membantu mereka yang berkepentingan dalam hidup ini.
4. Puasa dapat menyehatkan tubuh kita, manfaat puasa bagi kesehatan adalah sebagai berikut:
a) Puasa membersihkan tubuh dari sisa metabolisme. Saat berpuasa tubuh akan menggunakan zat-zat makanan yang tersimpan. Bagian pertama tubuh yang mengalami perbaikan adalah jaringan yang sedang lemah atau sakit.
b) Melindungi tubuh dari penyakit gula. Kadar gula darah cenderung turun saat seseorang berpuasa. Hal ini memberi kesempatan pada kelenjar pankreas untuk istirahat. SepertiAnda ketahui, fungsi kelenjar ini adalah menghasilkan hormon insulin.





c) Menyehatkan sistem pencernaan. Di waktu puasa, lambung dan sistem pencernaan akan istirahat selama lebih kurang 12 sampai 14 jam, selama lebih kurang satu bulan. Jangka waktu ini cukup mengurangi beban kerja lambung untuk memroses makanan yang bertumpuk dan berlebihan.Puasa mengurangi berat badan berlebih. Puasa dapat menghilangkan lemak dan kegemukan, secara ilmiah diketahui bahwa lapar tidak disebabkan oleh kekosongan perut. Tetapi juga disebabkan oleh penurunan kadar gula dalam darah























BAB III
KESIMPULAN



1.      Puasa adalah menahan segala yang membukakan puasa sejak mulai terbit fajar hingga terbenam matahari disertai dengan niat.
2.      Hukum puasa bisa menjadi wajib, sunnah, dan makruh
3.      Syarat sah dan wajib  puasa harus dipenuhi
4.      Macam macam puasa wajib, sunah, dan makruh
5.      Puasa bukan membuat kita sakit, akan tetapi dapat menyehatkan kita.
6.      Ada keringanan bagi orang-orang yang tidak bisa melasanakan puasa karena hal-hal tertentu seperti sakit, musafir, sudah tua dan lain-lain
















DAFTAR PUSTAKA



Husein, Bahreisy.1981.Pedoman Fikih Islam.Surabaya : Al- Ikhlas.
Abdul, Hasan Halim. 2006 .Tafsir Ahkam. Jakarta : Kencana Prendala Media Grup.
Muhammad, Mughniyah Jawad .2004.  Fiqih Lima Mazhab. Jakarta : Lentera.
Ayub, Muhammad Hasan. 2001. Puasa dan itikaf. Jakarta : Bumi aksara




KATA PENGANTAR




Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-NYA kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik untuk memenuhi salah satu syarat dalam penyelesaian tugas Mata Kuliah Fiqih   pada pada Fakultas  Akhwalus syiasah dan Jinayah Syiasah  dengan judul BERIBADAH PUASA DALAM ISLAM PADA BULAN RAMADAHAN.
Shalawat dan salam penulis tidak segan-segan mengucapkan untuk Nabi yang tercinta Muhammad SAW  
            Penulis menyadari makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, baik itu bantuan moril maupun bantuan materil, sehingga penulis dapat menutupi segala kekurangan dan kesulitan yang penulis alami.   
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Demikian semoga dengan adanya penulisan makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Tasikmalaya, 20 Februari 2014

Penulis









DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ..............................................................................            i
DAFTAR ISI .............................................................................................           ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................           1
A.    Latar belakang...............................................................................           1
B.     Tujuan Penulisan...........................................................................           2
C.    Metode Penulisan...........................................................................           2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................           3 
A. Pengertian Puasa ........................................................................           3
B. Hukum Puasa ..............................................................................           3
C. Syarat Wajib Puasa ....................................................................           3
D. Rukun Puasa................................................................................           4
E. Syarat Sah Puasa.........................................................................           4
F. Sunat Berpuasa............................................................................           4
G. Hal Yang Membatalkan Puasa...................................................           4
H.  Macam-Macam Puasa................................................................           5
I. Hikmah-Hikmah Puasa................................................................           5
KESIMPULAN..........................................................................................         10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................         11



MAKALAH
BERIBADAH PUASA DALAM ISLAM PADA BULAN RAMADAHAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
 Mata Kuliah Fiqih Ibadah



DISUSUN OLEH :
Ø IMRON
Ø MUHAMMAD THARIQ AL-BANI
FAK/JUR  : AS / JS


INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG
SINGAPARNA – TASIKMALAYA
2014


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar