TOKO 0SCAR CLASSER

Jumat, 13 Desember 2013

dengan disiplin kerja yang baik akan meningkatkan kinerja para karyawan yang akan membawa perusahaan lebih baik.

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Kondisi tenaga kerja Indonesia saat ini kurang begitu menggembirakan. Data BPS tahun 2010 dalam (http://tyaset4.blog.com/2010/02/15/), tenaga kerja Indonesia menurut golongan usia dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan diperoleh 6,664 persen (729.858) tidak sekolah, 12,460persen (1.364.605) tidak tamat sekolah, 28,168 persen (3.048.859) Sekolah Dasar,13, 874 persen (1.519.436) Sekolah Menengah Pertama, 30,259 persen (3.313.510) Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, 4,153 persen (454.841) Diploma dan 4,423 persen (484.374) Universitas. Melihat kenyataan tersebut, kondisi tenaga kerja perlu mendapat perhatian lebih dalam era PJP II ini.
Pada pembangunan jangka panjang kedua disebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi harus didukung oleh produktivitas dan efisiensi sumber daya manusia yang berkualitas (GBHN, 1993). Untuk mencapai sasaran itu diperlukan usaha mengembangkan kemampuan individu yang berkesinambungan dan memenuhi syarat-syarat sebagai seorang tenaga kerja yang berkualitas. Sunardi (1992) menyatakan syarat seorang calon tenaga kerja yang baik antara lain yaitu memiliki pengetahuan luas, ketrampilan yang memadai, mampu berkomunikasi secara lisan maupun tertulis dengan baik, memiliki motivasi yang kuat, mau bekerja keras, serta mampu bekerja secara cermat dan tepat. Tenaga kerja Indonesia perlu dibenahi karena ada lima sikap mental yang tidak mendukung peningkatan produktivitas yaitu : (a) Kurang disiplin, (b) kurang kreatif, (c) kurang inovatif, (d) kurang motivasi, (e) kurang dinamis dalam melaksanakan pekerjaan (Batubara, 1988). Pembinaan dan pengembangan tenaga kerja, mulai tampak dilakukan baik pada sektor pemerintahaan maupun sektor swasta.
Di pihak pemerintah, pembenahan tenaga kerja dilakukan dalam wujud peningkatan efisiensi dan produktifitas kerja aparat-aparatnya mulai dari pegawai eselon tingkat bawah sampai kepada pegawai eselon tingkat atas. Kemudian di pihak swasta, setiap perusahaan mulai merencanakan dan melebihkan perhatiannya pada program HRD atau Human Resource Development. Wujud HRD dalam perusahaan nampak pada proses rekruitmen dan seleksi yang kian ketat, serta juga gencarnya training-training yang dilakukan.
Salah satu konsekuensi dalam penggunaan pendekatan ketenagakerjaan dalam proses pembangunan nasional adalah pengembangan kemampuan para tenaga kerja. Usaha membangun dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh individu itu bisa diwujudkan dengan meningkatkan pendidikan dan pelatihan serta dengan memberinya kepercayaan untuk ikut memecahkan persoalan dan memperbaiki lingkungan dan iklim kerja (Ravianto, 1985). Potensi dan kemampuan tenaga kerja perlu dikembangkan terus menerus, sehingga daya guna dapat semakin meningkat dan individu tidak saja dilihat sebagai mahluk yang berkebutuhan sandang-pangan-papan, keamanan, sosial, dan penghargaan, tetapi juga sebagai mahkluk yang berkebutuhan untuk mengaktualisasikan dirinya. Munandar, (25:1988).
Dunia industri dan bisnis merupakan dunia yang bersifat kompetitif. Dikatakan demikian karena setiap perusahaan berorientasi pada laba atau profit oriented. Untuk mendapatkan laba komersial tentunya setiap perusahaan (organisasi) berusaha keras merebut pangsa pasar yang menjadi sasaran produknya. Padahal kondisi pasar sekarang sudah mulai ketat, sebab telah dimasuki oleh banyak perusahaan yang tumbuh dengan produk sejenis. Akibatnya, kompetisi bisnis saat ini kian bertambah ketat.
Soejatmiko (1990) menekankan bahwa hal yang penting dalam dunia yang terus berubah dan sangat kompetitif ini adalah kemampuan untuk kreatif terhadap tantangan baru, bersama dengan suatu kemampuan mengantisipasi perkembangan dan inovatif.
Dalam era globalisasi ini, kemajuan di segala bidang serta arus informasi yang demikian pesat menuntut pengembangan kemampuan kerja individu secara maksimal. Pengembangan kemampuan kerja individu ini dimaksudkan untuk membentuk atau menggali seluruh kemampuan yang dimiliki oleh individu. Sehingga diharapkan individu mampu menjawab tantangan jaman. Individu dituntut untuk senantiasa menyesuaikan diri, mampu bergerak dengan cepat, serta dituntut untuk lebih mampu mencari alternatif baru dalam mencari pemecahan masalah yang dihadapi.
Selanjutnya berbicara mengenai ketenagakerjaan, dengan sendirinya terkait dengan pembicaraan mengenai keseluruhan aspek psikis, terutama soal kepribadian. Bila dikaji secara lebih mendalam, ternyata aspek kepribadian ini merupakan faktor yang paling essensial dalam hal peningkatan tenaga kerja. Betapa hebatnya kualitas kepribadian pekerja-pekerja Jepang, negara ini miskin sumber daya alam, tetapi kaya akan kreativitas, inovasi, dan kesungguhan untuk maju, sehingga mampu mensejajarkan diri dengan negara-negara maju, Amerika Serikat dan Eropa, serta bahkan mampu mengunggulinya (Gellerman, 1983), terutama dalam soal perdagangan produk otomotif, robot dan “microchip”. Pekerja-pekerja Jepang merupakan tangki berbagai ide, yang menawarkan berjuta-juta gagasan untuk memperoleh mutu terbaik dalam setiap tindakan dan hasil kerja mereka, usaha ini tentu saja memerlukan pemunculan potensi kreatif setiap karyawan (Barra, 1986).
Marbun (1985) menyatakan berkat pendidikan yang teratur, berencana dan konsekuen, maka manusia Jepang menjadi tenaga kerja yang terbaik di dunia, dimana orang Jepang tidak cepat puas dalam arti selalu mencari kemungkinankemungkinan perbaikan atau suatu gerakan dinamis yang tidak ada dan tidak pernah ada selesai-selesainya.
Kualitas pribadi pekerja Jepang nampak pada kedisiplinan, keuletan dan yang tidak kalah pentingnya adalah kreativitas pekerjanya. Oleh sebab kreativitas pekerjanya, mereka dapat menghasilkan temuan-temuan baru dalam hal teknologi, antara lain produk otomotif dan elektronika, serta juga produk softwarenya. Kreativitas tidak lain adalah suatu usaha setiap karyawan untuk mengindentifikasi masalah, berpikir dan menggunakan kebijakan yang ada pada diri mereka. Proses kreativitas terlibat secara efektif, baik dalam kualitas maupun kuantitas (Juse, 1983). Kreativitas merupakan potensi yang dimiliki oleh para tenaga kerja yang sangat penting dan harus dibina serta dikembangkan pada diri setiap pekerja.
Kreativitas pekerja akan sangat menunjang produktivitas kerja, dan secara keseluruhan akan meningkatkan performance kerja atau kinerja suatu perusahaan, sehingga efisiensi serta efektivitas kerja perusahaan akan tercapai. Individu yang kreatif adalah individu yang penuh dengan keterbukaan terhadap segala sumber yang dimilikinya, mempermainkan dan mengolah sumber tersebut untuk mencari alternatif. Karena itu terkadang akan terasa sulit bagi orang lain untuk menarik kesimpulan apakah individu kreatif tersebut sedang bersungguhsungguh atau tidak, dalam perilaku mereka (Anastasi, 1982). Guildford (1971) berpendapat bahwa kreativitas merupakan suatu kemampuan berpikir divergen atau pemikiran dalam menjajaki bermacam-macam alternatif jawaban terhadap suatu persoalan, yang sama benarnya. Selanjutnya Guilford (1971) mengemukakan faktor penting yang merupakan sifat dari kemampuan kreatif yaitu : fluency, flexibility, originality dan elaboration. Pada dasarnya, setiap individu mempunyai potensi untuk menjadi kreatif, tetapi potensi tersebut tidak akan berkembang dengan baik apabila individu tidak menjumpai lingkungan yang memacu sejak awal (Amien, 1983).
Lingkungan yang memberikan kebebasan dalam berpikir dan bertindak (Noerhadi, 1980) serta mampu menciptakan kondisi keamanan dan kebebasan secara psikologis merupakan salah satu peluang yang memungkinkan timbulnya kreativitas (Rogers dalam Munandar, 1985). Namun demikian, terdapat faktor internal yang penting yang kemungkinan dapat menghambat kreativitas pekerja, yaitu faktor self-control (kontrol diri) yang sudah barang tentu dimiliki oleh setiap pekerja. Budaya ketimuran yang terinternalisasi dalam setiap pekerja akan bisa memperlambat usaha pembinaan kreativitas pekerja. Budaya timur tersebut memiliki kaitan dengan kontrol diri.
Dari organisasi/instansi sendiri juga berperan dalam mengelola karyawan agar mematuhi segala peraturan, norma yang telah ditetapkan oleh organisasi sehingga para karyawan bekerja dengan disiplin dan efektif. Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang dalam mentaati semua peraturan organisasi dan norma sosial yang berlaku. (Hasibuan, 2001:193).
Selain itu, berbagai aturan/norma yang ditetapkan oleh suatu lembaga memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan kedisiplinan agar para pegawai/ karyawan dapat mematuhi dan melaksanakan peraturan tersebut. Aturan /norma itu biasanya diikuti sanksi yang diberikan bila terjadi pelanggaran. Sanksi tersebut bisa berupa teguran baik lisan/tertulis, skorsing, penurunan pangkat bahkan sampai pemecatan kerja tergantung dari besarnya pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai/ karyawan.
Hal itu dimaksudkan agar para pegawai bekerja dengan disiplin dan bertanggungjawab atas pekerjaannya. Ukuran yang dipakai dalam menilai apakah pegawai tersebut disiplin atau tidak, dapat terlihat dari ketepatan waktu kerja, etika berpakaian, serta penggunaan fasilitas/sarana kantor secara efektif dan efisien. (Lateiner dan Levine, terjemah Soejono, 1997 : 60).
Dalam hal ini secara tidak langsung dengan adanya disiplin kerja yang baik dan kreativitas kerja yang tinggi akan dapat meningkatkan tingkat pendapatan karyawan setempat, dengan demikian setiap karyawan dituntut harus memiliki disiplin kerja yang tinggi dan kreatifitas kerja karna dapat meningkatkan tingkat pendapatan para karyawan, selain itu juga dengan disiplin kerja yang baik akan meningkatkan kinerja para karyawan yang akan membawa perusahaan lebih baik.


B.     SEJARAH TOKO OSCAR
Toko Oscar  adalah sebuah perusahaan yang terletak di Jalan Muktamar Depan Kampus Pendidikan PonPes Cipasung Singaparna Tasikmalaya Sejarah Toko Oscar Toko Oscar didirikan pada tanggal 03- 06 2008 merupakan salah satu perusahaan Retail di Jalan Muktamar depan Kampus pendidikan Cipasung Singaparna Tasikmalaya Sepanjang perjalanannya, Toko Oscar menunjukkan pertumbuhan yang berkesinambungan. Premi bruto dan total asset Perusahaan secara konsisten meningkat dari tahun ke tahun, termasuk di tahun-tahun dimana terjadi goncangan ekonomi global. Sebagai Perusahaan Retail dari sisi ekonomi telah membuktikan komitmen pelayanan kepada para Pelanggannya melalui pelayanan yang lebih baik yang cepat dan murah untuk berbagai produk yang dipasarkannya. Selain itu Perusahaan juga memberikan kemudahan bagi para Pelanggan, rekanan dan partner/agen untuk mengakses segala hal yang berhubungan dengan Perdagangan melalui Customer Care, dan lain2. Dari sisi produk Toko Oscar memiliki banyak variasi produk untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dan diri Pelanggan baik Pelanggan individu maupun Pelanggan perusahaan. Selain produk konvensional yang telah ada seperti Asuransi Kecelakaan ,   Selain inovasi produk, layanan yang memuaskan dengan dukungan inovasi pada teknologi informasi, dukungan perusahaan juga merupakan faktor penting terwujudnya komitmen perusahaan dalam memberikan kepuasan kepada Pelanggan selama ini. Pada tahun 2010 toko Oscar membuka pelayanan dalam bidang Komputer dan Telekomunikasi diantaranya adalah Warnet dan Penjualan Komputer serta aksesorisnya..Dengan Nama Oscar_net. Dengan adanya kemajuan pendidikan maka Oscar_Net menerima siswa –siswi dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan dari berbagai sekolah khususnya dalam bidang Komputer, dengan adanya kegiatan tersebut disambut baik oleh berbagai sekolah khususnya sekolah yang bersangkutan. Demi Pelayanan yang lebih baik Pada Tahun 2011 Toko Oscar juga membuka layanan pembayaran publik khususnya seperti pembayaran listrik, Telpon dan lain lain layanan ini bekerja dengan perusahaan perbankan, dan pada tahun 2012 Toko Oscar juga membuka Pelayanan Tarik Tunai sehingga hal ini dapat memudahkan pelanggan untuk lebih baik juga.
Untuk mengetahui tingkat pendapatan karyawan Toko Oscar / Oscar_Net  maka penulis memberikan data kreteria tingkat pendapatan keryawan  Toko Oscar / Oscar_Net  tahun 2013
Tabel 1. Kreteria tingkat pendapatan karyawan  Toko Oscar / Oscar_Net  tahun 2013
 No.
Tingkat pendapatan perbulan
Kreteria
Jumlah Karyawan
Persentase
  1.  
  2.  
Rp. 1.500.000- Rp. 2.000.000
Rp. 1.000.000- Rp. 1.499.000
Rp.  700.000 – Rp. 999.000
Tinggi
Sedang
Rendah
2
-
4
22,23
33,33
44,44
Jumlah
27
100
Sumber:  Toko Oscar / Oscar_Net  

 B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka penulis menemukan permasalahan yaitu masih rendahnya tingkat pendapatan karyawan  Toko Oscar / Oscar_Net  Tahun 2013 maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
  1. Apakah ada pengaruh antara disiplin kerja terhadap tingkat pendaptan pada  Toko Oscar / Oscar_Net  Tahun 2013
  2. Apakah ada pengaruh antara kreatifitas kerja terhadap tingkat pendapatan karyawan  Toko Oscar / Oscar_Net  Tahun 2013
  3. Apakah ada pengaruh yang positip antara disiplin kerja dan kreatifitas kerja terhadap tingkat pendaptan karyawan pada  Toko Oscar / Oscar_Net  Tahun 2013



C.  Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
  1. Untuk mengetahui pengaruh antara disiplin kerja terhadap tingkat pendapatan karyawan  Toko Oscar / Oscar_Net  Tahun 2013
  2. Untuk mengetahui pengaruh antara kreatifitas kerja terhadap tingkat pendapatan karyawan  Toko Oscar / Oscar_Net  Tahun 2013
  3. Untuk mengetahui pengaruh antara disiplin kerja dan kreatifitas kerja terhadap tingkat pendapatan karyawan  Toko Oscar / Oscar_Net  Tahun 2013

D.  Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian yang penulis ajukan adalah:
  1. Dengan mengetahui pengaruh antara disiplin kerja dengan tingakt pendapatan karyawan pada   dapat menambah wawasan dan memperluas pengetahuan bagi penulis dan pimpinan perusahaan dalam meningkatkan kinerja para karyawan.
  2. Dengan mengetahui Pengaruh antara kreatifitas kerja terhadap tingakt pendapatan karyawan pada  Toko Oscar / Oscar_Net  Tahun 2013. dapat menambah wawasan para karyawan dan meningkatkan kinerja serta tingkat pendapatan karyawan..
  3. Dengan mengetahui Pengaruh antara disiplin kerja dan kreatifitas kerja terhadap tingkat pendapatan pada  Toko Oscar / Oscar_Net  Tahun 2013. dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis serta mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah didapat dibangku kuliah.

E. Asumsi Penelitian
Disiplin kerja adalah sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku seseorang, kelompok masyarakat berupa ketaatan (obedience) terhadap peraturan, norma yang berlaku dalam masyrarakat. Jadi disiplin merupakan sikap yang dimiliki oleh setiap individu, sedangkan sikap tersebut berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya sehingga dengan adanya disiplin kerja yang baik secara tidak langsung akan meningkatkan kinerja atau prestasi kerja pada diri karyawan.
kreativitas merupakan kemampuan berpikir divergen atau pemikiran menjajaki bermacam-macam alternatif jawaban terhadap suatu persoalan, yang sama benarnya, dengan adanya kreativitas yang tinggi pada diri seorang karyawan maka karyawan tersebut akan mampu mencari solusi atau pemecahan permasalahan yang dihadapi para karyawan,
Tingkat pendapatan adalah hasil yang dicapai sebagai imbalan jasa yang dilakukan dunia usaha”. Jelas bahwa pendapatan adalah hasil yang dicapai dari berbagai usaha yang berupa jasa atau sebagai hasil yang dilaksanakan dalam transaksi. Tingkat pendapatan setiap individu saling berbeda hal tersebut diakibatkan oleh adanya faktor-faktor internal diantaranya adalah disiplin kerja, motivasi kerja dan kreatifitas kerja karyawan.
Jadi dari uraian penjelasan singkat diatas dapat kita perjelas bahwa antara kedua faktor internal yaitu disiplin kerja dan kreatifitas kerja akan meningkatkan kinerja para karyawan serta sangat mempengaruhi tingkat pendapatan setiap karyawan.
F.   Ruang Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini tidak menyimpang jauh dari permasalahan yang diteliti dan untuk menghindari penafsiran yang salah, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian adapun ruang lingkup penelitian ini adalah
  1. Objek penelitian yaitu
    1. Disiplin Kerja (X1)
    2. Kreatifitas kerja (X2)
    3. Tingkat Pendapatan Karyawan (Y)
    4. Subjek penelitian yaitu karyawan  Toko Oscar / Oscar_Net  
    5. Sifat penelitian yaitu pengaruh
    6. Lokasi penelitian yaitu Depan Kampus Pendidikan Cipasung Singaparna
    7. Waktu penelitian tahun 2013.

G.  Definisi Operasional Variabel
Adapun variabel yang akan diteliti dan didefinisikan secara optimal  adalah sebagai berikut:
  1. Disiplin Kerja Karyawan
Disiplin kerja adalah sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku seseorang, kelompok masyarakat berupa ketaatan (obedience) terhadap peraturan, norma yang berlaku. Dengan adanya sikap disiplin seorang individu akan meningkatkan kinerja dengan mengikuti setiap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dalam organisasi usaha guna meningkatkan prestasi kerja dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.      Kreatifitas Kerja
kreativitas merupakan kemampuan berpikir divergen atau pemikiran menjajaki bermacam-macam alternatif jawaban terhadap suatu persoalan, yang sama benarnya, dengan adanya kreatifitas kerja yang melekat pada diri seseorang karyawan maka akan mampu meningkatkan kinerja lebih cepat karena mampu berfikir mencari alternative atau solusi dalam menghadapi permasalahan yang dihadapinya.
3.      Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan adalah hasil yang dicapai sebagai imbalan jasa yang dilakukan dunia usaha. Jelas bahwa tingkat pendapatan adalah hasil yang dicapai dari berbagai usaha yang berupa jasa atau sebagai hasil yang dilaksanakan dalam transaksi. Dengan adanya pendapatan yang selalu diharapkan olah semua orang. Maka akan meningkatkan taraf hidip dan perkembangan ekonomi.
SUMBER : tokooscar.blogspot.com

Tasikmalaya Desember 2013


Toko Oscar / Oscar _Net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar