TOKO 0SCAR CLASSER

Kamis, 14 November 2013

resume logika toko oscar perbaiki


MAKALAH
LOGIKA

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas MataKuliah Logika

Dosen : Bpk.       Sumitra





Oleh:
Tubagus Maulana

Kelas :
PAI A/ Semester 3

INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG
FAKULTAS TARBIYYAH
TASIKMALAYA
2013

LOGIKA

A. Pengertian logika
PengertianLogika Secara etimologi, logika diturunkan dari kata sifat logike, bahasa Yunani,yang berhubungan dengan kata logos,yang artinya pikiran atau perkatan sebagaipernyataan dari pikiran. Sumber lain mengatakan logika berasal dari kata logosyang berarti perkataan atau sabda. Istilah lainnya adalah mantiq, kata Arab yangdiambil dari kata kerja nataqa yang berarti berkata atau berucap.
B. Objek Kajian Logika
 Oleh karena yang berfikir itu manusia maka objek penyelidikan logikaialah manusia itu sendiri. Tetapi manusia ini disoroti dari sudut tertentu, yaknibudinya. Begitu pula berfikir adalah obyek material logika. Berfikir di sini adalahkegiatan pikiran, akal budi manusia. Dengan berfikir manusia mengolah,mengerjakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Dengan mengolah danmengerjakannya ini terjadi dengan mempertimbangkan, menguraikan,membandingkan serta menghubungkan pengertian yang satu dengan pengertianyang lainnya.
 C.  Manfaat logika
1.      Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
2.      Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
3.      Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
4.      Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis.
5.      Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpkir, kekeliruan serta kesesatan.
6.      Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
7.      Terhindar dari klenik , gugon-tuhon ( bahasa Jawa ).
8.      Apabila sudah mampu berpikir rasional, kritis,lurus,metodis dan analitis sebagaimana tersebut pada butir pertama maka akan meningkatkan citra diri seseorang.


D. Konsep Penalaran Dan Konsep Logika
1.    Penalaran
            Penalaran merupakan suatu proses berfikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam masalah ini adalah tentang asas-asas pemikiran seperti.
a.    Principium Identitas, atau disebut dengan asas kesamaan.
b.   Principium Countradictionis. asas ini biasa di sebut dengan asas pertentangan.
c.    Principium Tertii Exclusif, yang asas ini sering disebut sebagai asas tidak adanya kemungkinan ketiga.
            Kemudian ciri-ciri penalaran menurut (Jujun.S.,2003:42) membagi dalam dua pola sebagai berikut:
a.    Adanaya suatu pola pikir yang secara luas dapat disebut logika. Maksudnya penalaran merupakan suatu proses berfikir logis dalam artian kegiatan berfikir menurut suatu pola tertentu, atau logika tertentu.
b.   Bersifat analitik dari proses berpikirnya. Artinya penalaran merupakan suatu kegiatan analisis yang memepergunakan logika ilmiah.
            Berdasarkan ciri-ciri di atas, maka dapat kita katakana bahwa tidak semua kegiatanberpikir bersifat logis dan analitik. Atau dapat disimpulkan cara berpikir yang tidak termasuk penalaran bersifat tidak logis dan tidak analitik.dengan demikian maka kita dapat membedakan secara garis besar ciri-ciri berpikir menurut penalaran dan berpikir yang bukan berdasarkan penalaran.

2.     Logika
            Logika merupakan cabang-cabang filsafat yang menyelidiki lurus tidaknya pemikiran kita. Lapangan dalam logika adalah asas-asas yang menentukan pemikiran yang lurus, tepat, dan sehat.
            Menurut (The Liang Gie.2000:21) logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari segenap asas, aturan, dan tata cara penalaran yang betul (corret reasoning), agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran, maka proses berpikir itu harus di katakana suatu cara tertentu. Dan caraa tertentu itu di sebut logika.
Dimana logika dapat didefinisikan pengkajian berpikir secara shahih.
            Ada dua macam logika diantaranya :
a.    Logika induktif
            Logika induktif yaitu penarikan kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat khusus.
b.   Logika deduktif
Logika deduktif adalah cara berpikir dimana penarikan kesimpulan yang bersifat khusus dan kasus yang bersifat umum.            
E.Teori Logika
Dalam teori logika dikenal adanya suatu pernyataan atau preposition.Preposition merupakan komponen logika dasar yang dilambangkan dengan hurufdan memiliki nilai kebenaran true atau false. Preposition dideklarasikan dengansebuah kalimat tertutup yang dalam hal ini dimaksudkan sebagai suatu pernyataanlengkap akan suatu keadaan. Dua preposition atau pernyataan ini dapatdihubungkan dengan penghubung tertentu yang menghasilkan kalimat logika. Interpretasi merupakan pemberian nilai kebenaran pada setiap pernyataanatau preposition dalam suatu kalimat logika. Sebuah kalimat logika dapat
F. Kesesatan Berfikir
Ilmu logika lahir bersamaan dengan lahirnya Filsafat Barat di Yunani. Dalam usaha untuk menyebar luaskan pemikiran-pemikirannya, para filusuf Yunani banyak yang mencoba membantah pemikirannya dengan para filusuf lainnya dengan menunjukkan kesesatan penalarannya. Sejak awal, logika telah menaruh perhatian atas kesesatan penalaran tersebut. Kesesatan penalaran ini disebut dengan kesesatan berfikir (fallacia/fallacy)
Kesesatan berfikir adalah proses penalaran atau argumentasi yang sebenarnya tidak logis, salah arah dan menyesatkan. Ini karena adanya suatu gejala berfikir yang disebabkan oleh pemaksaan prinsip-prinsip logika tanpa memperhatikan relevansinya.
Kesesatan relavansi timbul ketika seseorang menurunkan suatu kesimpulan yang tidak relevan pada premisnya atau secara logis kesimpulan tidak terkandung bahkan tidak merupakan implikasi dari premisnya.

G.     Bentuk-bentuk Kesesatan Relevansi:
1.      Argumentum ad Hominem.
Kesesatan ini terjadi jika kita berusaha agar orang lain menerima atau menolak suatu usul yang tidak berdasarkan penalaran, melainkan karena alasan yang berhubungan dengan kepentingan atau keadaan orang yang mengusulkan dan orang yang diusuli. Contoh:
Menolak land reform karena pembagian tanah itu selalu dituntut oleh orang  komunis.
Jadi, usul land reform itu perbuatan orang komunis dan perbuatan orang komunis itu jahat.
2.      Argumentum ad Veccundiam atau Argumentum Auctoritas.
Kesesatan ini sama dengan Argumentum ad Hominem, yaitu menerima atau menolak sesuatu tidak berdasarkan nilai penalarannya, akan tetapi karena orang yang mengemukakannya adalah orang yang berwibawa, dapat dipercaya dan seseorang yang ahli.
3.      Argumentum ad  Baculun.
Baculum artinya tongkat. Kesesatan ini terjadi jika penerimaan atau penolakan suatu penalaran didasarkan atas adanya ancaman hukuman, jika tidak menyetujui akan dihukum, dipenjarakan, dipukuli, bahkan dipersulit hidupnya dan diteror. Teror pada hakikatnya adalah suatu paksaaan untuk menerima suatu gagasan karena ketakutan.
4.      Argumentum ad Misericordiam.
Argumentum ad Misericordiam adalah penalaran yang ditujukan untuk menimbulkan belas kasihan agar dapat diterima. Argumen ini biasanya berhubungan dengan usaha agar suatu perbuatan dimaafkan.
Penalaran ini biasanya diungkapkan dalam pengadilan. Seperti, terdakwa mengingatkan hakim bahwa ia mempunyai anak, istri, keluarga dan yang lain-lain.
5.      Argumentum ad Populum.
Argumentum ad Populum banyak dijumpai dalam kampanye politik, seperti pidato-pidato, demonstrasi dan propaganda. Karena Argumentum ad Popolum ditujukan kepada rakyat, kepada suatu masa atau kepada halayak ramai, maka dalam Argumentum ad Populum perlu pembuktian sesuatu secara klogis tidak dipentingkan, yang diutamakan adalah menggugah perasaan masa pendengar atau membakar emosi pendengar agar menerima suatu konklusi tertentu.
6.      Kesesatan Non Causa Pro Causa.
Kesesatan Non Causa Pro Causa terjadi apabila kita menganggap sesuatu sebagai sebab, padahal sebenarnya bukan sebab atau bukan sebab yang lengkap.
7.      Kesesatan Aksidensi.
Sifat atau kondisi aksidental adalah sifat yang kebetulan, tidak harus ada dan tidak mutlak. Kesesatan aksidensi terjadi jika kita menerapkan prinsip atau pernyataan umum kepada peristiwa-peristiwa tertentu, tetapi karena keadaannya yang bersifat aksidental, maka menyebabkan penerapan itu tidak cocok. Contoh:
Makan adalah suatu perbuatan baik. Tetapi jika makan pada waktu harus     berpuasa, maka penalaran tersebut sesat karena  faktor aksidensi.
8.      Kesesatan Komposisi atau Divisi.
Kesesatan karena komposisi dan divisi terjadi ketika menyimpulkan bahwa predikat itu juga berlaku untuk kelompok kolektif seluruhnya. Maka disini penalaran kita sesat karena komposisi. Contoh:
Jika film itu bagus, belum tentu semua pemerannya bermain bagus.
9.      Petition Principia.
Petition Principia adalah kesesatan ketika membuktikan sesuatu. Penalaran yang disusun menggunakan konklusinya atau apa yang hendak kita buktikan itu sebagai premis, sudah tentu dengan kata-kata atau ungkapan yang berbeda dengan bunyi konklusinya. Contoh:
Manusia harus berlaku adil. Karena adil adalah perintah Tuhan yang tercantum dalam Kitab Suci.
Sebagai alasan (premis), dikemukakan bahwa Kitab Suci itu berisi perintah Tuhan. Disini dibuktikan bahwa perintah Tuhan itu tercantum dalam Kitab Suci karena Kitab Suci berisi perintah Tuhan.
10.  Ignoratio Elenchi.
Ignoraito Elenchi atau disebut pula kesesatan penalaran yang tidak disebabkan oleh bahasa. Kesalahan ini terjadi ketika konklusi yang diturunkan dari premis tidak relavan dengan premis itu. Contoh:
Dalam suatu pengadilan, seorang pembela dengan panjang lebar berhasil        membuktikan bahwa pembunuhan adalah  suatu perbuatan yang sangat keji dan
menarik kesimpulan bahwa terdakwa melakukan perbuatan sekeji itu.
11.  Kesesatan Karena Pertanyaan yang Kompleks.
Sebuah pertanyaan atau perintah seringkali bukan pertanyaan yang tunggal dan dapat dijawab dengan tepat dengan satu jawaban, meskipun pertanyaannya berbentuk kalimat tunggal. Contoh:
Rumah itu terdiri atas bagian-bagian apa saja?. Dapat dijawab: atap, dinding,           langit-langit, dan sebagainya.
Pertanyaan itu sebetulnya terdiri atas sejumlah pertanyaan. Demikian juga perintah untuk menyebutkan jenis-jenis kalimat dapat dijawab dengan kalimat tanya dan kalimat berita, atau kalimat pasif dan aktif, atau dengan kalimat panjang atau pendek. Kalau kita bertanya: jam berapa kamu bangun?, maka pertanyan itu tidak kompleks. Karena terdiri dari satu peretanyaan, akan tetapi pertanyaan itu mengandung sebuah pernyataan di dalamnya, yaitu “bahwa kamu tidur”. Kalau ASEAN menuntut supaya Vietnam menarik mundur tentaranya dari Kampuchea, di dalamnya terkandung  pernyataan bahwa Vietnam telah memasuki Kampuchea dengan tidak sah. Kalau perjanjian Camp David mengenai otonomi Palestina ditafsirkan berbeda oleh Mesir dan Israel, itu disebabkan karena bunyi kalimat-kalimat yang bersangkutan mengandung makna yang kompleks, sehingga Negara yang satu dapat menunjuk makna Negara lainnya. Biasanya suatu persetujuan diplomatik memang mengandung makna majemuk yang kelak dapat ditafsirkan menurut situasinya.
12.  Argumentum ad Ignoratiam.
Kesesatan ini terjadi pada hal-hal yang berkaitan erat dengan sesuatu yang tidak terbuktikan. Seperti: gejala psikis, telepati dan semacamnya. Hal itu sulit di buktikan baik oleh pendukung maupun penentangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar